Food For Thought: Yesus sang tabib yang unik

Mengenang sang Tabib

P. John SDBKetika masih bertugas di daerah, saya sering melihat para dukun mengobati pasiennya dengan cara tradisional. Biasanya sang dukun memakan akar, kulit pohon atau dedaunan dan dengan air liurnya mengobati pasiennya. Orang yang jatuh dan mengalami patah tulang misalnya, selalu mendapat pengobatan tradisional seperti itu. Pada saat itu orang belum memikirkan penyakit menular lewat air liur. Orang menerima apa adanya dengan berbagai konsekuensi penularan penyakit tertentu.

Tuhan Yesus di dalam Injil hari ini melakukan pengobatan tradisional kepada seorang tuli dan gagap. Pada waktu itu, Yesus memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu (Mrk 7:33). Dari aspek higenisnya, cara pengobatan yang dilakukan Tuhan Yesus memang tidak sehat. Para tenaga medis sekarang harus menggunakan pelindung tangan untuk merawat telinga pasien. Para tenaga medis menggunakan pelindung tangan untuk memegang lidah dan isi mulut pasien. Hanya Tuhan Yesus saja yang bisa memasukkan tangannya ke dalam telinga orang tuli, dan menyentuh lidah dengan bekas air liur di tangan-Nya. Orang itu sembuh. Tuhan Yesus memang tabib sempurna!

Pada saat dibaptis, kita mendapat pelayanan istimewa dari para pelayan Tuhan. Kita mendapat jamahan dari Tuhan Yesus menyentuh telinga dan bibir. Harapan kita adalah supaya Tuhan juga membuka telinga kita untuk mendengar Sabda-Nya dan mulut untuk mewartakan Sabda-Nya. Sebelum Yesus menyentuh tubuh orang tuli dan gagap itu, Ia memandang ke langit dan berteriak dengan suara nyaring: “Ephphatha!” yang berarti Terbukalah! Tuhan selalu berkeliling untuk mengobati telinga kita yang sengaja menjadi tuli. Mengobati mulut kita yang sering mengeluarkan kata-kata kasar, cacian dan kutukan. Mari kita menggunakan tangan dan mulut untuk kebaikan bersama.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply