Homili 14 Mei 2016

Pesta St. Matias, Rasul
Kis 1:15-17.20-26
Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8.
Yoh 15:9-17

Bersaksi tentang Kebangkitan Yesus

imageAda seorang umat yang sempat bertamu ke pastoran di parokinya. Pastor paroki dengan ramah menerimanya dan menunjukkan suasana pastoran. Maklumi, ia baru pertama kali masuk ke dalam pastoran sehingga kelihatannya agak gugup. Setelah melihat semua tempat di dalam pastoran maka ia di antar ke ruangan terakhir yakni ruang makan. Ia duduk dan bersantap bersama komunitas pastoran. Ia kembali ke rumahnya dengan sebuah pengalaman baru. Apa yang didengarnya tentang komunitas pastoran ternyata berbeda dengan apa yang dirasakannya selama beberapa jam di pastoran. Ia mendengar bahwa di pastoran para romonya sibuk dengan dunia masing-masing dan hampir tidak punya waktu untuk menerima uat, apalagi wong cilik seperti dia. Namun ia mengaku merasakan kehadiran Tuhan Yesus yang bangkit mulia di dalam komuntitas pastoran. Para romo ternyata bekerja sama sebagai saudara. Mereka melakukan pemberdayaan terhadap umat basis. Dengan demikian para romo di pastoran memberi kesaksikan iman mereka bukan saja dengan perkataan melainkan juga dengan perbuatan yang konkret.

Pada hari ini kita merayakan pesta St. Matias. Matias adalah salah seorang yang sejak semula mengikuti Yesus. Sejarahwan Eusebius dari Caesarea mengatakan bahwa Matias adalah salah seorang yang diutus dalam kelompok tujuh puluh (Luk 10:1). Mereka diutus pergi berdua-dua untuk mendahului Tuhan Yesus ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

St. Lukas dalam Kisah Para Rasul, mengisahkan bahwa Tuhan Yesus sudah naik ke surga dan mengutus Roh Kudus-Nya pada hari raya Pentekosta. Para rasul mendapat kekuatan yang luar biasa untuk mewartakan Kebangkitan Yesus Kristus. Ini juga menjadi kesempatan bagi para rasul untuk berani memberi kesaksian kepada segala bangsa bahwa Yesus pernah hidup dan ada di atas dunia. Namun Dia telah menderita, wafat dan bangkit untuk keselamatan umat manusia. Dengan keberanian untuk mewartakan Kerajaan Allah maka banyak orang Yahudi bertobat dan percaya kepada Yesus. Mereka nantinya membentuk komunitas Gereja perdana.

Pada suatu kesempatan Petrus sebagai kepala dari para Rasul berdiri di tengah-tengah seratus dua puluh orang saudara dan mengatakan niatnya untuk mengganti lowongan jabatan rasul yang ditinggalkan Yudas Iskariot, setelah mengkhianati Yesus. Mereka harus membuang undi untuk memilih salah seorang di antara mereka. Orang itu akan ditambahkan ke dalam kelompok rasul yang saat itu berjumlah sebelas orang. Syarat calonnya juga disampaikan dengan jelas yakni orang itu sudah senantiasa datang dan berkumpul dengan para rasul bersama Yesus, mulai dari pewartaan Yohanes Pembaptis sampai saat Yesus diangkat ke surga. Dengan demikian dia nantinya juga bertugas untuk mewartakan kebangkitan Kristus.

Proses pemilihan berjalan seperti biasa. Yusuf alias Barsabas alias Yustus dan Matias adalah dua nama yang diusulkan. Komunitas ini membuat discernment dalam roh sambil berdoa: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini untuk menerima jabatan pelayanan yaitu kerasulan yang ditinggalkan oleh Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” (Kis 1:24-25). Undian berjalan dengan lancar dan yang terpilih adalah Matias. Namanya lalu ditambahkan dalam bilangan para rasul.

Pilihan para rasul adalah Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot. Hal ini bukan semata-mata rencana dan pilihan manusiawi. Ini sungguh-sungguh rencana dan kuasa Tuhann Yesus. Kita semua mengingat perkataan Tuhan Yesus: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.” (Yoh 15:9-17).

Seorang Rasul adalah pilihan Tuhan dan siap untuk diutus. Tugas pokok seorang rasul saat itu adalah ikut mewartakan kebangkitan Kristus. Seorang rasul bisa mewartakan kebangkitan Kristus, kalau ia benar-benar mengasihi Yesus Kristus. Mengasihi Yesus berarti mendengar dan melakukan segala perintah-Nya. Mentaati dan mengikuti perintah Tuhan adalah kunci keberhasilan seorang Rasul.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply