Homili 3 Januari 2018 (Injil untuk Fresh Juice)

Hari Rabu, Masa Natal
1Yoh. 2:29-3:6
Mzm. 98:1,3cd-4,5-6
Yoh. 1:29-34

Bersaksilah…

Saudari dan saudara pendengar setia Fresh Juice yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Pertama-tama saya mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru. Semoga Tuhan memberkati kita semua di tahun yang baru ini, dan berani bersaksi tentang Tuhan Yesus yang lahir bagi kita dan kita kasihi kepada sesama yang lain di sekitar kita. Sebab itu saya memberi judul renungan pada hari ini: Bersaksilah. Kita bersaksi tentang Tuhan Yesus yang lahir, bertumbuh menjadi dewasa, mewartakan Injil dan menyelamatkan kita semua. Semua proses kehidupan Yesus ini haruslah menjadi bagian penting dalam kesaksian iman kita.

Saya mengingat Paus Fransiskus. Dalam misa penutupan pertemuan kaum muda se dunia di Rio de Janeiro pada pertengahan tahun 2013 yang lalu, beliau mengatakan kepada kaum muda di seluruh dunia: ”Tuhan Yesus memanggilmu untuk menjadi pewarta! Camkanlah! Tuhan Yesus tidak mengatakan: ‘Jika kamu ingin – atau – jika kamu punya waktu,’ tapi: ‘Lakukanlah‘“ Menjadi pewarta Tuhan Yesus Kristus dan Injil-Nya masa kini berarti berani memberi kesaksian tentang Dia yang kita kenal, kita imani dan kita kasihi. Kita tidak mungkin memberi kesaksian palsu tentang Yesus Kristus. Kita memberi kesaksian tentang apa yang kita alami bersama Tuhan Yesus Kristus.

St. Paulus dan rekan-rekannya memiliki pengalaman indah bersama Yesus dan berusaha untuk mewartakan kesaksian iman mereka begini: “Sebab kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan untuk mereka.” (2Kor 5:14-15). Pengalaman akan kasih Kristus tidak harus menjadi milik kita, tetapi kita berusaha untuk mewartakannya sebagai wujud kesaksian kita kepada sesama manusia. Iman akan kelahiran Yesus Kristus patut diwartakan kepada semua orang supaya mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Pada hari ini kita berjumpa dengan figur Yohanes Pembaptis dalam Injil Yohanes. Dikisahkan bahwa pada waktu itu ia sedang membaptis orang dengan air, untuk menyiapkan kedatangan Mesias yang sedang berada di tengah-tengah mereka. Pada saat melihat Yesus datang kepadanya, ia menarik perhatian para muridnya dan juga orang-orang yang ada bersamanya dengan kesaksiannya ini: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” (Yoh 1:29-31).

Yohanes mengenal Yesus, benar-benar Anak Allah dan benar-benar manusia. Ia melihat keilahian Yesus laksana Anak Domba Allah yang akan menyelamatkan, kurban pelunas dosa dunia. Semua orang yang mendengar kesaksian Yohanes ini belum lupa tentang kurban Anak Domba pada malam Paskah dalam dunia perjanjian Lama. Yesus lahir ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Kelahiran Yesus dipersiapkan dengan matang dalam sejarah keselamatan. Yohanes Pemandi adalah figur terakhir yang memberi kesaksian tentang pribadi Yesus sebagai Mesias. Yohanes bersaksi dan mewartakan Yesus yang sebelumnya ia tidak mengenal-Nya, namun kemudian mengenal-Nya sebagai Penebus, sang Anak Domba Allah.

Kesaksian kedua dari pihak Yohanes Pemandi terungkap dalam perkataannya ini: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yoh 1:32-34). Intinya adalah Yesus adalah Anak Allah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Ia tidak sama dengan Yohanes yang membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi dengan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera untuk menyelamatkan manusia.

Berani bersaksi berarti berani memberikan segalanya bagi Tuhan Yesus Kristus. Artinya saksi Kristus sejati itu merupakan bentuk kemartiran. Yohanes Pembaptis bersaksi tentang kasih Kristus. Ia memperjuangkan kebenaran dan keadilan hingga menjadi martir yang menumpahkan darahnya. Kita bersaksi tentang kasih Kristus dalam hidup kita, tidak harus dengan menumpahkan darah, tetapi dengan hidup sebagai pengikut Kristus yang terbaik. Jadilah orang yang terbaik yang selalu berbuat baik. Ini adalah wujud kesaksian sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti Yohanes Pembaptis, kita berusaha supaya bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus dari apa yang kita hayati dalam saat-saat kehidupan bukan bersaksi tentang apa yang kita ketahui tentang Yesus Kristus. Bersaksilah terus, jangan pernah menyerah!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply