Homili 7 Maret 2018 (Injil Untuk Daily Fresh Juice).

Hari Rabu, Pekan Prapaskah III
Perpetua dan Felisitas
Ul. 4:1,5-9
Mzm. 147:12-13,15-16,19-20
Mat. 5:17-19

Dialah yang menggenapinya!

Pada suatu hari saya mengunjungi sebuah keluarga. Sambil menunggu di ruang tamu, saya memperhatikan semua lukisan yang sudah dibingkai dan digantung di dinding ruang tamu. Ada sebuah lukisan yang menarik perhatian saya yakni Tuhan Yesus bersama para murid dan orang banyak sedang berada di atas sebuah bukit. Mungkin pelukisnya bermaksud melukis bukit Sabda Bahagia di Galilea, tetapi tidak kelihatan danau Galilea. Pada bagian bawah lukisan itu terdapat sebuah tulisan berbunyi: “Ia datang untuk menggenapi segalanya”. Saya merasa bahagia ketika membaca tulisan ini dan coba membayangkan kembali suasana saat Tuhan Yesus hadir bersama para murid dan orang kebanyakan di atas bukit di mana Ia mengucapkan Sabda Bahagia-Nya. Tentu saja suasananya saat itu sangat nyaman dan amat membahagiakan sebab Tuhan Yesus menyapa semua orang yang datang kepada-Nya “berbahagialah”. Namun demikian fokus utamanya adalah pada kasih dan keadilan. Ia menunjukkan wajah Allah sebagai kasih.

Pada hari kita mendengar sebuah kisah Injil yang sangat menarik perhatian kita. Tuhan Yesus berada di atas Bukit Sabda Bahagia di Galilea. Ketika itu, Ia barusan menyapa semua orang yang datang kepada-Nya “berbahagialah”. Selanjutnya Ia berkata: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Perkataan Yesus ini tentu mengherankan para murid-Nya saat itu sebab banyak di antara mereka masih berpegang teguh pada hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi. Bahkan pada masa Gereja purba juga masih ada debat sengit di antara anggota jemaat, tentang apakah mereka tetap berpegang teguh pada Hukum Taurat atau tidak.Tuhan Yesus mengantisipasi perdebatan di masa Gereja purba ini dengan menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab Para Nabi melainkan untuk menggenapinya.

Apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan kata “menggenapi”? Kata menggenapi tidaklah merujuk pada kehadiran Yesus di dunia untuk mengobservasi atau untuk melengkapi. Yesus tidak datang hanya untuk meyempurnakan hukum Taurat dan Kitab Para Nabi, melainkan untuk memaknai secara lebih mendalam lagi hukum kasih dan keadilan. Tuhan Yesus menghadirkan Kerajaan Allah sekaligus menunjukkan wajah Allah yang penuh dengan kerahiman. Seorang Allah yang penuh kasih dan keadilan bagi semua orang. Semua rencana Allah Bapa untuk menyelamatkan semua orang menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. Yesus memberi makna yang lebih mendalam Kitab Taurat dan para nabi dalam kasih dan keadilan.

Selanjutnya, Tuhan Yesus bahkan mengafirmasikan lebih mendalam lagi Kitab Taurat. Hukum Taurat digenapi Yesus melalui hukum cinta kasih sebagai hukum pertama dan terutama. Tuhan Yesus berkata: “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Iota adalah huruf terkecil dalam alfabet bahasa Yunani dan juga sebuah tanda kecil dalam bahasa Ibrani. Artinya semua yang ada dalam hukum Taurat pasti digenapi dengan sebuah visi yangh baru yaitu dalam kasih dan keadilan.

Hal lain yang ditekankan Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini adalah hukum Taurat berkaitan dengan kehendak Tuhan. Seorang pengikut Kristus yang setia menunjukkan dirinya sebagai orang yang taat pada kehendak Allah. Tuhan Yesus sendiri menggenapinya dengan cara melakukan kehendak Bapa di surga. Yesus tidak hanya berkata tentang kehendak Allah, Ia juga melakukannya secara sempurna di dalam hidup-Nya.

Apa yang harus kita lakukan?

Pada hari ini Tuhan Yesus menghendaki agar kita juga menunjukkan wajah Allah Bapa yang Maharahim kepada sesama kita. Kita tidak terjebak dalam sikap legaslistis tetapi semakin berusaha untuk memperjuangkan kasih dan keadilan di dunia ini. Kerajaan Allah menjadi nyata dan sempurna dalam kasih dan keadilan. Dalam masa prapaskah ini marilah kita berusaha untuk saling mengasihi karena Allah yang kita imani lebih dahulu mengasihi kita.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, kami berterima kasih kepada-Mu karena Engkau mengingatkan kami untuk menegakkan kasih dan keadilan di bumi ini. Mampukan kami untuk mengasihi seperti Engkau sendiri, bersikap adil kepada sesama seperti Engkau sendiri lakukan bagi kami. Semoga semuanya digenapi di dalam diri kami. Santa Perpetua dan Felisitas, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply