Homili 8 Maret 2018

Hari Kamis, Pekan Prapaskah III
Yer 7:23-28
Mzm 95: 1-2. 6-7.8-9
Luk 11:14-23
Budaya Mendengar!
Ada seorang ibu yang merasa heran karena melihat perubahan perilaku drastis dalam diri anaknya. Sebelumnya anaknya itu penurut tetapi sekarang sudah berubah. Dia mengatakan bahwa rupa-rupanya kids zaman now tidak lagi menggunkan telinganya untuk mendengar. Ketika orang tua berbicara, mereka juga ikut berbicara. Maka mulailah terjadi perselisihan antara anak-anak zmaan now dan orangtuanya. Ibu itu mengusulkan agar para kids zaman now perlu membangun suatu budaya atau suatu habitus baru untuk mendengar lebih banyak dan berbicara lebih sedikit. Saya mendengar dengan penuh perhatian semua suka dan duka ibu itu dan membayangkan bahwa dia bukanlah satu-satunya ibu yang mengalami kesulitan dalammembangun relasi dengan anaknya. Saya yakin bahwa banyak orang tua zaman now yang mengalami kesulitan yang sama.
Budaya mendengar dengan baik memang masih harus dimiliki oleh setiap orang, dalam keluarga, lingkungan hidup dan masyarakat kita. Ketika kita dapat mendengar dengan baik maka dengan sendirinya kita juga dapat menjadi pribadi yang taat dan mampu mengasihi. Apabila kita tidak mampu mendengar dengan baik maka dengan sendirinya kita juga tidak mampu mentaati dan mengasihi. Maka budaya mendengar dengan baik, mendengar dengan penuh perhatian dan minta yang besar memang perlu dan harus dimiliki oleh setiap pribadi. Kita dapat membayangkan apa yang terjadi ketika semua orang tidak saling mendengar satu sama lain. Mungkin saja hal yang terjadi adalah suasana chaos.
Pada hari ini kita mendengar perkataan Tuhan melalui nabi Yeremia. Tuhan Allah sendiri memberi perintah-Nya begini: “Dengarkanlah suara-Ku maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu,supaya kamu berbahagia!” Tuhan menghendaki supaya Umat Israel mendengar suara-Nya. Dengan mendengar suara Tuhan maka Dia akan menjadi Allah bagi mereka dan mereka pun menjadi umat kesayangan-Nya. Kebahagiaan adalah jaminan yang Tuhan berikan kepada kepada mereka. Hal yang sama tentu Tuhan kehendaki bagi kita semua. Kita diingatkan untuk selalu siap mendengar suara-Nya dalam hidup kita. Dengan demikian maka kebahagiaan adalah jaminan bagi kita semua.
Namun demikian manusia memiliki kelemahan yakni tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian kepada suara Tuhan. Hati manusia masih diliputi oleh rasa egois yang tinggi sehingga mereka tidak mau mendengar suara Tuhan. Hati manusia degil dan memperlihatkan punggungnya kepada Tuhan. Ini berarti manusia sombong, tidak merendahkan dirinya di hadirat Tuhan. Padahal Tuhan sendiri menaruh perhatian-Nya kepada manusia. Hal yang mendominasi kehidupan manusia adalah manusia tidak mendengar Tuhan dan bertegar hati melawan Tuhan. Ketulusan hati manusia sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.
Manusia lama bertegar hati, dan tidak mau mendengar suara Tuhan. Manusia modern masih serupa dengan manusia lama. Manusia baru melihat dan mengalami hidup bersama Tuhan Yesus dan kuasa-Nya untuk menyembuhkan banyak orang namun mereka tetap tidak percaya kepada-Nya. Yesus bahkan dilabel sebagai orang yang mengusir setan karena bantuan dari Belzebul, sang penghulu setan. Tidak hanya demikian, orang-orang pada zaman Yesus juga masih meminta tanda dari surga untuk mencobai Yesus.
Pada masa prapaskah ini kita semua diajak untuk membangun sebuah budaya mendengar dengan baik. Mendengar dengan baik harus menjadi habitus baru dalam hidup kita. Tanpa kemampuan untuk mendengar, kita juga tidak mampu mentaati dan mengasihi. Masa prapaskah menjadi kesempatan untuk membaharui diri di hadapan Tuhan dan sesama. Mari kita membangun habitus mendengar. Mari kita belajar mendengar dengan baik dan membuka jalan yang terbaik bagi sesama. Caranya adalah membangun habitus baru yakni selalu siap untuk mendengar Tuhan, selalu siap untuk mengikuti segala perintah-perintah-Nya. Apakah anda dan saya adalah pendengar yang baik dan selalu siap untuk mendengar suara Tuhan.
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply