Food For Thought: Tuhan tidak pernah php…

Tuhan tidak pernah php!

Seorang sahabat menulis statusnya di sebuah media sosial, bunyinya: “Tuhan tidak pernah php”. Saya tersenyum sendiri sambil membayangkan dan merenung tentang apa yang akan terjadi kalau Tuhan juga php (pemberi harapan palsu) seperti banyak di antara kita. Mungkin dunia ini sangat berbeda. Tuhan tidak php saja manusia sudah seperti ini. Saya berusaha untuk merenung lebih dalam lagi sehingga membawa saya kepada suatu keyakinan mutlak tentang janji-janji Tuhan yang sudah dan sedang ditepati-Nya. Tuhan berjanji dan Ia sendiri menepati janji-janji-Nya tepat pada waktunya.

Saya mengingat perkataan Tuhan dalam nubuat nabi Yeremia. Dalam nubuat itu, Tuhan berkata: “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yer 31:33-34). Ini adalah ikatan perjanjian Tuhan yang baru dengan manusia.

Sambil mengenang perbuatan Tuhan di masa lampau, Raja Daud mengakui imannya dengan berkata: “Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian-Nya yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak”( Mzm 105: 8-9). Tuhan Allah yang kita imani adalah Dia yang selalu setia kepada manusia, setia untuk menepati semua janji-Nya kepada manusia. Ia selalu mengingat semua janji-Nya, dan janji terbesar yang digenapi-Nya adalah kedatangan Yesus Kristus sebagai satu-satunya penyelamat dunia.

Tuhan tidak pernah php. Benar sekali perkataan ini. Tuhan selalu ingat dan menepati janji-janji-Nya. Manusia selalu lemah dan mengingkari janji-Nya kepada Tuhan dan sesama. Mari kita melihat kembali hidup kita. Banyak kali kita mengingkari janji-janji kita di hadapan Tuhan dan sesama. Para pasutri berjanji di depan altar tetapi janji perkawinan itu berlalu begitu saja. Orang tidak setia lagi dalam hidup perkawinannya. Para imam, biarawan dan biarawati memang mengikrarkan kaul-kaulnya di hadapan Tuhan dan sesama, namun tidak semuanya setia menghayati kaul-kaul kebiaraannya. Berapa orang merasa dibohongi ketika kita tidak menepati janji?

Menjelang pesta Demokrasi, banyak orang suka ber-php meriah. Janji-janji muluk hanya selogan dan kata-kata kosong. Sayang sekali karena orang yang membohongi “demokrasi” tidak pernah merasa malu dan bersalah. Itulah manusia zaman now! Dalam masa prapaskah ini marilah kita membuang jauh-jauh php kita. Tuhan menepati janji-Nya, mengapa kita masih sulit untuk berfkomitmen pada janji-janji kita? Ingatlah janji baptismu, janji perkawinanmu, sumpah jabatanmu dan kaul-kaul kebiaraanmu. Kalau anda selalu php maka berubalah menjadi setia dalam menjalani panggilanmu.

Shalom,

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply