Homili Pesta St. Markus 2018

Pesta St. Markus, Penginjil
1Ptr 5:5b-14
Mzm 89:2-3.6-7.16-17
Mrk 16:15-20

Menjadi Rasul Rasul Zaman Now!

Pada hari ini kita mengenang kembali St. Markus, sebagai penulis Injil paling pertama. Di dalam Kitab Perjanjian Baru, Markus dikenal dengan nama asli Yohanes Markus (Kis 12:12.25; 15:37). Ibunya tinggal di Yerusalem, namanya Maria. Markus dikenal sebagai pendamping setia Paulus dan Barnabas dalam perjalanan Misioner mereka yang pertama. Namun Tuhan memiliki rencana lain baginya, sehingga ia harus kembali ke Yerusalem sendirian karena lelah. Selanjutnya ia menemani Petrus ke Roma dan tinggal bersamanya. Kebersamaan dengan Paulus dan Petrus ini membantu dia untuk mendapatkan banyak pengalaman rohani tentang Yesus dari Nazaret. Ia mengabdikan pengalaman rohaninya ini dengan menulis Injil tentang Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Injilnya yang dianggap tertua dan singkat ini kita mendapat gambaran bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia untuk melakukan karya keselamatan Allah Bapa-Nya. Ia menghadirkan Allah Bapa secara nyata di dunia ini. Konsekuensinya adalah para murid Yesus yang mendengar warta sukacita (Injil) harus bertugas untuk melanjutkan perutusan Yesus di dunia ini, supaya semua orang dapat mengalami keselamatan. Semua pekerjaan Yesus haruslah dilaksanakan dengan sempurna oleh Gereja saat ini sebagai kumpulan orang yang dibaptis.

Kita masih berada di dalam masa Paskah, sebab itu para penginjil, termasuk Markus mewartakan kisah-kisah kebangkitan Yesus Kristus. Ia tidak hanya menderita dan wafat, tetapi Ia juga bangkit dengan mulia. Ia menampakkan diri-Nya kepada para rasul. Pada saat menampakkan diri, Ia berkata: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”. Tugas para rasul adalah menjadi utusan Tuhan ke seluruh dunia dan memberitakan Injil sebagai Khabar Sukacita bagi segala makhluk. Fokus kita adalah Injil sebagai Kahabar Sukacita. Semua orang, setiap pribadi harus merasakan sukacita yang diwartakan para Rasul. Sebagai tanggapannya, semua orang diharapkan untuk percaya kepada Injil.

Supaya lebih meyakinkan para rasul maka ada tanda-tanda tertentu yang menunjukkan kasih dan penyertaan Tuhan bagi mereka seperti: Para rasul akan mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus bukan demi nama mereka sendiri. Mereka memiliki kemampuan untuk berbicara dalam bahasa-bahasa baru. Mereka memegang ular dan tidak akan mendapat celaka apapun termasuk meminum racun. Mereka memberi berkat kepada orang-orang sakit dan mereka akan sembuh. Para rasul menyadari semuanya ini sebagai suatu panggilan luhur. Sebab itu mereka pergi untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Tuhan Yesus sudah naik ke surga, namun Roh-Nya tetap menyertai para rasul. Gereja saat ini tetap mendapat penyertaan dari Tuhan.

Kisah Injil ini sifatnya meneguhkan kita sebagai Gereja saat ini. Banyak tantangan yang dapat menjauhkan Gereja dari Tuhan sendiri. Harta, uang, pangkat, kekuasaan, kenikmatan dunia sering menjadi penghalang bagi warga Gereja untuk mengalami keselamatan dalam Yesus Kristus. Apabila orang ditanya: “Apa yang kamu cari di dunia ini?” Maka jawaban yang akan keluar dari mulut orang tertentu adalah kebahagiaan karena memiliki harta, uang, pangkat, kekuasaan dan berbagai kenikmatan. Masih banyak orang yang kesulitan untuk mencari Tuhan, menemukan-Nya dan tinggal bersama. Orang masih tergoda untuk jatuh karena harta dan lain sebagainya. Markus hendak memfokuskan kita pada Injil sebagai Kabar Sukacita yang harus kita miliki dan kita wartakan sebagai harta karun terbesar dan termulia bagi keselamatan semua orang. Di manakah posisimu di dalam Gereja? Apakah anda aktif mewartakan Kristus dan Injil-Nya?

St. Petrus dalam bacaan pertama, menggambarkan relasi persahabatannya yang begitu luhur dengan Markus. Ia mula-mula menasihati supaya setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus bersikap rendah hati. Sikap ini layak di hadapan Tuhan sedangkan kecongkakan tidak mendapat tempat di hadirat Tuhan. Bagi orang yang sering kuatir dalam hidupnya, Petrus mengingatkan mereka supaya dalam semangat rendah hati, mereka juga menyerahkan segala kekuatirannya kepada Tuhan. Bagi Petrus, hanya Tuhanlah yang memelihara Gereja, tidak ada yang lain di dunia ini yang memelihara Gereja. Tuhan adalah satu-satunya pemilik Gereja. Di samping itu, Petrus juga mengingatkan Gereja supaya bertahan terhadap godaan iblis. Hanya dalam kuasa Tuhan maka orang dapat memenangkan pertarungan dengan iblis. Iblis dikalahkan karena kuasa Tuhan yang sempurna. Maka aapakah kita sungguh mengandalkan Tuhan?

Kita semua adalah para rasul zaman now. Sebab itu pada hari ini patutlah kita berbahagia sebab mendapat salam khusus dari Markus, yang dianggap Petrus sebagai anaknya. Salam yang kita terima bukan untuk diri kita sendiri tetapi layaklah kita bagikan kepada sesama yang lain. Damai Tuhan menyertai kita semua dalam menjalani tugas perutusan untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk. Semoga warta sukacita ini menjadi milik semua orang dan segala makhluk di atas bumi ini. Jadilah rasul zaman now yang mampu mewartakan Injil dengan hidup yang nyata.

PJ-SDB