Food For Thought: Penyembahan Sakramen Mahakudus

Kebaktian kepada Sakramen Mahakudus

Pada sore hari ini bersama para konfrater dan anak-anak asrama seperti biasa mengadakan adorasi sakramen Mahakudus. Salah satu lagu favorit sejak masa novisiat adalah Adoro te devote. Ini sebagian syair yang selalu dinyanyikan dengan penuh devosi:

Adoro te devote, latens Deitas, Quae sub his figures veer lariats; Tibi se cor meum totum subjicit, Quia te contemplans totum deficit. (Allah yang tersamar, Dikau kusembah, sungguh tersembunyi, roti wujudnya. S’luruh hati hamba tunduk berserah. ‘Ku memandang Dikau, hampa lainnya). Masih ada kelanjutan dari lagu ini, dan memang sangat indah dan teduh kalua kita nyanyikan di depan sakramen Mahakudus.

Di hadapan sakramen Mahakudus, kita memandang Allah yang tersamar. Hanya Dialah yang layak kita sembah. Hati kita berserah kepada Tuhan yang hadir nyata dalam rupa roti dan anggur Ekaristi. Kita memandang Yesus yang hadir nyata dalam sakramen Mahakudus dengan iman, bukan hanya dengan mata saja.

Thomas A. Kempis dalam “De Imitatione Christi” menulis: “O rahmat Sakramen yang ajaib dan tersembunyi, yang hanya dikenal oleh umat Kristiani, dan yang tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak beriman dan menjadi hamba dosa-dosa mereka. Di dalam sakramen ini, datanglah rahmat rohani; dan kekuatan jiwa yang telah hilang dipulihkan kembali, dan keindahan yang telah rusak karena dosa, diperbaiki lagi. Begitu agungnya rahmat ini sehingga dari kesalehan yang kami terima berlimpah-limpah itu, tidak hanya roh, melainkan badan yang lemah ini merasa tambah diperkuatnya”.

Semua kata-kata yang sederhana ini mengantar kita kepada Tuhan Yesus yang memberikan Tubuh dan darah-Nya sebagai makanan rohani bagi kita. Hari ini kita sungguh bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus dalam Sakramen Mahakudus.

Saya mengakhiri refleksiku ini dengan mengutip kata-kata dari lagu berjudul “Lauda Sion Salvatorem” atau Sion, Puji Penyelamat. Ada kata-kata yang sangat menguatkanku yakni: “Laudis thema specialis: panis vivus et vitalis, hodie proponitur.” (Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.”

Terima kasih Tuhan Yesus.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply