Homili Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam – 2018

Hari Raya Tuhan Yesus Raja Semesta Alam
Dan 7:13-14
Mzm 93: 1ab.1c-2.5
Why 1:5-8
Yoh 18: 33b-37

Datanglah Kerajaan-Mu

Saya pernah membaca sebuah tulisan dari Origenes. Beliau adalah seorang imam, teolog dan Bapa Gereja kenamaan yang hidup sekitar tahun 185-253. Ia menulis sebuah komentar yang bagus tentang doa Bapa kami. Pada bagian doa ‘datanglah Kerajaan-Mu, ia menulis: “Kerajaan dosa tidak dapat didamaikan dengan Kerajaan Allah. Sebab itu, sekiranya kita menghendaki supaya Tuhan Allah merajai kehidupan kita, maka hendaknya dosa itu tidak boleh lagi menguasai tubuh kita yang fana ini. Tetapi sebaiknya kita mematikan di dalam diri kita segala sesuatu yang menjadi bagian dari dunia ini. Marilah kita menghidupi buah-buah Roh Kudus. Hanya dengan demikian, kita akan merasa seperti sedang berada di taman Firdaus rohani. Tuhan Allah akan mengunjungi kita, Dia adalah satu-satunya yang menguasai hidup kita, bersama dengan Yesus Kritus Putera-Nya. Allah Tritunggal Mahakudus akan bertakhta di dalam diri kita, di sisi kanan kekuatan rohani, di mana kita sendiri berhasrat untuk menerimanya. Dengan demikian semua musuh-Nya yang menguasai diri kita akan bertekuk lutut. Kuasa kejahatan dilenyapkan, dan dilenyapkanlah segala kekuasaan, kehormatan dan kejayaan.

Tentu saja semua ini dapat terjadi juga di dalam diri kita sebab kita masih akan berhubungan dengan musuh terakhir yaitu kematian. Dan Tuhan Yesus sendiri mengatakan dalam diri kita: “Dimanakah oh kematian, pukulanmu? Dimanakah oh neraka, kemenanganmu?” Hingga saat ini saya justru merasa bahwa apa yang rapuh di dalam diri kita menjadi kudus dan tidak menjadi rapuh, menjadi abadi, sejalan dengan keabadan Bapa. Dengan demikian Tuhan merajai kehidupan kita dan kita mengalami kebahagiaan baru dan kebangkitan badan.

Saya bahagia membaca tulisan teolog ini dan menginspirasikan saya untuk menuliskan homili saya pada Hari Raya Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam. Pikiran kita semua terarah pada gelar ‘Raja’ yang diberikan kepada Tuhan Yesus. Kita selalu memadahkan Mazmur ini: “Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, Tuhan berpakaian, berikat pinggang kekuatan” (Mzm 93:1). Tuhan Yesus sendiri mengakui diri-Nya, “Akulah Raja” (Yoh 18:37). St. Lukas dalam Injil menulis: “Terpujilah Raja yang datang dalam nama Tuhan” (Luk 19:38). Semua orang berteriak gembira ketika Yesus memasuki kota Yerusalem sebagai Raja. St. Ambrosius mengatakan, “Di mana Yesus Kristus berada, di sanalah hidup kita dan kerajaan kita berada”. Maka dalam doa Bapa kami, kita selalu memohon intensi ini ‘datanglah kerajaan-Mu’ berarti kita berkeinginan untuk melihat lebih banyak orang lagi yang menemukan Tuhan Allah sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan hidupnya, sambil menunjukkan jalan kebahagiaan sebagai mana pengajaran Tuhan Yesus di atas bukit Sabda Bahagia.

Nabi Daniel dalam bacaan pertama memiliki sebuah visi yang indah pada suatu malam. Ia menyaksikan dalam visinya ini seorang serupa dengan anak manusia, turun dari langit bersama dengan awan gemawan. Dia yang serupa dengan anak manusia ini menghadap Dia Yang Lanjut Usianya. Dia Yang Lanjut Usia ini menyerahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja kepada anak manusia. Sebab itu segala bangsa, suku dan Bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaan-Nya kekal dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

Apa yang diungkapkan Daniel, dilengkapi oleh Yohanes dalam Kitab Wahyu. Yohanes mengatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Ia memiliki kuasa melebihi segala raja karena Ia menerima segala kuasa dari Bapa. Ia melepaskan kita dari segala dosa karena kasih setia yang Ia tunjukkan dengan menumpahkan darah-Nya. Ia juga menjadikan kita sebuah kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Segala kuasa ada di dalam tangan-Nya. Di sini kita semakin dikuatkan karena Yesus memiliki kuasa sebagai raja atas segala sesuatu dan Imam Agung. Dialah raja semesta alam karena menguasai raja-raja di bumi dan menjadikan kita semua sebagai satu kerajaan dan menjadi imam bagi Allah.

Apakah Yesus adalah seorang raja? Yohanes dalam bacaan Injil melengkapi sosok Yesus sebagai raja semesta alam yang digambarkan oleh Daniel dalam penglihatannya, dan gambaran tentang Yesus dalam Kitab Wahyu. Penginjil Yohanes mengisahkan paskah Kristus dalam Injil yang kita dengar pada hari ini. Ia menggambarkan kisah pertemuan antara Pilatus dan Yesus. Pilatus bertanya kepada Yesus, apakah Ia benar-benar seorang raja. Yesus tanpa takut dan ragu menjawabi Pilatus: “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah Raja”. Dialah Raja yang datang ke dunia supaya memberikan kesaksian tentang kebenaran dan mereka yang berasal dari kebenaran akan mendengar suara-Nya. Dialah Raja Semesta Alam yang mengasihi kita tanpa batas.

Pada hari ini kita semua menunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan Yesus Raja semesta alam. Kita semua menunjukkan kepatuhan kita kepada Dia sebagai Raja kita. Undangan bagi kita adalah bertobat dan siap mendengar-Nya sebagai satu-satunya raja kita. Kita bertobat sebab masih sering kita mengikuti hawa nafsu, dan mentaati hal-hal duniawi. Ada yang lebih taat pada gadgetnya sehingga tidak memiliki perhatian dalam perayaan Ekaristi. Ada yang lebih mencintai hal duniawi dan kekuasaannya sehingga tidak datang ke Gereja untuk beribadah. Pada hari ini kita berubah dan menjadi serupa dengan Yesus. Bertobatlah dan baharuilah hidupmu.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply