Homili 22 Februari 2019

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-VI
Peringatan Wajib St. Polikarpus
Ibr. 11:1-7
Mzm. 145:2-3,4-5,10-11
Mrk. 9:2-13

Iman menyatukan kita dengan Tuhan

Pada hari ini kita merayakan peringatan Santu Polikarpus, Uskup dan Martir dalam Gereja Katolik. Beliau memiliki kedekatan emosional dengan St. Yohanes Penginjil. Rasa cintanya kepada Tuhan Yesus tidak berubah hingga maut menjemputnya sebagai martir. Inilah perkataannya kepada para lawan ketika diminta untuk mengutuk Yesus: “Sudah 86 tahun saya mengabdi Kristus, dan tidak pernah saya alami bahwa Kristus berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin saya harus mengkhianati Raja dan Penyelamatku.” Polikarpus percaya pada Tuhan Yesus menyertai dan menghiburnya dengan perkataan ini: “Bertahanlah dan tegaklah dalam imanmu; cintailah sesamamu; berbelas kasihanilah kepada sesamamu dan bersatulah dalam kebenaran.” Pada saat Polikarpus dibakar hidup-hidup, ia masih berjalan di tengah kobaran api, tubuhnya berwarna keemasan. Ia akhirnya gugur sebagai martir. Di atas pusaranya tertulis kata-kata yang menguatkan ini: “Dirimu kami cintai melebihi berlian, kami sayangi melebihi emas permata dan kami baringkan tubuhmu yang suci di tempat yang layak bagimu. Nanti, di tempat ini, kami ingin berkumpul dan bergembira untuk merayakan ulang tahun wafatmu sebagai martir Kristus yang jaya.” Terima kasih St. Polikarpus atas kemartiranmu. Tertullianus, seorang Bapa Gereja mengatakan: “Darah para martir adalah benih yang subur bagi iman kristiani”. Hanya orang beriman yang siap untuk memberi dirinya secara total kepada Tuhan.

Mengapa Polikarpus memilih jalan kemartiran? Salah satu alasan yang pasti adalah ia memiliki iman kepada Kristus. Imannya tidak goyah ketika diminta untuk mengutuk Yesus. Ia menolak dengan tegas karena ia percaya bahwa Yesus tidak pernah mengkhianatinya. Iman Polikarpus ini kiranya cocok dengan perkataan penulis surat kepada umat Ibrani ini: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11:1). Polikarpus menjadikan iman sebagai pijakan hidup rohaninya. Iman menjadi bukti bagi segala sesuatu yang tidak kelihatan. Mengapa iman itu penting bagi kita? Penulis surat kepada umat Ibrani berkata: “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” (Ibr 11:3). Iman menyelamatkan orang beriman dalam dunia perjanjian lama seperti Habel, Henokh dan Nuh. Iman menjadi segalanya bagi orang yang percaya kepada Tuhan.

Dalam bacaan Injil kita mendengar kisah Injil tentang Tuhan Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Transfigurasi) atau berubah wajah. Ia membawa ke atas puncak sebuah gunung, tiga orang murid inti yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Inilah suasana Yesus berubah rupa di atas gunung yang tinggi: “Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.” (Mrk 9:2-3). Proses transfigurasi ini berlangsung di atas bukit yang tinggi, membuat hati ketiga murid ini berkobar-kobar. Petrus saja meminta Yesus supaya mengijinkannya membangun tenda untu Yesus, Moses dan Elias. Bersamaan dengan ungkapan iman Petrus ini, mereka juga mendengar suara dari dalam awan: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” (Mrk 9:7). Penginjil Markus menambahkan: “Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.” (Mrk 9:8).

Iman menyatukan Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk bersatu dengan Tuhan Yesus sampai tuntas. Petrus akan menjadi wadas, tempat Yesus mendirikan Gereja-Nya. Petrus juga menerima kunci Kerajaan Surga. Yakobus sendiri menjadi Uskup di Yerusalem dan menjadi martir. Yohanes mewujudkan iman kepada Yesus Kristus dengan mengajarkan kasih dalam komunitasnya sampai tuntas.

Bagaimana dengan kita? Kita berdoa supaya Tuhan menguatkan iman kita, dengan demikian kita juga bersaksi seperti St. Polikarpus dan kemartirannya. St. Polikarpus, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply