Bersama Maria: Hari keenam belas

Sang Misionaris Sejati

Gereja memiliki tugas missioner sebagaimana diingatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebelum naik ke Surga, Ia berpesan kepada para murid-Nya: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mt 28:19-20). Pesan Yesus kepada para murid-Nya ini menjadi sebuah tugas perutusan Gereja hingga saat ini. Setiap orang yang dibaptis memiliki panggilan yang satu dan sama untuk menjalani sebuah perutusan (missi) dan evangeliasasi. Tuhan sendiri menyertai kita semua hingga akhir zaman.

Kalau kita coba melihat hidup Bunda Maria, kita menemukan bahwa dialah salah satu sosok penting dalam kehidupan missioner Gereja. Maria adalah misionaris sejati dan menjadi bunda para misionaris. Apa yang Bunda Maria tunjukkan dalam misi gereja? Ia menerima khabar suka cita dari Malaikat Gabriel bahwa ia mendapat panggilan dan pilihan untuk menjadi ibu Yesus. Malaikat juga memberikan sebuah bukti tentang nasb Elizabeth yang sebenarnya dianggap mandul tetapi ternyata sudah mengandung, dan usia kandunggannya enam bulan. Maria menyimak rencana Tuhan. Sebab itu ia merelakan dirinya untuk meninggalkan Nazaret menuju ke Ein Karem, kampung halamannya Elizabeth, sekitar 170km. Pada saat ini dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dan 38 menit. Tetapi jaman doeloe dengan keledai pasti butuh hamper seminggu, lagi pula Maria barusan hamil. Sebab itu ia pasti berhati-hati demi keselamatan janin dalam rahimnya.

Bunda Maria adalah misionaris sejati. Ia melakukan perjalanan misionernya ini untuk melayani bukan untuk dilayani. Ia tinggal di Ein Karem selama tiga bulan, artinya setelah Yohanes Pembaptis lahir maka ia pun kembali ke Nazareth dengan usia Yesus dalam janinnya mencapai bulan ketiga. Perjumpaan ibu sang misionaris dan Elizabeth, Yesus dan Yohanes yang sama-sama masih dalam rahim, penuh dengan sukacita. Elizabeth penuh dengan Roh Kudus karena berjumpa dengan sang mempelai Roh Kudus yang datang untuk melayaninya. Yohanes pembaptis melonjak kegirangan karena berjumpa dengan Tuhan sumber sukacita dan kegirangan. Perjumpaan Allah dan manusia dalam suasana sukacita.

Bunda Maria menjadi bunda para misionaris. Setiap orang yang meninggalkan kampung halamannya untuk misi dan evangelisasi mendapatkan kekuatan dan dukungan dari sosok Bunda Maria. Para misionaris tidak membawa apa-apa dalam perjalanannya. Mereka membawa Yesus Kristus dan Injil-Nya ke seluruh dunia dan hingga akhir zaman. Yesus yang satu dan sama bersama bunda-Nya Maria menyertai para misionaris hingga akhir zaman. Dia adalah misionaris sejati tetap dan akan selalu menginspirasi kita semua untuk menjadi serupa dengannya. Terima kasih Bunda Maria, bunda para misionaris.

Para misionaris menyatakan rasa syukurnya dengan menyebarluaskan devosi kepada bunda Maria. Berbagai gereja, gua Maria, nama-nama Gereja stasi dan paroki, kelompok-kelompok kategorial dan territorial mengambil nama Maria. Dia adalah bunda para misionaris dan patutlah devosi kepadanya berkembang dari saat-ke saat. Mukjizat pun mengalir seperti sungai dari surga ke dunia melalui Bunda Maria.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply