Bersama Maria: Hari kedua puluh dua

Cermin Keadilan

Ada seorang anak sedang duduk berhadapan dengan ibunya. Ibunya memberikan sebatang coklat untuk dibagikan bersama adiknya. Ibunya berpesan: “Nak, bagi yang adil sama adikmu ya”. Anak itu hanya mengangguk. Tidak lama kemudian ia bertanya kepada ibunya: “Mom, adil itu apa?” Ibunya menjawab: “Adil itu maksudnya kalau bagi coklatnya sama rata sama rasa dengan adikmu. Coba lihat baik-baik jari jemarimu. Semuanya berbeda dengan sebutannya masing-masing, bukan? Namun mereka selalu berlaku adil satu sama lain karena sama-sama membentuk sebuah tanganmu yang indah”. Anak itu sekali lagi mengangguk sambil melompat. Ia setuju dan mengerti makna adil secara sederhana. Apa yang menjadi hal sesama kita berikan kepada mereka, dan yang menjadi hak kita kita simpan dan manfaatkan.

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan tentang keadilan seperti ini: “Keadilan sebagai kebajikan moral adalah kehendak yang tetap dan teguh untuk memberi kepada Allah dan sesama, apa yang menjadi hak mereka. Keadilan terhadap Allah dinamakan orang “kebajikan penghormatan kepada Allah” [virtus religionis]. Keadilan terhadap manusia mengatur, supaya menghormati hak setiap orang dan membentuk dalam hubungan antar manusia, harmoni yang memajukan kejujuran terhadap pribadi-pribadi dan kesejahteraan bersama. Manusia yang adil yang sering dibicarakan Kitab Suci, menonjol karena kejujuran pikirannya dan ketepatan tingkah lakunya terhadap sesama. “Janganlah engkau membeIa orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran” (Im 19:15). “Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, karma juga mempunyai tuan di surga” (Kol 4:1).” (KGK, 1087).

Apakah Bunda Maria dapat disapa sebagai Bunda keadilan? Jawaban pastinya adalah ya, dia Bunda Keadilan. Bunda Maria adalah cermin keadilan. Beato John Henry Newman mengatakan bahwa Bunda Maria adalah cermin keadilan. Maksudnya adalah Bunda Maria menunjukkan segala kebajikan, kondisi jiwa yang sempurna dan berbudi luhur, kebenaran, dan kesempurnaan moral. Maria menjadi cerminan kesucian orang yang tinggal bersamanya selama hampir tiga puluh tahun yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. Bunda Maria adalah cermin Keadilan. Ia memantulkan Yesus bahkan lebih indah daripada bulan memantulkan sinar matahari. Kita dapat menjadi cermin bagi Yesus Anak Maria dalam hidup kita masing-masing.

Dengan kata “keadilan” tidak berarti kebajikan keadilan, kesetaraan, keadilan dalam urusan harian kita; tetapi keadilan adalah kata yang menunjukkan semua kebajikan sekaligus, kondisi jiwa yang sempurna dan berbudi luhur, kebenaran, atau kesempurnaan moral. Semua hal ini berkaitan dengan kesucian. Karena itu ketika Bunda kita disebut “Cermin Keadilan,” itu dimaksudkan untuk mengatakan bahwa dia adalah Cermin kesucian, kekudusan, kebaikan ilahi. Selanjutnya, apa yang dimaksud dengan menyebut Bunda Maria sebagai cermin? Cermin adalah permukaan yang mencerminkan, seperti air, baja yang dipoles, atau kaca yang tampak. Apa yang dicerminkan Maria? Dia mencerminkan Tuhan kita, tetapi Tuhan sendiri adalah Kesucian yang tak terbatas. Maria hanyalah manusia biasa yang mencerminkan kesucian Ilahi Tuhan, dan karena itu dia layak disebut Cermin Kesucian.

Mari kita memandang Maria. Hidupnya mencerminkan kasih setia Tuhan yang menguduskan manusia. Kita pun terpanggil untuk berlaku seperti Maria dengan menampakkan wajah Tuhan yang kudus dan penuh kerahiman bagi sesama manusia. Apakah anda adalah seorang pribadi yang adil? Bunda Maria cermin keadilan, doakanlah kami. Amen

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply