Food For Thought: Jangan mengotori Gereja

Jangan mengotori Gereja! Sebelum berpisah dengan hari ini, saya coba mengingat-ingat kembali sikap Tuhan Yesus hari ini di dalam Bait Allah di Yerusalem. Penginjil Lukas mengisahkan begini: “Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Luk […]

Homili 22 November 2019

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-XXXIII Peringatan Wajib St. Sesilia 1Mak. 4:36-37,52-59 MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd Luk. 19:45-48 Betapa Indah rumah-Mu Tuhan Banyak di antara kita pasti mengingat sebuah lagu dalam buku nyanyian Gereja yakni Madah Bakti dan Puji Syukur. Lagu yang saya maksudkan adalah ‘Betapa Indah rumah-Mu Tuhan’ dan ‘Sungguhlah Indah rumah-Mu Tuhan’. Lagunya sama tetapi […]

Food For Thought: Janganlah bertegar hati

Janganlah bertegar hati! Pada pagi hari ini saya duduk sambil membaca Kitab Mazmur. Saya menemukan satu ayat yang sangat menyentuh hati, bunyinya adalah: “Hari ini, janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan” (Mzm 95:8ab). Ada tiga hal yang membantu saya untuk merenung lebih dalam lagi, yakni: Pertama, perkataan jangan bertegar hati. Tuhan menyadarkan saya bahwa […]

Food For Thought: Menghasilkan buah

Menghasilkan buah Pada pagi hari ini saya menemukan sebuah kutipan yang indah dari Kitab Mazmur, berikut ini: “Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.” (Mzm 17:15). Saya membayangkan bahwa hampir kita semua selama istirahat tadi malam tidak sempat mengingat bahwa kita berada di hadirat Tuhan. Semua aktivitas […]

Food For Thought: Jujurkah Aku?

Jujurkah Aku? Kata-kata yang menguatkan kita pada hari ini saya ambil dari Kitab Mazmur: “Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah” (Mzm 50:23b). Sebenarnya begitu sederhana perkataan Tuhan ini namun sangat berat untuk menghayatinya, terutama bagaimana kita berlaku jujur bagi diri kita sendiri supaya dapat melihat keselamatan yang dari Allah. Betapa sulitnya […]

Food For Thought: Hati yang sederhana

Hati yang sederhana Pada pagi hari ini saya menonton sebuah video pendek tentang disable persons di Facebook. Dalam video pendek ini ditunjukkan seorang pria yang tidak memiliki kaki yang normal mirip Nick Vujicic, tetapi kedua tangannya masih utuh. Ada juga seorang wanita yang memiliki kaki lengkap tetapi tanggannya hanya sebelah yang memiliki jari jemari sedangkan […]

Homili Hari Minggu Biasa ke-XXXIII/C – 2019

Hari Minggu Biasa XXXIII/C Mal. 4:1-2a Mzm. 98:5-6,7-8,9a,9bc 2Tes. 3:7-12 Luk. 21:5-19 Kesempatan untuk bersaksi! Apakah anda pernah mengalami krisis iman? Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan krisis iman sebagai lunturnya keimanan seseorang. Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan kepada setiap orang sesuai kehendak-Nya. Iman itu harus berkembang, laksana biji sesawi yang dapat berkembangkan hingga burun-burung […]

Food for Thought: Mencintai dan Dicintai

Mencintai dan dicintai Salah satu acara pentingku hari ini adalah membaptis seorang anak perempuan bernama Chefania Lila Lopes. Upacara pembaptisan berlangsung sederhana di dalam gereja Paroki Maria Auxiladora Comoro, Dili. Chefania di dampingi orang tua dan kerabat, kelihatan bahagia untuk menerima sakramen Pembaptisan. Ada sesuatu yang tersembunyi namun nyata dalam keluarga ini yakni kata cinta. […]

Food For Thought: Selalu bersyukur

Selalu memiliki rasa syukur Saya memulai hari baruku ini dengan mendapat sebuah perkataan yang dibroadcast seorang sahabat, bunyinya: “Mari kita bangun dan bersyukur: walau kita tidak belajar banyak hari ini, setidaknya kita belajar sedikit; jika tidak belajar sedikit, setidaknya kita tak sakit; dan jika ternyata kita sakit, setidaknya kita tak mati. Karena itu marilah bersyukur.” […]

Food For Thought: Menderita dan ditolak

Banyak menderita dan ditolak Ada pertanyaan-pertanyaan umum yang sering kita hadapi di dalam hidup ini: “Apakah anda pernah menderita dan mengalami penolakan di dalam hidupmu? Bagaimana anda memaknainya?” Sambil merenung tentang penderitaan dan pengalaman penolakan, saya selalu mengingat perkataan Khalil Gibran ini: “Akhir dari penderitaan menghasilkan jiwa yang kuat; karakter terkuat ditandai oleh bekas luka.” […]