Food For Thought: Jangan menyalahkan nasib

Berhentilah menyalahkan nasib!

Saya barusan berdiskusi dengan seorang sahabat. Ia menceritakan pengalamannya selama covid-19 melanda bumi ini dan dampak langsung yang dialaminya. Ia mulai merasa bahwa pendapatannya secara finansial perlahan namun pasti mulai menurun sementara kebutuhan keluarganya bertambah karena ‘di rumah saja’. Ia memutar otak bersama keluarganya untuk bertahan hidup sekurang-kurangnya untuk sisa tahun 2020 ini.

Sambil mendengar sharing pengalamannya ini, saya mengingat banyak di antara kita yang memiliki pengalaman yang sama, dan mungkin ada yang lebih menderita akibat dampak covid-19. Mereka kehilangan sanak keluarga, di jauhi, dibuli bahkan ditolak saat hendak dikuburkan. Semua pengalaman ini sudah sedang kita alami di tanah kita berpijak saat ini. Ada orang yang gelap mata dan telinga lalu mempersalahkan pemerintah pusat bahwa mereka lamban dalam usaha memutuskan mata rantai penyebaran covid-19. Memang, penonton itu selalu lebih pintar dari pada pemain di lapangan, padahal kenyataan lapangan memang sangat berbeda dengan pengalaman pribadi.

Saya teringat pada pengalaman Simon Petrus dan teman-temannya di hadapan Yesus. Mereka terlalu percaya diri untuk mencari ikan berdasarkan pengalaman empirisnya sebelum mengikuti Yesus. Namun apa yang terjadi, setelah semalam suntuk mereka tidak mendapatkan apa-apa. Ketika Tuhan Yesus memerintahkan mereka untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam maka mereka akhirnya mendapatkan ikan yang berlimpah rua. Dalam kisah yang lain, ketika Tuhan Yesus yang bangkit mulia memerintahkan Simon Petrus dan keenam temannya untuk menebarkan jala di sebelah kanan perahu maka mereka berhasil menangkap 153 ekor ikan. Bersama Yesus mereka mengalami hidup baru.

Hal tersembunyi dalam pengalaman setiap pribadi adalah lebih mengandalkan pengalaman pribadi dan lupa untuk percaya kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya. Memang lebih mudah menuduh dan mempersalahkan orang tertentu dalam hidup kita, dan sulit untuk menerima diri dan siap untuk ditegur dan dipersalahkan. Ini adalah warna dan warni kehidupan.

Kiranya ini menjadi sebuah pesan emas bagi kita: “Berhentilah menyalahkan nasib. Berhentilah menyalahkan orang lain. Berhentilah menuding pengaruh atau situasi luar”. Pikirkanlah pribadimu jangan peribadi orang lain: selama masa covid-19 ini anda selalu menyalahkan nasib hingga ujungnya adalah menyalahkan Tuhan Allah. Anda mungkin memiliki kebiasaan untuk menyalahkan orang lain dan anda berpikir dirimu tidak pernah bersalah. Berhentilah saat ini juga untuk mengadili orang lain. Berhentilah menuding orang lain atau pengaruh dari situasi luar. Kita berhenti sejenak dan melihat ke depan. Masih ada masa depan yang cerah karena Tuhan mendampingi kita. Kita tidak sendirian karena ada Imanuel.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply