Homili 27 Juni 2020

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XII
Rat 2:2.10-14.18-19
Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21
Mat. 8:7-17

Yesus menyelamatkanmu juga!

Saya pernah menemukan sebuah pembatas buku yang unik. Pada pembatas buku itu terdapat gambar Tuhan Yesus sedang memikul salib, sambil menunjukkan tangan-Nya yang berlumuran darah ke arah saya yang sedang memandang gambar itu. Lalu ada tulisan di bawahnya yang berbunyi: “Aku menyelamatkanmu juga!” Saya merasa bahagia ketika memandang gambar dan tulisan ini. Saya percaya bahwa Tuhan Yesus sedang menunjukkan tangan-Nya yang kudus kepadaku dan bahwa Dialah satu-satunya yang dapat meyelamatkanku. Saya percaya dan tetap akan percaya kepada Tuhan Yesus. Saya juga percaya bahwa Tuhan Yesus menyelamatkanmu dan semua orang yang percaya kepada-Nya. Keselamatan yang ditawarkan Yesus itu sifatnya universal, artinya semua orang dipanggil kepada keselamatan.

Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini mengingatkan kita tentang keselamatan universal yang Tuhan Yesus berikan kepada kita semua. Penginjil Matius misalnya, mengisahkan dalam bacaan Injil hari ini bahwa Tuhan Yesus berkeliling dan berbuat baik. Ia sedang memasuki daerah Kapernaum. Daerah ini merupakan markas besar Yesus dan para murid-Nya. Mereka selalu berkumpul bersama sebagai satu komunitas dan Tuhan Yesus mengajar mereka. Pengajaran Yesus adalah Injil yang diwartakan ke seluruh dunia dan tetap berlanjut hingga saat ini di dalam Gereja. Di samping Injil, Tuhan Yesus juga membuat mukjizat-mukjizat yang menunjukkan bahwa Dia sungguh-sungguh Anak Allah.

Penginjil Matius melaporkan mukjizat-mukjizat yang terjadi hari ini di Kapernaum. Mukjizat pertama dialami oleh hamba seorang perwira yang sedang sakit lumpuh dan sangat menderita. Perwira itu itu memperhatikan status sosial atau jabatannya di hadapan Yesus. Ia merendahkan diri di hadapan Yesus dan memohon belas kasih Yesus bagi hambanya. Sang perwira merasa bahwa rumah huniannya tidak layak bagi Tuhan dan ia hanya meminta sepatah kata saja dari Tuhan dan biarlah Ia menyembuhkannya. Tuhan Yesus melihat imannya maka Ia berjanji untuk menyembuhkannya. Mukjizat pun terjadi tepat pada waktunya. Yesus bahkan mengatakan: “Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di Israel.” Tuhan Yesus melakukan mukjizat ini dengan tidak memandang siapakah perwira itu. Asal dia percaya saja kepada Tuhan Yesus maka mukjizat pun terjadi. Inilah keselamatan universal dalam Yesus Kristus.

Mukjizat kedua yang dilakukan Yesus di hari yang sama adalah Tuhan Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus. Ketika itu ia sedang sakit demam dan mereka meminta Dia untuk menyembuhkannya. Tentu Yesus sudah mengetahui iman Petrus maka Yesus memegang tangan wanita itu, maka demamnya pun hilang. Semua orang pasti merasa heran dengan mukjizat ini sebab Yesus hanya memegang tangan si sakit dan demammnya langsung hilang. Mukjizat sungguh terjadi dan ada rasa syukur atas mukjizat yang ditunjukkan dengan kesenangan untuk melayani Yesus dan para murid-Nya.

Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai sungguh-sungguh Allah pada hari yang sama sebab bukan hanya dua mukjizat pertama yakni menyembuhkan hamba seorang perwira tanpa nama dan mertua simon Petrus yang juga tanpa nama. Tuhan Yesus pada saat menjelang malam harinya masih menunjukkan diri-Nya sebagai utusan Bapa yang “memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” Orang-orang membawa banyak orang yang kerasukan setan dan dengan hanya sepata kata saja Ia mengusir roha-roha jahat itu, Ia juga menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Yesus melakukan mukjizat dengan kuasa Sabda yang luar biasa. Dia bersabda maka terjadilah sesuai kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Kisah Injil ini membuka pikiran kita bahwa dosa adalah sebuah keadaan yang menyebabkan manusia itu terpisah dari Allah karena pikiran, sikap, perkataan, atau perbuatan yang salah (Mzm. 32:1-2). Kesalahan-kesalahan ini masuk kategori dosa, tetapi keadaan sebagai orang yang berdosa lebih luas artinya dari pada hanya semata-mata melanggar hukum-hukum Allah. St. Paulus mengatakan: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rom 6:23). Orang boleh jatuh ke dalam dosa sehingga mengalami sakit penyakit dan berbagai kelemahan namun Tuhan menunjukkan kasih-Nya dalam pengampunan berlimpah. Ia datang untuk menyelamatkan orang berdosa bukan membinasakannya. Untuk itu butu semangat pertobatan.

Pertobatan adalah saat indah di mana setiap orang merasakan sendiri belas kasih dan pengampunan dari Tuhan. Untuk dapat merasakan belas kasih dari Tuhan maka orang harus tahu diri bahwa dia memang orang berdosa. Dia harus berani meminta pertolongan, belas kasih dari Tuhan. Bacaan pertama dari Kitab Ratapan membuka pikiran kita bahwa akibat dari dosa dan ketidakberdayaan manusia untuk mengakui diri sebagai orang berdosa adalah penderitaan hingga kematian atau maut. Dikisahkan bahwa tanpa belas kasihan, Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub, dalam amarah-Nya, Ia menghancurkan benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya. Situasi ini mengundang mereka untuk bertobat. Tanda pertobatan yang dilakukan mereka adalah menabur abu di atas kepala, mengenakan kain kabung, para gadis Yerusalem menundukkan kepala sampai ke tanah. Dalam suasana menderita orang harus tetap berharap kepada Tuhan.

Pada hari ini Tuhan menyadarkan kita bahwa keselamatan hanya dalam nama Yesus dan sifatnya universal. Untuk itu butuh iman dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus. Dia akan menyembuhkan kita semua sesuai dengan kehendak kasih-Nya. Dibutuhkan juga kesadaran diri sebagai orang berdosa dan melakukan pertobatan radikal di dalam hidup. Dari semua ini, rasa syukur dan kesediaan untuk melayani Tuhan dan sesama adalah jalan yang terbaik bagi kita semua. Ingatlah, Tuhan Yesus menyelamatkanmu juga!

PJ-SDB