Food For Thought: Menjadi kuat dalam Tuhan

Menjadi kuat dalam Tuhan

Pada malam hari ini saya menemukan sebuah kutipan perkataan dari C.S. Lewis. Beliau adalah penulis dan apologet Kristen, kelahiran Belfast, Britania Raya, 29 November 1898 dan meninggal pada tanggal 22 November 1963 di Oxford, Britania Raya. Ia pernah berkata begini: “Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami titik-titik rendah kehidupan untuk mengajarkan kita pelajaran yang tidak bisa kita pelajari dengan cara lain.” Bagi saya perkataan Lewis ini adalah gambaran hidup kita yang nyata di hadirat Tuhan. Selama masa pendemi covid-19 ini, kita semua mengalami titik-titik terendah kehidupan. Mungkin saja banyak di antara kita masih berhenti dalam titik-titik terendah kehidupan dan lupa untuk keluar ke sebuah zona yang penuh perjuangan untuk hidup yang lebih baik. Bagi orang beriman, titik-titik terendah adalah hal yang wajar sebab ini juga menjadi kesempatan Tuhan mengajarkan kita pelajaran yang kita tidak bisa pelajari dengan cara yang lain.

Titik-titik terendah kehidupan kita itu bermacam-macam. Pikirkanlah berbagai macam kesulitan selama masa pandemi covid -19. Semua kesulitan itu benar-benar menjadi titik terendah dalam hidup kita masing-masing. Kita mengalami dampak yang begitu besar dalam bidang ekonomi, sosial dan politik. Gelombang demonstrasi berkaitan dengan Omnibus Law, para mahasiswa dan kaum buruh terjadi di mana-mana, padahal para pendemo juga tidak mengerti apa yang sedang mereka tuntut. Mereka sendiri mengalami titik terendah dan mereka yang membuat orang lain juga mengalami titik terendah kehidupan bersama sesama yang lain.

Pada hari ini saya merasa sangat dikuatkan oleh Tuhan melalui St. Paulus. Ia menulis kepada jemaat di Efesus begini: “Saudara-saudara, hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya” (Ef 6:10-11). Perkataan ini sangatlah sederhana namun kaya dalam maknanya. Apakah dalam masa pandemi covid-19 ini kita sudah kuat dalam Tuhan dalam kuat kuasa-Nya? Apakah kita benar-benar mengandalkan Tuhan sehingga boleh menikmati kuat kuasa-Nya? Apakah kita dapat mengenakan senjata Allah supaya dapat melawan berbagai kejahatan di dunia ini?

Saya merasa dikuatkan Paulus karena nasihatnya bahwa kalau kita mengenakan senjata Allah, maka kita dapat bertahan dalam kesulitan. Perjuangan yang nyata adalah bukan untuk melawan manusia tetapi melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap, melawan roh-roh jahat di udara. Artinya dunia ilahi dan dunia iblis masih ada dan kapan saja iblis dapat merasuki manusia. Dengan demikian penting bagi kita untuk mengandalkan Tuhan Allah dalam hidup kita, bukan mengandalkan diri kita. Bagaimana kita dapat menjadi kuat dalam Tuhan? Mengandalkan-Nya, berdoa dan berharap selalu kepada-Nya. Terlepas daripada-Nya kita tidak dapat berbuat apa-apa.

Mari kita berusaha supaya tetap kuat dalam Tuhan dan dalam kekuatan kuasa-Nya. Tuhan sungguh baik dan tetap menyertai kita semua. Tuhan memberkati kita semua,

P. John Laba, SDB