Homili 4 November 2020 – Dari Bacaan Pertama

Peringatan wajib St. Karolus Borromeus
Flp. 2:12-18
Mzm. 27:1,4,13-14
Luk. 14:25-33

Menggapai kekudusan

Pada hari ini kita semua mengenang St. Karolus Boromeus. Orang kudus ini sangat inspiratif bagi kita semua, terutama di masa pandemi covid-19 ini. Mirip dengan pengalamannya saat masih menjabat sebagai uskup Milano, ada pandemi yang melanda Italia yakni wabah sampar pada tahun 1576. Ini benar-benar menjadi kesempatan untuk menunjukkan sifatnya sebagai gembala baik, gembala berbau domba. Apa yang dilakukannya? Ia dengan kerelaan hati yang besar menjadikan tempat tinggalnya sebagai rumah sakit. Ia bahkan melayani sebagai perawat dan pembimbing rohani para pasien. Perhatian kepada orang sakit juga menjadi bagian dari perhatiannya kepada kaum papa miskin. Misalnya, ia biasanya membagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin serta menyisihkan banyak dana untuk beasiswa bagi anak-anak yang berasal dari keluarga yang berkekurangan.

Sikap St. Karolus Boromeus ini menginspirasi kita untuk menggapai kekudusan dalam hidup yang praktis, lebih lagi di masa pandemi ini. Habitus yang perlu kita tanamkan dan perkuat dalam hidup kita adalah tidak takut untuk menjadi miskin dan bersedia untuk menunjukkan empati atau berbela rasa dengan sesama yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Sambil mengenang santu Karolus Boromeus, saya mengingat sebuah Gerakan Yesus sekaligus revolusi mental ala Yesus yang sedang kami bangun dalam Komunitas pelayanan belas kasih Allah santu Leopold. Komunitas yang dibentuk oleh alm. bapak Robby Lukitama ini terdapat di Lipo Utara, Citra garden dan Kelapa Gading. Gerakan itu kami sebut sebagai G5R2I (Gerakan lima roti dan dua ikan). Apa yang kami lakukan? Para anggota komunitas juga para penderma berbagi kasih dengan sesama tanpa memandang suku, agama dan lainnya. Asalkan dia manusia, sedang mengalami kesulitan dalam hidup maka kami siap menolongnya. Dan banyak orang terbantu, dan mengenal Yesus yang berbelas kasih kepada semua orang yang datang kepada-Nya.G5R2I ini juga merupakan sebuah Gerakan doa dan pertobatan.

Pada hari ini Santu Paulus mengingatkan kita melalui suratnya kepada jemaat di Filipi untuk menggapai kekudusan dalam hal-hal yang praktis. Paulus menghimbau supaya jemaat di Filipi hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Maksudnya adalah butuh sebuah kesungguhan yang luar biasa di hadirat Tuhan. Mereka diharapkan supaya melakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan. Dengan sikap demikian mereka bisa hidup kudus dan tak bercacat di hadirat Tuhan. Ini adalah kesaksian hidup yang nyata bagi sesama: taat dan tulus tanpa bermuka dua yang selalu bersungut-sungut dan berbantah-bantah. Satu hal lagi adalah kesetiaan kepada sabda Tuhan. Orang tidak hanya mendengar tetapi juga melakukan sabda di dalam hidup setiap hari. Dan akhirnya kemartiran bahkan menyerahkan nyawa untuk kebaikan banyak orang dan keselamatan.

Semua perkataan Paulus kepada jemaat di Filipi ini sangat menguatkan. Pada saat ini kita juga dituntut untuk menunjukkan jati diri kita sebagai pengikut Kristus sesuai harapan-harapan Paulus di atas. Dan yang terpenting bagi kita adalah berusaha untuk menggapai kekudusan mulai saat ini.

Santu Karolus Boromeus, doakanlah kami. Amen

PJ-SDB