Food For Thought: Menjaga keluhuran tubuh

Menjaga Keluhuran Tubuh

Adalah Mahatma Gandhi (1869-1948). Politikus India ini pernah berkata: “Tidak ada hal yang menyia-nyiakan tubuh seperti kekhawatiran dan seseorang yang memiliki keyakinan kepada Tuhan tidak perlu khawatir tentang hal apapun.” Gandhi sedang mengkontemplasikan kuasa Allah atas hidup manusia. Kita tidak dapat menyangkal yang namanya rasa khawatir di dalam hidup kita. Saya pernah khawatir dengan hidup saya. Saya merasa masih belum melakukan apa-apa sebagai seorang Salesian dan Imam. Memang rasa khawatir akan hidup ini selalu menghantui hidup pribadi kita dan juga orang lain yang mengasihi kita.

Minggu yang lalu seluruh anggota komunitas kami melakukan MCU (Medical Check Up). Setelah melihat hasilnya, kami semua menggeleng-geleng kepala karena ‘nilai raport’ merah. Ada yang memiliki kolestrol, asam urat, DM, pegel-pegel di bagian belakang dan lain sebagainya. Pada akhirnya kami para pastor, bruder dan frater saling menghibur satu sama lain dengan bertekad bahwa pola makan harus berubah supaya mendukung kesehatan pribadi. Prinsipnya adalah, obat bukan segala-galanya dalam hidup, meskipun kita memang membutuhkan obat untuk kesembuhan. Salah menggunakan obat maka akan beresiko terhadap kesehatan pribadi. Yah, kita semua berada di satu bahtera yang sama. Sebab itu tugas kita adalah siap menjaga tubuh kita dari sakit penyakit dan hal-hal lainnya.

St. Paulus mengingatkan kita untuk menjaga tubuh kita dan menguduskannya. Ia berkata: “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Rom 8:11). Dan pada tempat lain, Paulus mengatakan: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16; 6:19-20). Perkataan Paulus membantu kita untuk menjaga dan melindungi tubuh kita sebagai rumah Roh Kudus. Dengan pikiran yang sama kita tentu harus berusaha untuk menjaga dan melindungi tubuh kita. Kita menguduskan tubuh kita dan jangan mencemarkannya karena nafsu duniawi.

Tuhan Yesus sendiri mengumpamakan tubuh-Nya sebagai Bait Suci (Yoh 2:21). Ketika orang-orang Yahudi tidak mensakralkan Bait Allah maka Ia mengamuk dan mengusir mereka dari dalam Bait Allah. Pada saat ini masih ada juga rumah Tuhan yang belum dihargai kekudusannya. Rumah Tuhan seperti supermarket maka orang yang pergi ke gereja juga berpakaian seperti ke supermarket atau ke Gym atau sedang Gowes. Padahal hari Minggu! Menyedihkan! Kita harus merasa malu dengan sesama dari Gereja dan agama lain yang begitu rapi ke tempat ibadahnya. Ada yang berdalil: ‘Tuhan melihat hati bukan pakaian’. Bagi saya jawaban itu benar hanya tidak cerdas dan tidak bijaksana karena belum membedakan mana tempat ibadah dan mana bukan tempat ibadah. Nah, kembali ke dalam keluarga, apakah ada yang berani mengingatkan anggota keluarga untuk berpakaian yang layak ke rumah Tuhan?

Mari kita menjaga kekudusan tubuh kita dan kekudusan rumah Tuhan.

Tuhan memberkati kita semua,

PJ-SDB