Food For Thought: Doa menyuburkan perbuatan baik

Doa menyuburkan perbuatan baik kita

Saya senang mendengar seorang oma yang bercerita tentang pelayanannya kepada sesama lansia. Sebenarnya oma ini juga memiliki keterbatasan fisik, dalam hal ini ia berjalan pincang karena pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. Namun keterbatasan fisik bukanlah halangan yang besar baginya untuk berbuat baik. Ia mengakui sangat aktif dalam sebuah kelompok kategorial di parokinya, dan menyenangi pelayanan doa terutama mendoakan sesama yang sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan. Bagi dia, doa itu dapat menyuburkan perbuatan-perbuatan baik kita. Saya mengatakan bahwa saya senang mendengar sharing seperti ini karena oma ini tidak hanya asal omong tetapi ia mempraktikkan dalam hidupnya.

Pengalaman oma ini menginspirasi kita untuk masuk dalam pengalaman Yesus bersama orang-orang sakit pada zaman-Nya. Tuhan Yesus datang untuk menghadirkan Kerajaan Allah melalui pewartaan Injil dan melakukan tanda-tanda heran. Dua kegiatan penting ini memiliki daya penyembuh yang luar biasa bagi jiwa dan badan. Injil sebagai Kabar Sukacita menyembuhkan jiwa atau rohani orang-orang pada zaman-Nya dan kita saat ini. Tanda-tanda heran menyembuhkan jasmani orang-orang pada zaman-Nya dan kita saat ini. Itu sebabnya Yesus benar-benar merupakan tabib sejati. Para murid yang mengikuti-Nya dari dekat juga memiliki tugas mulia untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus yaitu mewartakan Injil dan melakukan tanda-tanda dalam nama Yesus. Melakukan tanda-tanda merupakan bentuk-bentuk perbuatan baik yang harus dilanjutkan di dalam Gereja. Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat. Ini juga yang menjadi misi Gereja dalam melakukan karya-karya sosial karitatif dan eksorsisme di dalam Gereja.

Semua perbuatan baik ini akan tetap memiliki kekuatan kalau ada doa tanpa henti di pihak kita. Mengapa demikian? Kita perlu belajar dari Yesus. Ia sibuk dengan karya pelayanan-Nya namun Ia juga tidak pernah lupa bersyukur dan memuliakan Bapa yang mengutus-Nya. Penginjil Markus bersaksi: “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Mrk 1:35). Pagi-pagi dan hari masih gelap merupakan symbol kegelapan hidup manusia. Manusia yang memiliki sakit penyakit, dosa dan butuh terang Injil. Yesus pergi ke tempat sunyi untuk berdoa sambil menunggu terbitnya matahari. Yesuslah matahari sejati yang menerangi hidup kita di kala kita berada dalam kegelapan yang paling gelap. Terlepas dari semua ini, Yesus menunjukkan keteladanan yang luar biasa. Ia bekerja dan berdoa. Ora et labora. Semboyan yang harus kita miliki dan kita lakukan dalam hidup. Apakah anda selalu mengawali dan mengakhiri semua kegiatanmu dengan doa? Apakah anda selalu mengingat Tuhan saat melayani orang-orang miskin dan sakit?

Tuhan memberkati kita semua.

P. John Laba, SDB