Food For Thought: Syukur untuk keluarga

Terima kasih ayah dan ibu

Saya selalu merasa bersyukur kepada Tuhan karena memberikan sepasang suami dan istri yang menjadi orang tuaku dan sudah dipanggil Tuhan. Saya percaya bahwa mereka berdua sudah berbahagia di surga. Don Bosco mengatakan bahwa kalau saja ada orang tua yang memberikan anaknya untuk bergabung dalam serikat Salesian Don Bosco maka surga adalah jaminannya. Saya merasa yakin akan perkataan Bapa Don Bosco ini. Ayah dan ibu saya bukanlah aktivis Gereja. Mereka orang biasa-biasa saja, mereka pergi ke Gereja, kadang-kadang mereka juga lalai ke Gereja. Mereka berdoa secara sederhana dan memberi nasihat kepada kami anak-anak untuk berbuat baik, mengasihi sesama, menghormati sesama manusia, jujur, optimis dan percaya kepada Tuhan.

Meskipun kelihatan mereka memberi sedikit tetapi sebenarnya tidak. Saya dapat menjadi seorang imam karena saya selalu mengambil hal-hal terbaik dari kedua orang tuaku dan berani melupakan hal-hal yang lemah dari kehidupan mereka. Dengan prinsip demikian maka saya secara pribadi berlangkah maju, dan berusaha untuk tekun menghayati hidup dan panggilanku. Dari kedua orang tua saya belajar untuk menjadi pribadi yang mandiri dan mampu melayani sebagai bagian dari perbuatan baik kepada sesama manusia. Tetapi lebih dari itu, iman kepada Tuhan menjadi dasar yang kokoh bagi panggilan hidupku. Hingga dua puluh tahun hidup sebagai imam dan tiga puluh tahun sebagai seorang biarawan saya merasa bahwa pengaruh keluarga terutama orang tua sangatlah kuat dan merupakan bagian dari pembentukan hidupku.

Permenungan ini muncul karena saya membaca dan merenung kembali pengalaman Ratu Ester. Ratus Ester mengakui imannya kepada Allah yang esa dan penuh kasih. Maka pada saat-saat yang sulit, ia tetap menaruh seluruh harapannya kepada Tuhan Allah. Ratu Ester juga bersyukur atas keluarganya. Dalam doanya ia berkata kepada Tuhan: “Sejak masa kecilku telah ku dengar dalam keluarga bapakku, bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian Bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan.” Ester percaya kepada Tuhan karena orang tuanya menanamkan benih iman kepadanya. Maka pada saat yang sulit sekalipun, ia tetap menaruh harapan kepada Tuhan.

Apakah kita pernah bersyukur kepada Tuhan karena Ia memberikan sosok orang tua yang hebat kepada kita? Orang tua dengan caranya sendiri telah membawa kita kepada Tuhan sejak lahir, dibaptis hingga saudara maut akan menjemput kita. Orang tua mungkin tidak berbicara tentang Tuhan secara terang-terangan tetapi hidup mereka, nasihat-nasihat dan tutur kata mereka mencerminkan sukacita Injil yang begitu indah kepada kita. Maka patutlah kita bersyukur seperti Ester. Hanya anak yang tidak tahu berterima kasih akan melupakan kasih dan kebaikan orang tuanya.

Tuhan memberkati kita semua.

PJ-SDB