Food For Thought: Jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang

Jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang

Saya sudah lupa berapa orang yang pernah mendapat pelayanan sakramen tobat dari saya selama ini. Banyak orang yang mengaku dosa dalam Bahasa Indonesia, Tetun, Inggris, Italia dan Portugis. Dan saya juga selalu mengucapkan kalimat doa absolusi ini: “Allah, Bapa yang maharahim, telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dengan wafat dan kebangkitan Putera-Nya. Ia telah mencurahkan Roh Kudus demi pengampunan dosa. Semoga berkat pelayanan Gereja, Ia melimpahkan pengampunan dan damai kepada saudara. Dan saya melepaskanmu dari dosa-dosamu [sambil membuat Tanda Salib] dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.” Pengakuan dosa menjadi sempurna karena saat itu kita merasakan kerahiman Allah, kita berdamai dengan Tuhan Allah karena jasa Yesus Kristus. Roh Kudus-Nya diberikan demi pengampunan dosa dan salah kita. Pada saat yang sama kita mengalami mukjizat yakni dosa-dosa kita dilepaskan dalam nama Tritunggal Mahakudus.

Apakah kita pernah bersyukur atas sakramen tobat atau sakramen rekonsiliasi di hadirat Tuhan? Apakah kita menyadari bahwa pada saat kita mengaku dosa di hadapan seorang imam kita mendapatkan pelepasan atas dosa dan salah yang sudah kita lakukan? Kalau saja kita menyadarinya maka kita pasti bersyukur dan tidak akan jatuh ke dalam dosa yang sama. Tetapi sayang sekali, pastor sebagai bapa pengakuan boleh mengatakan: “Dan saya melepaskanmu dari dosa-dosamu [sambil membuat Tanda Salib] dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.” tetapi keadaan kita seperti yang selalu kita doakan dalam doa kemuliaan yakni: ‘Seperti ada pada permulaan, sekarang dan selama-lamanya’. Ini berarti tidak ada perubahan dan dengan sendirinya tidak ada pertobatan. Kalau demikian, mengapa anda mengaku dosa?

Perhatikan isi doa tobat ini: “Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang mahapengasih dan mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang mahamurah ampunilah aku orang berdosa ini. Amin” Apakah saat kita mendoakannya kita menyadari dan mengamininya? Dalam doa ini ada kata-kata aku menyesal, aku tidak setia, aku benci dosa, aku berjanji, aku memperbaiki hidupku, aku tidak berbuat dosa lagi. Wah, kata-kata ini luar biasa bagi seorang yang tau diri bahwa dia orang berdosa. Sayang sekali kita sangat mudah lupa dengan apa yang kita ucapkan di hadirat Tuhan untuk bertobat.

Pada hari Tuhan Yesus berkata kepada wanita pendosa: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11). Ketika kita jatuh ke dalam dosa, pikiran kita adalah pada hukuman. Kita lupa bahwa Tuhan kita Maharahim. Tetapi kita lebih lupa lagi sehingga mudah jatuh ke dalam dosa dan suka mengulangi dosa yang sama. Tuhan begitu baik dengan kita, mengapa kita membalas kasih dan kebaikan Tuhan dengan kejahatan dan dosa? Mari kita baca perlahan-lahan dan merenungkan perkataan Tuhan Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Kalau ada patung Tuhan Yesus, pandanglah wajah Yesus, pandanglah hati Yesus dan renungkan perkataan-Nya ini. Saya yakin hatimu pasti tenang karena Tuhan dekat denganmu dan Tuhan mengasihimu juga.

Kita hampir mendekati pekan suci. Ayo, bertobatlah! Dekatkan dirimu pada Tuhan melalui sakramen Tobat dan lakukan pertobatanmu dengan berjanji untuk tidak berbuat dosa lagi. Tuhan mengasihi kita semua.

P. John Laba, SDB