Food For Thought: Namanya Yohanes

Namanya Yohanes

Kita membayangkan sebuah penantian panjang dari keluarga Zakharia dan Elizabeth. Hingga usia senja, pasutri ini belum dikaruniai anak. Zakharia dan Elizabeth tetap percaya pada Tuhan. Dialah yang akan melakukan segalanya di dalam keluarga mereka. Nama Zakharia atau Zekharya (bahasa Ibrani: זְכַרְיָה‎ ” berarti Tuhan mengingat”. Nama menunjukkan pribadinya. Tuhan tidak pernah lupa, Dia tetap mengingat Zakharias yang melayani-Nya.

Di dalam Kitab Suci, kita menemukan tujuh keistimewaan Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis. Pertama, Zakharias adalah seorang imam dari keturunan Harun (Luk 1:5). Kedua, Zakharia adalah seorang pribadi yang saleh. Zakharia dan Elizabeth hidup benar di hadirat Allah (Luk 1:6). Ketiga, Zakharia belum memiliki anak hingga usia senja karena istrinya mandul (Luk 1:7). Keempat, Doa dan harapan Zakharia dikabulkan Tuhan di dalam Bait Allah untuk memiliki seorang anak laki-laki. Kelima, Zakharia menjadi bisu karena ia tidak merasa yakin dengan perkataan Tuhan melalui malaikat Gabriel (Luk 1:18-22). Keenam, Elizabeth istri Zakharia mengandung di usia senja. Ketujuh, Anaknya lahir dan diberi nama Yohanes yang berarti Pemberian Tuhan. Tentu saja Zakharia dan Elizabeth merasa bahagia karena Tuhan memberi Yohanes yang begitu istimewa kepada mereka.

Lalu bagaimana dengan fakta-fakta kehidupan Yohanes Pembaptis. Tentang dia yang dipuji oleh Yesus, ada tujuh fakta tentang kehidupannya: Pertama, Yohanes Pembaptis ada dan dilahirkan ke dunia karena doa dari kedua orang tuanya. Kedua, Yohanes Pembaptis masih kerabat dengan Yesus secara manusiawi (Luk 1:35-36). Ketiga, Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir Perjanjan Lama dan perintis jalan bagi Mesias. Keempat, Yohanes Pembaptis adalah sosok yang menginspirasi karena kerendahan hatinya. Kelima, Yohanes Pembaptis berkotbah secara tegas tanpa kompromi. Keenam, Yohanes Pembaptis pernah meragukan Tuhan. Tuhan menjadikannya. Ketujuh, Yohanes Pembaptis wafat sebagai martir di tangan Herodias yang direbut oleh Herodes.

Pada hari ini kita juga mendengar sisi lain dari Yohanes Pembaptis ini berkaitan dengan panggilannya untuk menjadi pembuka jalan bagi Mesias. Apa yang dilakukan Yohanes? Penginjil Lukas bersaksi: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” (Luk 3:3-6). Kata kunci yang menjadi seruan Yohanes Pembaptis di padang gurun adalah bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis.

Masa adventus merupakan masa istimewa bagi kita untuk bertobat dan membuka diri supaya menerima rahmat Tuhan yang selalu baru tiap hari. Mari kita bergembira bersama Yohanes Pembaptis yang menjadi sosok inspirator dalam masa adventus ini. Ia menginspirasi kita melalui cara dia mewujudnyatakan panggilannya dan kebajikan-kebajikannya, terutama kerendahan hatinya. Kita membangun semangat pertobatan di dalam diri kita. Ketika kita berubah maka dengan sendirinya kita juga berubah. Salam dan berkat Tuhan,

P. John Laba, SDB