Homili 26 Januari 2022 – Santo Timotius dan Titus

Peringatan Wajib St.Timotius dan Titus – 2022
2Tim. 1:1-8 atau Tit. 1:1-5
Mzm. 96:1-2a.2b-3.7-8a.10
Luk. 10:1-9

Team work itu perlu dan harus

Team work sangat diperlukan dalam membangun relasi antar pribadi untuk sebuah tujuan tertentu. Ini berarti bekerja dengan prinsip single fighter bukanlah prinsip terbaik karena kita sebagai makhluk sosial membutuhkan kehadiran dan keterlibatan orang lain. Dengan demikian masing-masing pribadi dapat bekerja dengan rasa hormat, saling menghargai dan saling bertanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Para single fighter mungkin dapat berhasil dalam pekerjaan atau usahanya namun rasanya hasilnya minim dan terbatas. Team work benar-benar merupakan bagian penting di dalam kinerja tim untuk menjelaskan perilaku tim dengan mengukur beberapa karakteristik perilaku; pemantauan kinerja, umpan balik, komunikasi tertutup, dan pendukung perilaku. Kita semua pasti memiliki pengalaman bekerja sebagai team dan bekerja sendiri-sendiri. Hasilnya pasti beda sekali. Tentu tidaklah mudah bagi orang yang sudah mapan dalam pekerjaan yang sama untuk bekerja sebagai satu team, tetapi setiap pribadi membutuhkannya supaya perilaku, karakter kinerja, umpan balik dan lainnya dapat terpantau.

Tuhan Yesus bukanlah sosok single fighter. Dia adalah Anak Allah namun Dia membutuhkan manusia untuk bekerja sebagai satu team. Team yang paling awal adalah Tuhan Yesus dalam Tritunggal Mahakudus. Sebagai satu Pribadi dalam diri Tritunggal Mahakudus kita sudah bisa mengerti tugas perutusan Yesus. Tuhan Yesus di dalam keluarga kudus dari Nazaret, Dia adalah Anak Allah yang membutuhkan manusia untuk bekerja sama. Dia membutuhkan Maria sang Ibu yang mengandung, melahirkan dan memelihara-Nya. Dia membutuhkan Yosef sebagai ayah yang bekerja untuk kesejahteraan keluarga kudus. Tuhan Yesus membutuhkan para murid dan rasul yang menjadi team work-Nya. Team work ini berlangsung turun temurun hingga saat ini di dalam Gereja.

Pada hari ini kita mendengar Tuhan Yesus memanggil dan mengutus tujuh puluh murid yang lain dan diutus-Nya pergi berdua-dua ke tempat-tempat yang akan dikunjungi-Nya. Dia membutuhkan ketujuh puluh dua orang ini untuk mendahului, mewartakan sekaligus menyiapkan tempat yang akan dikunjungi sang Anak Manusia. Tuhan Yesus berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Dunia membutuhkan pribadi-pribadi yang siap bergabung menjadi team work-Nya Yesus. Untuk itu perlu doa tanpa henti supaya Tuhan mengirim orang-orang-Nya untuk menjadi bagian dari team work-Nya ini. Perkataan Yesus ini masih aktual sampai saat ini. Gereja selalu mendoakan panggilan-panggilan baru di dalam Gereja untuk terlibat aktif dalam karya dan perutusan Yesus.

Keterlibatan aktif ini penuh dengan resiko, bahkan nyawa menjadi tarohannya. Tuhan Yesus sendiri memberikan warning kepada para utusan-Nya ini bahwa mereka diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Mereka harus menghayati hidup sederhana dan memiliki sikap lepas bebas, mereka membawa damai sejahtera kepada semua orang dan menyembuhkan orang-orang sakit. Mereka juga harus merakyat dengan masuk dan tinggal bersama, merasakan kehidupan orang-orang yang mereka layani. Ini adalah prinsip imanuel atau Allah beserta kita. Nah, ketujuh puluh murid ini adalah salah satu contoh jelas bekerja sebagai satu team dan hasilnya tetap kita rasakan sampai saat ini di dalam Gereja. Tuhan Yesus tidak banyak berbicara tetapi menunjukkan keteladanan tentang team work.

Keteladanan Yesus ini persis diikuti oleh Santo Paulus. Setelah dia berubah menjadi Saulus, dia juga membutuhkan rekan-rekan kerja yang handal untuk terlibat aktif dalam meneruskan harapan dan cita-cita Tuhan Yesus yang Paulus alami dalam perjalanan ke Damsyik. Sebab itu kita mengenal dua sosok penting yaitu Timotius dan Titus. Ayah Timotius adalah seorang Yunani dan Eunike ibunya adalah seorang Ibrani yang beriman Kristen. Neneknya bernama Louis juga memeluk iman Kristen (2Tim 1:5). Suasana keluarga sangat mendukunnya untuk mengenal Kitab Suci (2Tim 3:14-15). Dia menerima Yesus ketika Paulus melakukan perjalanan Misionernya yang pertama dan Paulus menjadikannya sebagai rekan kerja untuk misi tertentu di Listra, Makedonia, Tesalonika dan Korintus. Paulus dan Timotius adalah sahabat karib (Flp 2:19-22). Dia bahkan menyapanya: “anakku yang kekasih” (2Tim 1:2). Paulus juga menulis dua surat terkenal kepada Timotius. Timotius meninggal di Efesus.

Paulus membutuhkan Titus. Dia bukan oran Yahudi dan dipertobatkan Paulus dalam perjalanan Misionernya yang pertama. Hal yang menarik perhatian adalah Titus menemani Paulus dan Barnabas ke Yerusalem untuk mengikuti Konsili pertama. Ketika itu orang menghendaki agar Titus disunat namun Paulus menantang hal itu (Gal 2:1-5). Titus menjadi duta Paulus untuk menyeleraskan kehidupan menggereja di Korintus (2Kor 7:5-7) dan perjalanan ke Makedonia (2Kor 2:12-13). Titus menjadi Uskup di Kreta (Tit 1:5). Paulus menulis sebuahg surat kepadanya dengan sapaan: “Anakku yang sah menurut iman kita bersama” (Tit 1:4). Titus meninggal di Kreta dalam usia lanjut.

Dari relasi Paulus beserta Timotius dan Titus, kita belajar sebuah kerja sama sebagai team work, dengan relasi yang begitu harmonis. Sapaan Paulus kepada mereka yakni ‘anakku’ menandakan relas yang intim dan penuh kepercayaan, sama seperti sapaan Yesus kepada para rasul-Nya. Timotius dan Titus merupakan saksi dan pewarta Injil yang handal. Contohnya, Paulus menulis kepada Timotius: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2). Timotius dan Titus membaktikan dirinya sampai tuntas bagi Yesus yang mereka cintai. Itulah teladan sebagai murid yang tetap menginpirasi Gereja untuk terus menerus mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan.

Dari Tuhan Yesus dan para murid-Nya, Paulus bersama Timotius dan Titus, kita belajar betapa pentingnya team work dalam hidup kita. Gereja masih kokoh karena team work yang dibangun Yesus di atas wadas yang perkasa. Tuhan Yesus memanggil kita untuk menjadi team work-Nya untuk terlibat dalam hidup menggereja masa kini. Santo Timotius dan Titus mendoakan kita semua.

P. John Laba, SDB