Homili Hari Minggu Pertama Prapaskah/C – 2022

HARI MINGGU PRAPASKAH IC
Ul. 26:4-10
Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15
Rm. 10:8-13
Luk. 4:1-13

Sabda mengalahkan iblis

Banyak di antara kita pasti mengenal Sekolah Minggu (SM). Ada yang menjadi alumi SM, ada yang hanya menjadi penghantar atau ‘ojek’ bagi sekolah Minggu. Namun demikian, sebuah lagu favorite ini pasti tidak dapat dilupakan: “Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus ada kemenangan, dalam nama Yesus, dalam nama Yesus iblis dikalahkan. Dalam nama Tuhan Yesus siapa dapat melawan dalam nama Tuhan Yesus ada kemenangan.” Dalam nama Yesus, iblis dikalahkan. Dan memang iblis takluk di hadapan Yesus sang Anak Allah. Kita membaca di dalam Kitab Wahyu bahwa iblis memang dikalahkan oleh darah Anak Domba (Why 12:11). Pada hari ini kita memasuki Hari Minggu Pertama dalam masa Prapaskah. Kita mengenal Hari Minggu pertama prapaskah ini sebagai hari Minggu pencobaan karena Tuhan Yesus sendiri dicobai iblis di padang gurun dan Ia memenangkan pencobaan itu melalui kekuatan Sabda Tuhan sendiri. Yesus adalah Sabda yang mengalahkan iblis. Peristiwa ini sekaligus menunjukkan bahwa Tuhan memiliki kuasa untuk menaklukan iblis melalui pengorbanan Yesus dalam paskah-Nya dan Sabda-Nya.

Mari kita masuk dalam Sabda Tuhan yang mengalahkan kuasa iblis di hari Minggu ini. Di dalam Kitab Perjanjian Lama, Musa memberi petunjuk kepada umat Israel untuk berusaha mengasihi Allah secara total. Seorang Allah yang lebih dahulu menunjukkan kasih-Nya kepada setiap pribadi sejak masa nenek moyang mereka. Tuhan Allah sendiri mendengar suara bangsa Israel yang menjerit karena penderitaan mereka di Mesir, maka Ia pun memperhatikan kesengsaraan, kesukaraan dan penindasan mereka dan mengeluarkan mereka dari penguasa Mesir. Dia menjadikan mereka sebagai suatu bangsa dan sebuah negeri yang makmur karena susu dan madu tersedia bagi mereka. Kuasa Tuhan mengalahkan kejahatan bangsa Mesir dan penguasa-penguasanya.

Kuasa Tuhan tidak hanya mengalahkan kuasa manusia seperti para raja Mesir yang berlaku kasar terhadap bangsa Israel. Kuasa Tuhan dalam Sabda-Nya mengalahkan iblis yang menggoda Yesus yang penuh Roh Kudus di padang gurun. Penginjil Lukas mengisahkan hidup Yesus yang luar biasa. Tuhan Yesus penuh dengan Roh Kudus, dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Padang gurun adalah tempat yang sunyi, tempat manusia bergumul dengan dirinya, dengan lingkungannya dan dengan Tuhan sendiri. Padang gurun penuh dengan bahaya: cuaca ekstrim dan hewan-hewan liar dan mematikan. Di tempat inilah manusia dimurnikan dan siap untuk diutus untuk melakukan pekerjaan Tuhan.

Kita dapat membayangkan Musa dan Elia yang pernah tinggal di gunung Tuhan selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Mereka berdoa dan berpuasa untuk dapat bertemu dengan Tuhan di gunung Tuhan (Kel 24:18 dan 1Raj 19:8). Tuhan Allah mencobai Musa dan Elia sebelum mereka menjalani tugas profetis mereka terutama untuk mewartakan Sabda Allah (Kel 33:11; Ul 18:15; 34:10) dan mengantar umat Allah kepada kekudusan. Dalam suasana doa dan puasa, Tuhan memberi makan kepada mereka dengan perkataan-perkataan-Nya. Padang gurun menjadi tempat pencobaan, pergumulan dan kemenangan karena kuasa Sabda Tuhan.

Dalam bacaan Injil kita mendengar Tuhan Yesus sang Anak Allah dicobai iblis. Tiga macam godaan atau cobaan dari iblis kepada Yesus adalah:

Pertama, Iblis berkata kepada Yesus: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk 4:3-4). Godaan atau pencobaan pertama kepada Yesus merupakan sebuah godaan umum bagi manusia untuk memiliki pola hidup gampang, hidup enak, kaya tanpa ada perjuangan apa-apa dan tanpa kerja keras. Godaan atau pencobaan pertama ini berkaitan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan keinginan-keinginan daging. Kiranya setiap orang selalu tergoda dengan harta karena di mana harta berada, hati manusia juga ada di sana (Mat 6:21).

Kedua, Iblis membawa Yesus ke tempat yang tinggi dan memperlihatkan segala kerajaan di dunia. Iblis berkata kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Luk 4:6-8). Godaan atau pencobaan kedua ini berkaitan dengan kekuasaan, ambisi duniawi yang selalu menguasai hati manusia. Akibatnya orang mudah sekali menggadai harga diri dan menjualnya murah meriah demi sebuah kekuasaan dan kenikmatan duniawi semata.

Ketiga, Iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah di Yerusalem dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Luk 4:9-12). Godaan atau cobaan ketiga ini berkaitan dengan hasrat manusiawi untuk mencari popularitas atau pansos (panjat sosial). Godaan atau pencobaan ketiga ini menarik karena iblis sendiri menggunakan Sabda Allah untuk meyakinkan Yesus (Mzm 91). Ini benar-benar godaan yang berkaitan dengan capaian rohani setiap orang. Namun iblis tetap dikalahkan.

Ketiga jenis godaan yang dialami Yesus versi injil Lukas yakni godaan akan harta yang berhubungan dengan kebutuhan jasmani, kekuasaan dan pansos ini berhasil dipatahkan oleh Yesus karena kuasa Roh Kudus dan Sabda Tuhan Allah sendiri. Yesus menggunakan Sabda Tuhan Allah untuk memukul iblis sehingga iblis tidak berdaya. Penginjil Lukas bahkan menambahkan: “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.” (Luk 4:13). Namun pada akhirnya iblis tetap kalah karena Yesus mengalahkan maut yang dialami-Nya dalam Paskah.

Apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi pencobaan-pencobaan dalam hidup kita?

Santo Paulus dalam bacaan kedua memberikan rumusan yang tepat untuk mengatasi godaan akan harta, kekuasaan dan pansos yakni mengakui iman dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati sehingga kita pun dapat diselamatkan. Dua hal yang penting dalam hidup kita ini yakni pengakuan iman melalui mulut dan percaya dalam hati merupakan jalan yang pasti bagi kita untuk menghadirkan Kristus secara nyata dalam hidup kita. Kita bertumbuh dengan semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin bersaksi tentang Yesus Kristus yang memenangkan pencobaan atau godaan. Bersama Yesus Kristus dan dalam nama-Nya yang kudus, iblis dapat dikalahkan.

P. John Laba, SDB