Homili 2 November 2022- Injil untuk Daily Fresh Juice (DFJ)

PENGENANGAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN
2Mak. 12:43-46
Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8
1Kor. 15:20-24a.25-28
Yoh. 6:37-40

Lectio:

Dalam rumah ibadat di Kapernaum, Yesus berkata kepada orang banyak: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan:

HIDUP HANYA SEPERTI UAP…

Pada hari ini kita semua mengenang arwah semua orang beriman. Pikiran kita semua tertuju kepada kaum keluarga, sahabat dan kenalan yang pernah berada bersama dengan kita dan kini mereka sudah pergi mendahului kita. Kita semua juga tentu masih merindukan kehadiran mereka. Doa-doa kita pada hari ini tertuju kepada mereka karena mereka juga masih menanti keselamatan di api penyucian. Mereka masih merindukan saat yang tepat untuk bergabung bersama para kudus di surga. Karena itu doa-doa kita, apalagi pada hari ini sangat penting bagi mereka. Maka kita perlu meluangkan waktu sejenak untuk mengenang mereka semua dalam doa singkat ini: “Moga-moga jiwa-jiwa orang beriman beristirahat dalam ketenteraman karena kerahiman Tuhan. Amin.” Atau mendoakan doa dari Fatima: “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam Surga, terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.”

Saya pernah diminta untuk merayakan misa requiem di sebuah rumah duka. Sambil menyiapkan perayaan misa, saya mendengar sebuah lagu yang diputar beberapa kali di rumah duka itu. Lagu berjudul “Right here waiting” dari Richard Marx yang sukses direlease tahun 2010. Saya sendiri menjadi tertarik dengan bagian dari lirik lagu ini: “Wherever you go, whatever you do, I will be right here waiting for you. Whatever it takes or how my heart breaks, I will be right here waiting for you.” (Kemanapun kau pergi. apapun yang kau lakukan, aku akan disini menunggumu. Apapun yang harus aku korbankan, bagaimanapun hancurnya hatiku, aku akan disini menunggumu.” Rasanya rumah duka itu sedang mengatakan kepada semua orang yang meninggal dan sedang melayat bahwa rumah duka itu tetap menanti kehadiran kita semua. Saudara maut itu sedang menanti kehadiran kita dan pada saat yang tepat kita juga akan meninggal dunia. Kita yang diberikan Bapa akan datang kepada Yesus Putera-Nya.

Hidup kita di atas dunia ini hanya sementara saja. Rumah duka sedang menanti saat di mana ‘hidup kita itu diubah bukan dilenyapkan’. Saya mengingat perkataan Santo Yakobus dalam suratnya: “Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yak 4:14). Hidup kita ini sangat sementara, seperti uap yang sebentar saja hilang. Atau seperti yang dikatakan santo Petrus: “Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur” (1 Ptr 1:24).

Sambil mengenang sanak keluarga, sahabat, kenalan yang sudah dipanggil Tuhan dan sedang menantikan kebahagiaan abadi, kita semua dikuatkan oleh Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Dalam rumah ibadat di Kapernaum Ia mengatakan bahwa semua yang diberikan Bapa kepada-Nya akan datang kepada-Nya dan tidak akan dibuang. Ini merupakan konsekuensi dari tugas perutusan Yesus yakni melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Kehendak Bapa adalah menyelamatkan semua orang yang datang kepada-Nya dan bahwa Yesus juga akan membangkitkan pada akhir zaman. Perkataan Yesus ini membangkitkan rasa optimisme kepada kita. Apapun hidup kita, siapapun diri kita, kita adalah miliki Bapa dan Bapa sendiri yang memberikan kita kepada Yesus untuk diselamatkan, dibangkitkan dari kematian dan diberikan hidup abadi.

Apa yang harus kita lakukan?

Hidup hanya seperti uap. Kita akan mati. Saudara maut akan menjemput kita. Maka mari kita berusaha untuk menyiapkan kematian kita supaya kita dapat mati dengan bahagia. Kita tentu bersyukur atas kasih dan kebaikan Allah Bapa yang memiliki diri kita, yang memberikan kita kepada Yesus Putera-Nya untuk diselamatkan. Kita berterima kasih kepada Yesus Kristus Putera Bapa yang mengikuti kehendak Bapa untuk menyelamatkan kita dalam Roh Kudus. Kita juga diminta untuk mengikuti kehendak Bapa yakni melihat dan percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah. Melihat dan percaya berarti mengasihi Yesus sampai tuntas. Ini adalah jalan bagi kita untuk mencapai keselamatan. Dua kata yang penting di sini adalah melihat dan percaya yang sama-sama merujuk pada kemampuan kita untuk mengasihi Allah dengan tulus hati.

Pada hari ini kita semua juga diajak untuk melihat ke depan yang tidak dapat dijangkau dengan mata tubuh kita tetapi hanya bisa dengan mata rohani kita. Sebuah tempat yang sedang menanti kehadiran kita untuk mengalami keabadian. Tuhan Yesus sungguh baik dan Dia tidak akan menolak hidup kita. Dia berkata: “Aku tidak akan membuang engkau. Aku menyelamatkan engkau. Aku memberi hidup abadi kepadamu.” Betapa luar biasanya kasih Tuhan bagi kita. Kita tak henti-hentinhya bersyukur kepada Tuhan.

Doa: Tuhan, kami berterima kasih kepada-Mu karena kami adalah milikmu. Engkau juga yang memberikan kami kepada Putera-Mu untuk diselamatkan. Bantulah kami untuk bertobat dan membaharui hidup kami. Terimalah saudara-saudara kami yang sudah meninggal ke dalam tangan kasih dan berikanlah kebahagiaan abadi kepada mereka. Bunda Maria, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amen.

P. John Laba, SDB