Homili 6 September 2023 – Injil Untuk Daily Fresh Juice (DFJ)

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XXII/A
Kol. 1:1-8
Mzm. 52:10,11
Luk. 4:38-44

Lectio:

“Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon sakit demam keras, dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya. Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus. Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias. Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia, supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus.

Renungan:

Bukanlah Tabib Dadakan!

Selama dua hari terakhir ini kita mendengar kisah Tuhan Yesus yang luar biasa. Dia mengunjungi Nazaret, kampung halaman-Nya untuk menyampaikan visi dan misi-Nya yang bersumber pada nubuat nabi Yesaya. Inilah perkataan Tuhan Yesus: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4: 18-19). Mata semua orang tertuju kepada Yesus. Setelah menyampaikan visi dan misi-Nya, Ia mendapatkan penolakan dari orang-orang sekampung halamannya di Nazaret. Tuhan Yesus lalu meninggalkan Nazaret menuju ke Galilea, dan menjadikan Kapernaum sebagai markas-Nya. Di sinilah tempat Dia mengajar dengan kuasa dan penuh wibawa, dan menyembuhkan begitu banyak orang yang sakit. Dia bahkan disegani dan diakui oleh roh-roh jahat sebagai ‘Yang Kudus’ dari Allah.

Perikop Injil kita hari ini mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang keluar dari dalam Rumah Ibadat di Kapernaum setelah mengajar dan mengusir roh jahat. Dia pergi ke rumah Simon. Pada saat itu ibu mertuanya sedang sakit demam keras. Ia diminta untuk menolong dengan menyembuhkannya. Cara penyembuhannya unik: Tuhan Yesus berdiri di sampingnya, dan menghardik demam dan demam pun meninggalkannya. Mertua Simon sembuh dan melayani Yesus dan murid-murid-Nya. Pada sore harinya, Tuhan Yesusmenyembuhkan banyak orang. Cara menyembuhkan mereka adalah dengan meletakkan tangan atau memberi berkat, menyembuhkan, setan-setan pun keluar sambil berteriak seraya mengakui-Nya sebagai Anak Allah. Tuhan Yesus tetap melarang mereka untuk membicarakan-Nya sebagai Mesias.

Yesus menjadi tabib yang sangat viral. Banyak orang mencari-Nya dan mau menahan Dia. Tetapi Ia tetap berkeliling dan berbuat baik. Prinsip Yesus adalah mewartakan Injil di kota-kota yang lain karena hal ini sesuai dengan visi dan misi-Nya.

Apa yang Tuhan mau katakan kepada kita?

Pertama, Tuhan Yesus bukan seorang tabib dadakan. Dia sungguh datang untuk menyelamatkan semua orang yang berharap kepada-Nya. Dia adalah Allah yang menyembuhkan. Banyak kali kita bukan seperti orang-orang sakit di Injil. Kita membutuhkan Dukun bukan Tuhan. Ini kesalahan fatal! Tuhan harus menjadi andalan. Carilah Tuhan!

Kedua, Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas segala sesuatu. Dalam Injil hari ini: Demam keras, berbagai penyakit dan kuasa setan dipatahkannya. Tuhan harus menguasai diri kita bukan setan atau roh jahat atau barang duniawi menguasai kita.

Ketiga, Tuhan Yesus adalah misionaris dan penginjil sejati. Dia tidak kenal lelah untuk berkeliling dan berbuat baik dengan meeartakan Injil sebagai kabar sukacita kepada semua orang.

Keempat, Rasa syukur perlu dan harus kita miliki. Mertua Simon bersyukur dengan melayani Yesus. Banyak kali kita malah lupa untuk bersyukur.

Pada hari ini baiklah kita ikut memviralkan Yesus sebagai tabib sejati yang menyembuhkan kita secara jasmani dan Rohani. Dia bukan tabib mata duitan, tabib gila hormat, tabib pencari nama. Dia satu-satunya tabib yang menyembuhkan secara gratis, penuh cinta dan total.

Doa: “Tuhan Yesus, datanglah dan sembuhkaah kami. Kami sering tidak mengandalkanmu dikala sakit, kami malah lebih mengandalkan manusia, dukun. Ampunilah kami Tuhan. Kami juga kurang bersyukur manakala Engkau menyembuhkan kami. Ampunilah kami yang tidak tahu bersyukur ini. Pulihkanlah tubuh dan jiwa kami untuk berkenan bagi-Mu. Amen”

P. John Laba, SDB