Renungan 14 Januari 2012

1Sam 9: 1-4.17-19.10.1a; Mzm 21:2-3.4-5.6-7; Mrk 2:13-17

Dipanggil untuk melayani
Bangsa Israel menghendaki seorang manusia menjadi raja mereka. Maka melalui Samuel Tuhan bersabda: “Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” (1Sam 8:22). Dengan kata-kata ini tidak berarti Tuhan memilih diam. Dialah yang berinisiatif memilih raja dan yang dipilih dan diangkatNya adalah Saul, Putra Kish yang elok rupanya menjadi raja atas umatNya Israel. Pekerjaannya adalah sebagai seorang gembala keledai ayahnya. Saul diurapi oleh Samuel. Dia akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan dan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh disekitarnya.

Tuhan memiliki inisiatif yang terus menerus untuk memanggil orang-orang tertentu sebagai mitra kerjaNya. Lewi si pemunugut cukai dipanggil Yesus untuk menjadi muridNya: “Ikutlah Aku”. Lewi sedang bekerja sebagai pemungut cukai mendengar panggilan Yesus, berdiri dan segera mengikuti Yesus. Sebagai tanda panggilan dan perubahan radikal Lewi dalam hidupnya, Yesus makan bersama di rumahnya. Ini mengundang pertentangan di antara orang Farisi karena melihat Yesus akrab dengan orang berdosa dan pemungut cukai. Tetapi Yesus menegaskan bahwa Ia datang untuk memanggil orang berdosa dan menyelamatkannya.

Dua kisah yang menggambarkan bagaimana Tuhan memiliki inisiatif pertama untuk memanggil dan memilih orang-orang tertentu untuk menyelamatkan banyak orang. Saul seorang pemuda yang baik dan berani menjawabi panggilan Tuhan untuk menjadi raja Israel. Raja adalah pelayan bagi umat Tuhan. Lewi berubah menjadi Matius. Ini sebuah panggilan dan perubahan yang radikal dalam hidup pribadinya. Ia menjadi salah satu rasul dan namanya diabdikan sebagai penulis injil. Sikapnya yang patut dicontohi adalah mendengar panggilan, segera mengikuti Yesus dan persaudaraan dalam perjamuan.

Tuhan juga memiliki inisiatif pertama untuk memanggil kita sesuai keadaan hidup kita yang nyata. Dia menentukan kita untuk menjadi diri kita yang sebenarnya di hadapanNya. Dia mengurapi kita dengan kasihNya tanpa batas untuk melayani sesuai dengan kehendakNya. Maka bersyukurlah atas panggilan dan pilihan Tuhan dalam hidup. Entah menjadi apa diri kita, itu adalah kehendak Tuhan bukan kehendak kita sendiri. Teguh dan setialah dalam panggilanmu. Apakah anda mau?

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply