Renungan 21 Januari 2012

2Sam 1:1-4.11-12.19.23-27; Mzm 47: 2-3.6-7.8-9; Mrk 3:20-21

Ia tidak waras lagi… 
Saul dan Jonathan puteranya tewas. Daud menang dalam pertempuran orang-orang Amalek. Dua pribadi yang berbeda dengan kepekaan hidup yang berbeda pula. Artinya bahwa iri hati dan dengki menghiasi relasi Saul dan Daud. Setiap niat jahat berasal dari pihak Raja Saul. Daud sendiri seperti “orang yang tidak waras”. Dia dibenci oleh Saul, hendak dibunuh tetapi Daud sendiri tetap berpikiran positif. Ia menghormati Saul bahkan ketika berita duka ini tiba di telinga Daud, ia bersama orang-orang kepercayaannya menyatakan berkabung hingga matahari terbenam. Daud juga menghargai Jonathan. Baginya, cinta Jonathan kepadanya melebihi cinta seorang perempuan. Saul dan Jonathan dianggap oleh Daud sebagai pahlawan. 
Sikap misioner Yesus sangatlah mendesak. Ia menghadirkan Kerajaan Allah dengan pengajaran yang memukau banyak orang, dengan aneka penyembuhan atas sakit penyakit dan mengusir roh-roh jahat. Karena sikap misionerNya yang tak kenal lelah, makan dan minum tidak teratur, maka Ia dianggap tidak waras lagi dan diminta supaya saudara-saudaranya menjemputnya ke rumah. Firman Tuhan ini membicarakan hal-hal yang nyata dalam hidup kita. Banyak pengalaman Saul dan Daud dialami dalam membangun relasi antar pribadi. Ada orang yang cenderung seperti Saul dengan rasa iri hati dan dengki yang menggebu-gebu. Kalau toh berdamai, itu hanya formalitas dan sesaat saja. Tetapi ada juga yang bersifat seperti Daud. Kebijaksanaannya terletak pada sikapnya: pendamai,pemaaf, berpikiran positif terhadap Saul, menganggap Saul dan Jonathan sebagai pahlawan. 
Yesus tak kenal lelah mewartakan Injil dan menyembuhkan banyak orang yang sakit. Itu sebabnya makan pun ia tidak dapat. Orang tidak melihat perbuatan baik yang dilakukan Yesus tetapi hanya mau mengadili Yesus dengan berkata “Ia tidak waras lagi” Kejahatan dan orang jahat jauh lebih dihargai dari pada orang yang melakukan perbuatan-perbuatan baik. Apa yang harus kita lakukan? Belajar untuk berpikiran positif terhadap orang lain. Jangan hanya melihat cashing-nya dan langsung mengatakan orang itu tidak waras. Kita dipanggil untuk berbuat baik dan melihat dalam diri sesama nilai-nilai hakiki dari Injil. Kita juga dipanggil untuk membawa damai dan sukacita kepada sesama. Mengapa orang cenderung negative thinking dari pada positive thinking? Selidikilah bathinmu! 

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply