Renungan 14 Pebruari 2012

St. Sirilus dan St. Metodius

Yak 1:12-18; Mzm 94:12-13.14-15.18-19; Mrk 8:14-21

Cobalah tetap bertahan…

Pada suatu kesempatan mengajar fisika di sebuah kelas, saya merasa terganggu karena kelas tetangga saya rebut dan mengganggu konsentrasi para siswa di kelasku. Saya berusaha untuk menenangkan kelas tersebut. Saya bertanya kepada siswa yang sangat jelas suaranya karena ribut, ia berkata bukan saya tapi dia. Saya bertanya kepada siswa yang lain juga jawabannya sama: bukan saya tetapi dia. Demikian tidak ada satu pun siswa yang jujur di kelas itu.

Manusia sangat mahir untuk membela dirinya, mengalihkan persoalan dan bebannya kepada orang lain bahkan kepada Tuhan sendiri. Sangat sulit untuk mengakui kesalahan sendiri. Itulah kesombongan manusia di hadapan Tuhan dan sesama. Yakobus dalam suratnya hari ini berusaha menyadarkan kita untuk tetap berbahagia untuk bertahan dalam berbagai pencobaan. Apabila kita bertahan maka kita akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah bagi para pengasihNya. Allah sendiri tidak pernah mencobai manusia karena diriNya juga tidak dicobai oleh kejahatan! Ia setia memberi rahmatNya kepada orang yang mengasihiNya.

Para murid Yesus juga mengalami satu cobaan yakni lupa membawa roti. Hanya ada satu roti saja yag ada pada mereka. Kesempatan ini digunakan oleh Yesus untuk mengingatkan mereka supaya bertahan terhadap pencobaan yakni ragi orang Farisi. Ragi orang Farisi adalah ketidakercayaan orang Farisi dan pengaruh-pengaruh mereka yang jahat untuk menolak kehadiran Yesus. Maka Yesus mengingatkan mereka untuk bertahan dalam iman. Dengan melihat semua mujizat dan mendengar pengajaranNya maka mereka perlu bertahan dalam hidup dan tekun dalam iman.

Terkadang kita mengalihkan persoalan hidup kita kepada orang lain dan mengatakan kejahatan dari mereka sehingga kita menderita. Kita kurang berani menerima kenyataan hidup dan mengatakan semua cobaan ini berasa dari Tuhan.  Padahal Yakobus mengatakan Tuhan hanya memberi kebaikan karena Ia tidak pernah digoda oleh kejahatan. Mari kita menerima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangan sebagai anugerah dari Tuhan. Mari kita waspada terhadap ragi orang Farisi yaitu semua kelemahan diri kita yang mungkin menjerumuskann sesama kita. Hiduplah dalam ketekunan. Cobalah tetap bertahan. PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply