Homili 3 Desember 2013

St. Fransiskus Xaverius

1Kor 9:16-19.22-23

Mzm 117: 1-2

Mrk 16:15-20

 

Beritakanlah Injil Kepada Segala Makhluk!

 

Fr. JohnPada hari ini kita merayakan pesta St. Fransiskus Xaverius. Ia lahir di Navarro, Spanyol pada tanggal 7 April 1506. Pada usia 19 tahun ia masuk universitas Paris. Setelah lulus universitas Paris, ia berkenalan dengan Ignasius dari Loyola ketika ia mengambil program kuliah teologi di universitas yang sama. Pada tanggal 15 Agustus 1534, bersama Ignasius Loyola dan Pierre Favre dan empat rekan lainnya, mereka mendirikan Serikat Yesus. Fransiskus Xaverius dikenal sebagai misionaris besar di tanah-tanah misi yang terpencil. Bermula dari anjuran raja Portugis yakni Dom Joao III supaya para Yesuit dapat bekerja di tanah-tanah misi jajahan Portugis maka Fransiskus tergerak hati untuk melakukan perjalanan Misioner. Ia ditemani dua Yesuit lainnya dan raja muda bernama Martin de Sousa. Daerah-daerah yang mereka kunjungi adalah: Mozambik, Goa di India, sempat berencana ke Makasar melalui Malaka tetapi akhirnya tiba di kepulauan Amboina dan mengunjungi Ternate, Moro dan pulau-pulau sekitarnya.  Dari Maluku mereka melanjutkan perjalanan ke Jepang. Setelah melakukan karya misi di Jepang, ia berencana kembali ke Goa tetapi sempat diserang badai sehingga mereka singgah di Guangzhou, Tiongkok. Ia meninggal dunia pada usia 46 tahun di pulau Shangcuan.

Hidup St. Fransiskus ini memang sangat inspiratif karena ia melakukan petualangan misioner yang luar biasa. Ia tidak merasa takut untuk meninggalkan kampung halamannya, zona nyamannya dan pergi ke tanah misi yang sulit. Di tanah-tanah misi, ia menemukan kebahagiaan tersendiri karena bisa melayani Tuhan dengan baik. Kehidupan Fransiskus ini kiranya banyak diinspirasikan oleh Yesus sendiri. Di dalam bacaan Injil pada hari ini, Yesus berkata: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mrk 16: 15-16). Perintah Yesus ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua orang yang dibaptis. Dengan sakramen pembaptisan, orang mengatakan percaya kepada Kristus dan siap untuk memberi dirinya bagiNya. St. Paulus merasakan tugas dan tanggung jawab ini sehingga ia juga berani mengatakan: “Celakalah aku kalau tidak bisa meberitakan Injil” (1Kor9:16).

Yesus tidak hanya sekedar memberi perintah untuk dilaksanakan. Ia juga menyertai para utusanNya karena para utusan itu akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus bukan pekerjaan mereka sendiri. Sebagai wujud penyertaanNya maka ada tanda-tanda istimewa yakni: mengusir setan demi nama Yesus, berbicara dalam bahasa-bahasa baru, memegang ular dan meminum racun maut tetapi tidak membahayakan nyawa, meletakkan tangan kepada orang sakit sehingga orang itu sembuh. Apa reaksi dari para utusan Yesus? Meskipun mereka tidak melihat Yesus lagi karena sudah naik ke Surga tetapi masih ada semangat besar. Mereka pergi memberitakan injil ke segala penjuru  dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Perkataan Yesus ini dialami sendiri oleh Paulus sehingga ia tidak takut untuk mewartakan Injil. Ia memiliki keberanian khusus karena merasakan penyertaan Tuhan di dalam hidupnya. Itus sebabnya Paulus mengatakan bahwa ia mewartakan Injil karena tugas yang ditanggungkan Allah kepadanya. Oleh karena itu ia bangga karena mewartakan Injil tanpa membutuhkan imbalan apa pun. Paulus juga mudah beradaptasi dengan lingkungan di mana ia bermisi. Ia hadir dalam kebersamaan dengan saudara-saudara yang lemah supaya mereka menjadi kuat. Hal terpenting adalah ia dapat membawa banyak orang kepada Kristus. Pengalaman Paulus ini juga dialami oleh Fransiskus Xaverius. Ia berani meninggalkan segalanya bahkan sampai wafat di tanah misi.

Kehidupan para misionaris ini membantu kita untuk selalu menyadari tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang-orang yang dibaptis. Kita semua harus memiliki panggilan misioner untuk memperkenalkan Kristus yang kita imani kepada sesama. Tentu saja kita tidak harus seperti St. Paulus atau St. Fransiskus Xaverius. Hidup kita yang baik dan berkenan pada Tuhan merupakan jaminan bahwa kita terlibat dalam setiap pekerjaan Tuhan. Banyak orang dapat berubah menjadi akrab dengan Tuhan karena kita menunjukkan Kristus kepada mereka. Mari kita menjadi misionaris dengan membawa banyak orang untuk mengenal Kristus dan mengimani Dia.

Doa: Tuhan Yesus, panggilah banyak orang muda untuk menjadi pemberita InjilMu yang handal. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply