Homili 15 Mei 2014

Hari Kamis, Pekan Paskah IV
Kis 13:13-25
Mzm 89:2-3.21-22.25.27
Yoh 13:16-20

Buatlah seperti contoh!

Fr. JohnAda seorang ibu yang memiliki sanggar tari. Setiap hari ia berada di sanggar tarinya untuk mengajar teori dan memberi latihan tarian tradisional dan modern. Banyak anak muda dari berbagai usia mengikuti pelajaran dan latihan dasar melakukan tarian tertentu. Mereka sangat senang dan cepat menjadi mahir. Dari sanggar tarinya itu muncul anak-anak muda berprestasi, sangat membanggakan. Ketika ditanya mengapa mereka memiliki prestasi yang membanggakan, salah seorang peserta menjawab karena setiap hari ia selalu mendengar kalimat: “Buatlah seperti contoh” dari para guru dan pelatih sanggar tari. Mereka tidak hanya mengajar tetapi membuat contoh gerakan sehingga mudah untuk diikuti.”
Para murid Yesus sangat terpesona ketika mereka melihat Yesus berlaku sebagai seorang abdi, yang berlutut di hadapan mereka untuk membasuh kaki. Penginjil Yohanes mengisahkan bahwa Yesus menunjukkan kasihNya sampai tuntas kepada para muridNya dengan membasuh kaki mereka. Setelah membasuh kaki para muridNya, Yesus mengenakkan pakaianNya dan kembali ke tempatNya lalu berkata: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kemu menyebut Aku sebagai Guru dan Tuhan dan tepat katamu itu sebab memang Aku Guru dan Tuhan. Maka jikalau Aku yang adalah Guru dan Tuhan membasuh kakimu maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu sebagaimana Aku telah melakukannya kepadamu.” (Yoh 13: 12-15).

Para murid Yesus yang barusan mendapat pelayanan tanpa pamrih dari Yesus tentu merasa bahagia tetapi sejak saat itu mereka memikul satu tugas dan tanggung jawab untuk mengikuti teladan Yesus. Yesus sudah menunjukkan teladan melayani sebagai seorang abdi maka para muridNya pun diingatkan untuk saling mengabdi satu sama lain. Tentu saja ini adalah sebuah tantangan pada saat ini, bagaimana mengabdi dengan tulus dan iklas kepada saudara dan saudari di sekitar kita. Banyak orang masih mengabdi dengan penuh perhitungan atau mengabdi untuk mencari keuntungan yang besar.
Pada hari ini kita mendengar kelanjutan dari pengajaran Yesus. Ia membuka wawasan mereka dengan mengatakan bahwa sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya, seorang utusan dari pada yang mengutusnya. Apabila para murid memahaminya maka mereka akan berbahagia dalam melayani. Semua pekerjaan yang dilakukan Yesus adalah pekerjaan-pekerjaan Bapa. Ia tidak melakukan pekerjaan-pekerjaanNya sendiri. Pekerjaan Bapa yang harus tuntas adalah menyelamatkan manusia melalui Sabda dan KaryaNya. Melalui Sabda Yesus mengajar banyak orang untuk mengenal Allah sebagai Bapa yang penuh kasih. Melalui karya, Yesus membuat tanda-tanda heran yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi sampai tuntas.

Meskipun Yesus menunjukkan teladan melayani dan melakukan semua pekerjaan Bapa dalam Sabda dan karya namun banyak orang belum percaya kepadaNya. Bahkan Yudas Iskariot yang setiap hari bersama-sama dengan Yesus, yang kakinya dibasuh oleh Yesus akan menjadi pengkhianat. Dia adalah orang yang angkuh karena memakan rortiNya Yesus dan mengangkat tumitnya terhadap Yesus. Kebaikan-kebaikan Tuhan tidaklah dibalas dengan kebaikan tetapi dengan meninggalkan Yesus. Coba renungkan, betapa kita pun mudah meninggalkan Yesus ketika mengalami kesulitan-kesulitan tertentu. Banyak di antara kita yang menolak untuk memikul salib dan lebih suka menjadi murtad demi kuasa dan harta. Orang mudah mengangkat tumit dan berlari meninggalkan Yesus seorang diri.

Yesus akhirnya mengatakan: “Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.” (Yoh 13:20). Perkataan Yesus ini ditujukkan kepada Gereja sepanjang masa. Rasul Paulus menyadari perkataan Yesus ini dalam perjalanan misionernya. Ia dan rekan-rekannya menyadari diriNya sebagai utusan Tuhan maka mereka juga selalu bersatu dengan Tuhan dalam doa sebagaimana terjadi di di Antiokhia yang di Pisidia. Mereka berkumpul di rumah ibadat dan mengikuti ibadat sebagaimana biasanya.

Setelah mendengar Sabda, Paulus dan rekan-rekannya diminta oleh pejabat rumah ibadat untuk bertanya. Ini menjadi kesempatan Paulus untuk mengadakan evangeliasasi. Ia berdiri dan mengisahkan karya keselamatan Allah mulai dari kuasa Bapa untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir, membimbing mereka di padang gurun di mana Musa sebagai pemimpin mereka. Mereka masuk ke tanah Kanaan sesuai dengan janji Tuhan sendiri bahkan menaklukan tujuh bangsa di Kanaan. Tuhan memberi mereka para hakim, raja seperti Saul dan Daud dengan kuasa yang besar. Pada akhirnya Ia mengutus Yesus PuteraNya yang kedatanganNya dipersipakan oleh Yohanes Pembaptis. Yesuslah yang mengorbankan diriNya untuk menebus umat manusia.

Buatlah seperti contoh! Kalimat ini mengandung pesan yang sangat mendalam bagi kita pada hari ini. Tuhan sendiri memberi contoh dengan berlaku sebagai abdi, hamba sahaja untuk melayani manusia. Ia bahkan mengorbankan diriNya untuk menebus kita semua. Bagaimana dengan anda dan saya? Apakah kita juga dapat memberi contoh yang baik kepada sesama yang lain? Mari kita coba menunjukkan jati diri kita sebagai pengikut Kristus.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berani memberi contoh dan teladan yang baik bagi sesama kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply