Homili 17 Mei 2014

Hari Sabtu, Pekan Paskah IV

Kis 13:44-52

Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4

Yoh 14:7-14

Engkau juga membawa keselamatan

Fr. JohnSeorang Baptisan baru, Paskah 2014 dari sebuah paroki menulis pesan singkat kepada saya: “Romo John, saya barusan dibaptis dan sangat menyenangkan hatiku. Sekarang saya percaya dengan teguh kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetapi saya juga sudah mulai mengalami perlakuan tertentu dari ketua lingkunganku. Dalam pertemuan di lingkungan, saya pernah mengusulkan hal-hal tertentu yang saya terima dari para romo dan guru agamaku supaya dilakukan bersama dalam lingkungan. Misalnya menyangkut puasa dan pantang yang benar sesuai dengan ajaran katolik. Tetapi ada suara yang tidak enak kudengar darinya: “Kamu tahu apa? Kamu kan baptisan baru jadi belum mengerti apa-apa.” Saya hanya terdiam tetapi merasa sakit hati tetapi tetap tersenyum merasakan sempitnya pikiran pengurus lingkungan itu.” Kisah pengalaman seorang baptisan baru ini sudah umum. Ada orang yang berpikir bahwa dirinya sudah dibaptis sejak masih kecil dan lebih hebat, lebih katolik dari pada orang lain. Orang yang dibaptis sejak kecil bukanlah jaminan untuk lebih layak di hadirat Tuhan, lebih kuat dan hebat. Semua orang sama di mata Tuhan sebagai anak-anakNya.

Pada hari ini kita mendengar St. Lukas menuturkan pengalaman missioner Paulus dan Barnabas di Antiokhia yang di Pisidia. Pengalaman itu kiranya mirip dengan pengalaman sang baptisan baru di atas. Padahari Sabat, banyak orang di Antiokhia berdatangan untuk mendengar pengajaran Paulus. Melihat jumlah mereka yang banyak itu maka orang-orang Yahudi merasa iri hati dan menghujat mereka. Semua Pengajaran Paulus dibantah oleh mereka. Untuk itu Paulus dan Barnabas menegur mereka dengan berkata: “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Kis 13:46-47).

Teguran Paulus dan Barnabas memang sangatlah keras. Di satu pihak mereka harus berani mengatakan rencana Tuhan untuk menyelamatkan semua orang, bukan hanya orang-orang Yahudi. Mereka juga merasakan panggilan dari Tuhan untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan keselamatan kepada semua orang. Orang-orang bukan Yahudi merasa bahagia karena mereka juga menjadi anak-anak Tuhan. Keselamatan juga mereka rasakan. Hal ini berbeda dengan kaum Yahudi. Mereka menghasut orang-orang Yahudi untuk menganiaya Paulus dan Barnabas. Kedua rasuk Tuhan ini mengebaskan debu dan pergi ke Ikonium. Hal yang tertinggal di Antiokhia adalah sukacita karena Injil bisa disebarkan ke semua daerah. Roh Tuhan sungguh-sungguh bekerja sehingga Injil Tuhan diwartakan kepada segala bangsa.

Usaha untuk menghadirkan Tuhan bukanlah hal yang mudah. Tuhan memanggil dan menjadikan orang-orang rasul-rasulNya sehingga mereka menjadi utusan yang tepat untuk mewartakan Injil. Apakah Gereja juga berani untuk memberi kesaksian meskipun ada rasa iri dan hujatan tertentu? Apakah Gereja mau menyombongkan dirinya sebagai status quo keselamatan? Kita mestinya sadar bahwa yang berhak menyelamatkan adalah Tuhan. Kita hanyalah pribadi-pribadi yang dipanggil untuk melayaniNya dengan sukacita meskipun disertai oleh duka cita.

Di dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus memberikan amanat perpisahanNya dan mengajak kita untuk mengenalNya lebih dalam. Artinya, dengan mengenal Yesus Kristus, kita dengan sendiriNya mengenal Allah Bapa yang mahakuasa. Mengenal bukan hanya aktifitas intelektual semata tetapi makna mengenal adalah mengasihi dan mengimaniNya. Filipus mewakili banyak orang meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa padahal setiap hari ia bersama-sama Yesus. Filipus masih mengenal Yesus secara intelektual, belum sepenuhnya mengenal Yesus dengan hati. Itulah sebabnya Yesus berkata: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yoh 14:9-10).

Yesus tetap menekankan pentingnya iman dan kepercayaan kepadaNya. Dengan percaya kepadaNya kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaanNya. Pekerjaan Yesus adalah menyelamatkan semua orang. Kita pun dipanggil supaya dengan kekuatan Yesus sendiri kita dapat menyelamatkan sesama yang lain. Sebagai Gereja, tugas untuk menyelamatkan ini sangat penting. Yesus sudah melakukan dan kita melanjutkannya sebagai pekerjaan Yesus sendiri. Yesus berkata: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yoh 14:12-14).

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menjadi tanda dan pembawa kasih Allah bagi sesama, khususnya mereka yang papa miskin. Mari kita melakukannya dengan kasih supaya semua orang merasakan kemuliaan Tuhan kita. Semua orang juga mengenal Yesus sebagai satu-satunya juru selamat kita.

Doa: Tuhan bantulah kami untuk bertumbuh sebagai pembawa kasihMu bagi sesama. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply