Homili Hari Minggu Biasa XXVII/A – 2014

Hari Minggu Biasa XXVII/A
Yes 5:1-7
Mzm 80:9.12.13-14.15-16.19-20
Flp 4:6-9
Mat 21:33-43

Anda menghasilkan buah pada waktunya!

Fr. JohnDi daerah pedesaan yang memiliki lahan yang subur seringkali ada kebiasaan sewa menyewa lahan pertanian. Misalnya, ada orang yang merasa kekurangan lahan pertanian tetapi memiliki minat kerja yang tinggi maka ia bisa meminta lahan dari orang lain untuk dikerjakan. Biasanya hasil pertanian dari lahan itu akan dibagikan dengan adil oleh kedua belah pihak. Kadang-kadang hasilnya cukup diberikan kepada penggarapnya saja. Biasanya orang yang memiliki lahan itu akan menilai orang yang mengolah atau menggarap lahannya. Ada orang yang rajin mengolah tanah dan menghasilkan panenan yang melimpah ada yang malas sehingga hasil panenan pas-pasan saja bahkan bisa gagal panen karena kemalasan penggarapnya. Pemilik lahan akan bersikap tetap mempekerjakan orang tersebut atau memberikannya kepada orang lain.

Pada hari ini kita mendengar dari bacaan Injil perumpamaan Yesus tentang para penggarap di kebun anggur. Konon ada seorang tuan tanah yang kaya membuka sebuah kebun anggur dan melengkapinya dengan segala perlengkapannya: pagar sekelilingnya, lubang tempat memeras anggur dan menara jaga. Ia menyewakan kebun itu kepada para petani atau penggarap-penggarap. Ia berharap akan mendapat hasil yang banyak dari kebun anggur itu. Namun demikian sangat disayangkan karena saat musim buah-buahan tiba, ia menyuruh para hambanya untuk menerima hasilnya tetapi ditolak oleh para penggarap bahkan penolakan itu disertai kekerasan. Pada akhirnya tuan itu mengutus anaknya sendiri dengan pikiran bahwa para penggarap itu pasti segan melihat anaknya. Tetapi para penggarap itu justru membunuh anaknya itu karena mereka berpikir bahwa dialah orang yang akan menerima warisan ini.

Reaksi dari tuan yang memiliki kebun anggur setelah anaknya dibunuh adalah membinasakan para penggarap yang jahat itu dan menyewakan kebun anggur itu kepada orang lain sehingga mereka bisa menyerahkan hasilnya kepadanya tepat pada waktunya. Yesus juga menjelaskan identitas dirinya sebagai batu yang dibuang oleh tukang bangunan dan menjadi batu penjuru.Pada akhirnya Yesus terus terang mengatakan juga bahwa Kerajaan Allah yang sudah ada bersama mereka akan diambil dan diberikan kepada orang lain yang bisa menghasilkan buah-buah kerajaan pada waktunya.

Perikop Injil pada hari Minggu ini sangat meneguhkan seluruh Gereja. Dengan sangat jelas Yesus mengatakan bahwa Gereja mengambil alih tempat bangsa Israel. Cinta kasih Allah pertama-tama memang ditujukan kepada bangsa Israel tetapi akan beralih kepada Gereja sebagai umat pilihan Allah yang baru yang ditebus oleh Yesus Kristus. Mengapa demikian? Karena umat Israel tidak menerima tawaran kasih Allah. Mereka tidak menghasilkan buah-buah Kerajaan karena sikap mereka yang egois dan tidak mau mendengar Tuhan. Gereja sebagai umat baru sangat diharapkan untuk menghasilkan buah-buah Kerajaan tepat pada waktunya.

Tugas dan misi Gereja di dunia saat ini adalah menghasilkan buah pada waktunya. Tentu saja seluruh Gereja, dalam hal ini orang-orang yang dibaptis harus menyadari tugas dan tanggungjawabnya dalam bekerja dan melayani Gereja dengan sepenuh hati. Pengalaman Gereja memang tidak jauh dari pengalaman yang dikisahkan Yesus di dalam perikop Injil hari ini. Para utusan Tuhan atau para nabi dibunuh bahkan Yesus PuteraNya pun disalibkan. Gereja akan mengalami tantangan dari dalam dan luar tetapi diharapkan untuk tetap bertahan karena Tuhan sendiri yang menyertai Gereja hingga akhir zaman. Yesus sebagai batu penjuru yang dibuang akan menguatkan GerejaNya. Mari kita hidup sebagai anak-anak Tuhan yang selalu menyadari tugas dan tanggung jawab untuk menghasilkan buah pada waktunya.

Tanah Palestina merupakan tanah yang cocok untuk ditanami anggur, zaitun dan kurma. Sejak dahulu para petani di daerah ini mengolah tanahnya dengan baik supaya bisa menanam anggur yang bisa memberi hidup kepada mereka. Nabi Yesaya menulis nyanyian tentang kebun anggur. Dalam nyanyian ini dikisahkan bahwa ada seorang mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mengolah tanahnya, membuang batu-batuan dan menanami dengan pohon anggur pilihan. Ia mendirikan menara jaga, menggali lubang untuk memeras anggur. (Yes 5:1-2). Harapan dari sang pemilik kebun anggur adalah pohon anggur pilihan itu akan menghasilkan buah anggur berkualitas. Tetapi aneh bin ajaib, karena buah anggur dari pohon pilihan ini ternyata rasanya asam bukan manis. Ini mengecewakannya! Ia pun berubah pikiran dengan menebang pagar durinya, kebun itu akan diinjak-injak, semak duri akan bertumbuh dan tak ada hujan yang bisa menyiraminya dari langit.

Satu hal yang hebat di sini adalah tuan kebun itu hebat. Ia berpikiran positif, punya harapan yang tinggi ternyata anggur dari pohon yang berkualitas itu hanya berbuah asam. Sekarang pikirkanlah dirimu sendiri. Tuhan adalah pemilik kebun anggur dan dirimu adalah pohon anggur. Tuhan memiliki rencana yang bagus dan indah untukmu tetapi anda tidak terbuka untuk menerima kasihNya sehingga anda tetaplah anggur asam bukanlah anggur yang manis. Apa yang harus dilakukan untuk menjadi anggur manis? Butuh pertobatan yang radikal! Anda dan saya harus berubah menjadi layak di hadirat Tuhan

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply