Food For Thought: Suka mencobai Tuhan Allah

Apakah anda juga mencobai Tuhan Allahmu?

Ada seorang pemuda pernah datang kepada saya. Ia membicarakan masalah relasinya dengan Tuhan yang disadarinya semakin parah. Ia pernah merasa bangga sebagai orang katolik, apalagi dibaptis saat masih bayi. Ia aktif sebagai misdinar dan pernah mendapat penghargaan sebagai misdinar terbaik. Ia selalu berhadapan dengan sebuah pertanyaan yang sama: “Apakah Tuhan benar-benar ada atau tidak ada?” Pertanyaan itu selalu menghantui pikirannya sehingga membuatnya semakin jauh dari Tuhan. Ia tidak aktif dalam kegiatan gereja, beribadat pun sudah jarang bahkan nyaris tidak mau ikut misa hari Minggu. Pertanyaan ini memang menunjukkan bahwa ia sedang merasa ragu dengan imannya kepada Tuhan. Saya memilih diam dan membiarkan dia berbicara sepuasnya sebab bagiku, dia memang sedang membutuhkan seorang yang setia untuk duduk lama dan mendengarnya. Setelah selesai berbicara maka saya mendoakan dan memberkatinya. Lama setelah pertemuan itu ia datang lagi ke kantor saya. Ia mengatakan bahwa ternyata kesenyapan saya ikut mengubah seluruh hidupnya. Ia sadar dan kembali kepada Tuhan.

Pada hari ini kita mendengar kisah orang-orang Israel yang menggerutu melawan Tuhan. Mereka bahkan tidak malu-malu mencobai Tuhan Allah dan meragukan kemampuan-Nya sebagai Tuhan. Berbagai protes mereka sampaikan melalui Musa. Misalnya orang-orang Israel mengeluh soal makan., “Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun kecuali manna ini saja yang kita lihat” (Bil 11:5-6). Mereka juga mengeluh soal minum: “Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum” (Kel 17:2). Musa mempertanyakan permintaan mereka ini, sebab mereka bertengkar melawannya sekaligus mencobai Tuhan. Mereka semakin keras berkata: “Mengapa engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?” (Kel 17:4).

Ada saja orang yang meragukan keberadaan Tuhan hanya karena kekurangan makanan dan minuman. Orang-orang Israel tempo doeloe sudah mencobai Tuhan Allah soal makanan dan minuman. Yesus sendiri mengalami godaan soal makanan dan minuman di padang gurun setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Kita saat ini pun mengalami godaan yang berhubungan dengan puasa dan pantang. Mungkin ada yang tidak setia, tidak serius dalam berpuasa dan pantang. Godaan-godaan itu dapat membawa kita kepada pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan keraguan kita akan eksistensi Tuhan Allah sendiri.

Kesadaran baru perlu kita miliki. Kita memang haus, bukan hanya soal kekurangan air bersih melainkan kita haus akan kebenaran dan keadilan. Kita haus akan kejujuran dari orang-orang yang menjadi pemimpin supaya mereka memimpin dengan jujur. Kita haus akan perbuatan baik, perasaan empati, kemampuan untuk memberi apresiasi. Kita haus akan Tuhan yang dapat mengubah hidup kita menjadi baru. Kita sungguh membutuhkan Roh Kudus untuk menghilangkan segala dahaga rohani kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply