Food For Thought: Satu-satunya…

Menyelamatkan semua orang!

Ada seorang bapa pernah membagikan pengalaman rohaninya dengan berkata: “Saya selalu bangga sebagai orang katolik yang mengikuti Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah satu-satunya penyelamat kita. Dia adalah satu-satunya pengantara kita kepada Bapa. Dialah Tuhan atas segala sesuatu di bumi, atas bumi dan di bawah bumi ini. Pokoknya Yesus adalah satu-satunya dalam hidupku!” Suaranya yang menggelegar itu membangunkan banyak orang di dalam ruangan rekoleksi, baik secara fisik bagi yang sedang ngantuk maupun yang sedang tidur dalam iman. Kesaksiannya ini sekaligus pernyataan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Pengakuan iman sang bapa ini ikut membuka wawasan kita pada hari ini untuk semakin mengimani Tuhan Yesus Kristus. St. Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Timotius mengungkapkan dua hal penting yang selalu mendapat dukungan dari doa. Ia menasihati supaya selalu ada doa permohonan dan syukur yang terus menerus. Dengan demikian Tuhan akan menyelamatkan semua orang dan mereka juga memperoleh pengetahuan akan kesabaran. Di samping doa sebagai dukungan bagi keselamatan, Paulus juga mengatakan bahwa Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus. Jadi dengan bantuan doa permohonan dan syukur maka Tuhan akan menepati janji-Nya dari dahulu kala untuk menyelamatkan manusia. Keselamatan hanya dalam nama Yesus Kristus, satu-satunya pengantara Allah dan manusia.

Perkataan Paulus dalam bacaan pertama ini membantu kita untuk lebih mengerti lagi kasih dan kebaikan Tuhan yang setia menyelamatkan manusia yang lemah, berdosa dan tak berdaya di hadirat Tuhan. Ketidakberdayaan itu disebabkan oleh sakit dan penyakit bahkan kematian yang dialami oleh manusia. Tuhan Yesus hadir untuk menunjukkan diri-Nya sebagai satu-satunya Pengantara Bapa dan manusia.

Dalam bacaan Injil dikisahkan tentang sebuah mukjizat yang dilakukan oleh Yesus bagi hamba seorang perwira yang sedang sakit. Baik perwira maupun hambanya tidak memiliki nama, dan kiranya mewakili kita semua yang percaya kepada-Nya. Sang perwira sudah lama mendengar tentang Yesus dan semua mukizat-Nya. Sebab itu ia berani, tidak malu untuk menyuruh orang tua-tua supaya meminta Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sedang sakit itu. Orang tua-tua ini masih memiliki kategori manusiawi yakni balas budi. Inilah perkataan mereka kepada Yesus: “Sudah selayaknya Engkau menolong dia sebab ia mengasihi bangsa kita, dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami” Yesus pun berjalan menuju kepadanya. Sang Anak Allah yang merelakan dirinya, berjalan dalam lorong-lorong kehidupan manusia untuk menyelamatkan.

Sang perwira mendengar bahwa Yesus sedang menuju ke rumahnya. Ia rendah hati dan merasa tidak layak rumahnya disinggahi Yesus: “Tuhan, jangan bersusah-susah, sebab aku merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku. Aku tidak pantas menemui Tuan. Tetapi katakanlah sepata kata saja, maka hambaku akan sembuh.” Yesus mendengar semua perkataan ini dan memuji sang perwira: “Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai”. Hamba perwira itu sembuh karena iman tuannya kepada Yesus, dan Yesus melihat kekuatan iman sang perwira.

Sang perwira yang dikisahkan dalam Injil Lukas ini memang luar biasa. Ia bukan orang Yahudi tetapi memiliki iman besar kepada Kristus melebihi orang Israel. Sang perwira bukan orang Yahudi tetapi berdoa dengan caranya sendiri, penuh iman dan kerendahan hati. Buah doanya ini adalah kesembuhan, keselamatan. Maka benar apa yang dikatakan Paulus bahwa Tuhan menghendaki agar semua orang mengalami keselamatan. Orang bukan katolik tetapi menghayati cara hidup Kristus dan ajaran-ajarannya layak untuk merasakan keselamatan.

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menyelamatkan kami dengan mempersembahkan tubuh dan darah-Mu yang mulai bagi keselamatan kami. Semoga kami menyerupai Engkau dalam hidup setiap hari. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply