Homili Hari Minggu Biasa ke-XXVIII/A – 2017

Hari Minggu Biasa ke-XXVIIIA Yes 25:6-10a Mzm 23:1-3a. 3b-4.5.6 Flp 4:12-14.19-20 Mat 22:1-14 Perjamuan Tuhan bagimu juga! Kita mengawali perayaan syukur hari Minggu ini dengan sebuah Antifon Pembuka berbunyi: “Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.” (Mzm 130:3-4). Antifon Pembuka ini kiranya mampu membuka wawasan kita […]

Homili 14 Oktober 2017

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XXVII Yl. 3:12-21 Mzm. 97:1-2,5-6,11-12 Luk. 11:27-28 Bersukacitalah dalam Tuhan! Ada seorang sahabat menulis di dinding facebooknya pagi ini berupa kutipan Kitab Suci, bunyinya: “Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersoraksorailah, hai orang-orang benar, bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!” (Mzm 32:11). Kata-kata indah dari Kitab Mazmur ini memang patut direnungkan lebih dalam lagi dalam […]

Homili 13 Oktober 2017

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-XXVII Yl 1:13-15.2:1-2 Mzm 9: 2-3.6.16.8-9 Luk 11:15-26 Yesus memang luar biasa! Pada hari ini, 13 Oktober 2017 kita semua mengenang 100 tahun Bunda Maria menampakkan diri untuk terakhir kalinya kepada Yacinta, Francesco dan Lucia di Fatima. Pada waktu itu ketiga anak gembala ini berkumpul bersama 70.000 orang mendatangi Cova. Dikisahkan […]

Homili 10 Oktober 2017

Hari Selasa, Pekan Biasa ke-XXVII Yun. 3:1-10 Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8 Luk. 10:38-42 Menerima Yesus Kristus Pada suatu kesempatan, saya mengikuti ibadat Oiekumene. Ibadat berlangsung dengan baik, kelihatan semua orang berpartisipasi dalam doa dan pujian. Pembawa Sabda adalah seorang pendeta senior, dan tema yang dia bawakan adalah: “Apakah anda sudah menerima Yesus Kristus?†Mungkin bagi banyak orang […]

Homili 9 Oktober 2017

Hari Senin, Pekan Biasa ke-XXVII Yun 1:1-17.2:10 MT (Yun) 2:2-4.7 Luk 10: 25-37 Kasih Allah itu sungguh nyata! Seorang sahabat pernah mengatakan bahwa kasih itu bukanlah sebuah teori karena semua orang bisa berteori tentang kasih. Kasih itu haruslah sebuah perbuatan yang nyata sehingga langsung dialami oleh sesama manusia. Saya mendengar dengan penuh perhatian perkataan ini […]

Homili Hari Minggu Biasa ke XXVIIA – 2017

Hari Minggu Biasa ke-XXVIIA Yes 5:1-7 Mzm 80: 9.12.13-14.15-16.19-20 Flp 4:6-9 Mat 21:33-43 Janganlah kamu kuatir! Seorang sahabat mengirim sebuah ‘ayat emas’ pagi ini kepada saya, bunyinya: “Janganlah kuatir akan hidupmu: apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum dan jangan kuatir […]

Homili 7 Oktober 2017

Hari Sabtu, Pekan Biasa ke-XXVI Ba 4: 5-12.27-29 Mzm 69: 33-35.36-37 Luk 10:17-24 Semoga namaku terdaftar di surga Saya pernah mendengar sambutan dari seorang penderma yang membangun sebuah gedung Gereja di stasi misionaris terpencil. Mulanya ia merasa kaget ketika melihat begitu banyak umat yang datang untuk beribadah, namun gedung gerejanya tidak layak untuk disebut rumah […]

Homili 6 Oktober 2017

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-XXVI Ba 1:15-22 Mzm 79: 1-2.3-5.8-9 Luk 10:13-16 Dengarkanlah suara Tuhan Seorang anak remaja menulis doa syukurnya kepada Tuhan dalam sebuah buku catatannya. Bunyi doa syukurnya adalah: “Tuhan Allah, Bapa yang mahabaik, aku selalu mengucap syukur kepada-Mu karena Engkau menciptakanku begitu sempurna adanya. Engkau memberi kepadaku bagian-bagian tubuh yang sangat berguna […]

Homili 5 Oktober 2017

Hari Kamis, Pekan Biasa ke-XXVI Neh 8:1-5.6-7.8-13 Mzm 19: 8.9.10.11 Luk 10: 1-12 Menjadi utusan yang bijaksana Kita memulai perayaan syukur kita hari ini, dengan mendaraskan sebuah Antifon Pembuka, bunyinya: “Panennya banyak tetapi pekerja-pekerja sedikit. Sebab itu mohonkanlah kepada Tuan yang empunya tuaian, agar Ia mengirim pekerja-pekerja ke panenannya” (Luk 10:2). Perkataan ini diucapkan oleh […]

Homili 4 Oktober 2017- Injil untuk Daily Freshjuice

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XXVI Neh 2:1-8 Mzm 137: 1-2.3.4-5.6 Luk 9:57-62 Perjumpaan yang bermakna Hidup kita selalu ditandai dengan berbagai perjumpaan yang bermakna dengan pribadi-pribadi tertentu. Seorang Romo pernah bersaksi bahwa jauh sebelum berminat untuk masuk seminari, ia hidup dalam kegelapan. Inilah titik-titik kegelapannya sebelum menjadi Romo: ia jarang ke gereja untuk beribadah, selalu […]