Food For Thought: Pemimpin yang Ideal

Pemimpin Ideal!

Pada hari ini saya terpesona, kagum, terharu dan aneka perasaan lainnya dalam hatiku ketika membaca dan merenungkan kembali kisah penyembuhan jarak jauh yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada seorang hamba dari seorang perwira Romawi di Galilea. Ketika itu Yesus sedang dalam perjalanan ke markas-Nya yakni rumah Simon Petrus di Kapernaum. Dalam perjalan itu, Yesus berjumpa dengan seorang perwira Romawi. Sang Perwira tanpa nama ini mengabdi orang asing dan mungkin saja dia juga orang asing, tidak beragama Yahudi. Ia sudah lama mendengar Yesus maka kali ini tanpa malu-malu ia mendekati Yesus dan memohon supaya Yesus menyembuhkan hambanya (juga tanpa nama) yang sedang berbaring di rumah karena sakit lumpuh dan sangat menderita.

Reaksi spontan Yesus adalah “Aku akan datang untuk menyembuhkannya”. Tetapi sang perwira ini rendah hati, tahu diri maka ia jujur mengatakan kepada Yesus supaya tidak usah datang ke rumahnya. Cukuplah Yesus memberikan kata-kata penyembuhan maka hamba sang perwira itu dapat sembuh. Yesus pun mengatakan kepadanya bahwa hamba yang sedang berbaring itu sembuh. Yesus menyembuhkan hamba itu dari kejauhan karena melihat iman dari sang perwira ini. Yesus bahkan memuji imannya dengan mengatakan bahwa Ia sendiri tidak pernah menemukan iman sebesar iman sang perwira ini.

Hal yang menarik perhatian saya adalah pada sosok Yesus dan sang perwira ini. Kedua-duanya adalah sosok pemimpin yang ideal. Mari kita teliti lebih lanjut:

Pertama, Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah pemimpin sejati. Yesus sendiri berkata: “Jangalah pula kamu disebut pemimpin karena hanya satu pemimpinmu yaitu Mesias.” (Mat 23:10). Yesus adalah pemimpin ideal bagi kita semua. Ia menunjukkannya dalam kesediaan untuk menyembuhkan yang sakit, orang lumpuh, sakit panas dan yang kerasukan setan. Menyebut orang sakit memang masuk kategori orang miskin dan tak diperhatikan dalam keluarga dan masyarakat. Banyak orang sakit yang tidak diperhatikan. Misalnya banyak orang tua yang sakit tetapi dibiarkan begitu saja oleh anak-anaknya. Anak-anak harus berani melawan lupa! Andaikan tidak ada orang tua maka dirinya juga pasti tidak. Hal yang baik dari Yesus adalah bahwa Dia adalah pemimpin ideal yang care, penuh kasih terhadap orang-orang yang tidak berpengharapan. Apakah masih ada pemimpin yang care dengan orang kecil? Pandanglah Yesus dan belajarlah dari pada-Nya.

Kedua, Perwira sejati. Kita belajar banyak hal darinya. Dia seorang pemimpin ideal karena memperhatikan kebutuhan hambanya. Ia tahu bahwa ia membutuhkan hambanya. Ia tidak mengukur hambanya dari berapa gaji bulanan dan tunjangan yang sudah, sedang dan akan diberikan kepadanya. Ia mengasihi hambanya maka ia berani datang meminta Yesus untuk menyembuhkannya. Ia bahkan menunjukkan kerendahan hatinya di hadapan Tuhan Yesus. Dia adalah perwira yang beda! Dia masih care dan empati dengan hambanya.

Pemilihan anticipada (bagi kami di Timor Leste), dan PilKaDa serentak di Indonesia sudah dilakukan dengan aman dan sedikit kecurangan di sana-sini. Sekarang para pemilih mulai menunggu janji-janji berupa kata-kata manis selama kampanye berlangsung. Harapannya hanya satu yaitu kata-kata manis itu jangan berubah menjadi pahit. Kata-kata yang pahit adalah kebohongan public yang selalu menjadi dosa sosial dari kaum berbaju safari. Bosan kalau hanya main janji saja. Memalukan kalau masyarakat mengatakan pemimpin itu pendusta.

Kita memadang Yesus yang memimpin kita. Kata-katanya sangat manis karena memiliki daya menyembuhkan yang luar biasa. Kata-katanya mengubah hidup kita supaya serupa dengan-Nya di hadapan Bapa yang satu dan sama. Kita memandang sang perwira yang memperhatikan hambanya. Optio fundamentalnya adalah supaya hambanya sembuh. Kita masih membeda-bedakan sesama manusia. Pembantu, sopir dan lain sebagainya boleh makan di dapur atau di meja yang lain atau cukuplah memberi beberapa lembar duit dan ia mencari makan sendiri. Kita hanya menggunakan jasanya saja. Betapa tidak manusiawinya hidup kita di hadapan Tuhan. Sebaiknya kita malu dihadapan perwira yang bukan Yahudi tapi percaya kepada Yesus. Kita yang mengaku Kristen bagaimana?

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply