Homili 10 Desember 2018

Hari Senin Pekan II Adven

Yes. 35:1-10

Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14

Luk. 5:17-26

 

Ia selalu melihat iman kita!

Kita semua sedang berada di pekan kedua Adven. Tuhan Allah melalui sabda-Nya membimbing kita untuk bertumbuh dalam iman dan kepercayaan kepada-Nya. Sosok yang membantu pertumbuhan iman kita pada pekan ini adalah St. Yohanes Pembaptis, hidup pribadi dan pewartaannya. Ia mewartakan pertobatan bukan hanya dengan kata-kata saja melainkan dengan hidupnya yang nyata. Perkataan-perkataannya yang keras dalam seruan tibatnya betul-betul menguatkan iman orang-orang yang mendengarnya.

Pada hari ini kita mendengar kisah Yesus dalam Injil Lukas. Dikisahkan bahwa Tuhan Yesus sedang mengajar. Di antara para pendengar-Nya, ada beberapa orang Farisi, para ahli Taurat dari semua desa di Galilea, Yudea dan Yerusalem. Kita dapat membayangkan bahwa ini adalah kumpulan orang-orang hebat di hadapan sang Maestro yang tidak ada tandingan-Nya. Ia hendak menunjukkan keunggulan-Nya sebagai Anak Allah yang memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tentu saja kuasa untuk mengampuni dan menyembuhkan tidak mampu dilakukan oleh kaum Farisi dan para ahli Taurat.

Pada saat yang sama ada beberapa orang yang menyatakan iman dan kepercayaan mereka kepada Tuhan Yesus. Mereka percaya bahwa Tuhan Yesus akan melakukan yang terbaik bagi temannya yang lumpuh. Sebab itu mereka mengusung orang lumpuh untuk mendekati Yesus namun tidak berhasil karena kerumunan orang. Mereka mencari jalan untuk membantu teman yang lumpuh karena mereka mengimani Yesus. Mereka bertekad demikian karena mereka percaya akan kuasa ilahi Tuhan Yesus Kristus. Mereka lalu menaiki atap rumah, membongkarnya dan menurunkan teman mereka yang lumpuh di hadapan Yesus untuk disembunyikan. Yesus melihat iman mereka, dan konsekuensinya orang lumpuh itu mengalami pengampunan yang berlimpah.

Pikiran kita terbuka sekarang pada belas kasih Tuhan. Belas kasih Tuhan mengubah seluruh hidup manusia yang berdosa. Ia mengasihi dan mengampuni sampai tuntas. Keselamatan menjadi milik orang-orang yang rendah hati untuk bertobat dari dosa dan salah mereka. Maka selain melihat iman orang-orang yang mengantar si lumpuh kepada Yesus, Ia juga mengampuni dan membaharui hidup si lumpuh tanpa nama. Ia mungkin saja lumpuh secara fisik, dan lumpuh secara rohani. Pengampunan berlimpah dari Tuhan Yesus telah mengubah hidupnya dan menjadi baru bagi-Nya. Ia harus bangun bukan duduk untuk menikmati dosa-dosanya. Ia bangun dari kelumpuhan adalah tanda kebaruan. Mukjizat ini menimbulkan rasa takjub yang besar dari pihak dari semua orang. Mereka juga memuliakan Allah karena melihat secara langsung hal-hal yang menakjubkan.

Kisah Injil ini sebenarnya berbicara tentang hidup kita setiap hari. Banyak kali kita adalah orang lumpuh yang membutuhkan jamahan Yesus supaya dapat bangun dari kelumpuhan, dari hidup yang lama di atas tempat tidur kita. Masalahnya adalah kita membutuhkan Tuhan atau tidak sebab pertolongan Tuhan itu selalu datang tepat pada waktunya. Hal terpenting adalah kesadaran bahwa kita adalah orang lumpuh karena dosa dan salah yang sadar kita lakukan. Sulitnya hidup kita untuk menjauh dari dosa sampai menjadi lumpuh. Kita perlu terbuka dan siap menolong sesama yang membutuhkan Tuhan. Iman kita dapat menyembuhkan sesama kita. Kita selalu berdoa: “Tuhan Yesus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman gereja-Mu”. Kita memohon supaya Tuhan memperhatikan iman kita. Dosa dan salah kita dibuang ke tubir-tubir laut yang dalam. Kita perlu hidup seperti Yesus yang berbelas kasih kepada manusia. Yesus tahu bahwa si lupuh orang berdosa, namun Ia tetap mengasihinya. Ia tidak menjauh dari orang berdosa. Hidup Yesus semacam inilah yang harus kita perjuangkan dan kita hayati secara pribadi.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama, sangat menghibur kita. Suasana penuh kebahagiaan, sukacita menjadi pewartaan dari Yesaya. Ia menunjukkan wajah Allah yang berbelas kasih dengan mengatakan bahwa Tuhan Allah sendiri datang dan menyelamatkan kita semua. Intervensi Tuhan dalam fenomena alam seperti pada gurun dan padang kering bergirang, padang belantara akan bersorak-sorai dan berbunga. Orang-orang akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita.

Tuhan Allah sendiri turut bekerja dalam membaharui dan menyelamatkan umat-Nya. Orang-orang yang lesu mendapat kekuatan, orang-orang yang tawar hati mendapatkan kekuatan dari Tuhan. Orang-orang jangan galau dan takut sebab Tuhan adalah penyelamat kita. Mata orang-orang buta dicelikkan, telinga orang-orang tuli dibuka, orang-orang lumpu akan melompat seperti rusa. Situasi dunia menjadi harmonis karena buah-buah pertobatan orang berdosa. Ingat, Tuhan selalu melihat imanmu. Hidup kristiani menjadi bermakna ketika kita sadar diri sebagai orang berdosa, membutuhkan Tuhan dan siap untuk menerima pengampunan dan belas kasih Tuhan sendiri. Ingatlah, Ia selalu melihat iman kita. Amen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply