Hari Rabu, Pekan Paskah II
Kis. 5:17-26;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;
Yoh. 3:16-21
Beritakanlah seluruh Firman hidup!
Pada tanggal 8 September 2018 yang lalu, Bapa Suci Paus Fransiskus menjumpai 74 uskup baru yang terpilih untuk melayani Gereja lokal di kelima benua ini. Pada kesempatan yang baik ini, beliau meminta dengan sangat kepada mereka untuk memperhatikan kawanan umat mereka seperti Gembala yang Baik, dengan menjadi orang-orang yang berdoa, mewartakan Injil dan hidup dalam persekutuan. Secara khusus, hal yang berkaitan dengan upaya untuk memberitakan Injil, Paus Fransiskus mengatakan: “Tugas dari seorang uskup adalah pergi keluar dan memberitakan Injil di tempat-tempat di mana Allah tidak dikenal atau dihina dan dianiaya, dan tidak hanya duduk di kantornya seperti seorang manajer perusahaan atau pangeran. Dalam tugas ini, dia harus menjadi saksi yang rendah hati bagi Injil seperti Yesus, dengan tanpa menyerah pada godaan kekuasaan, pemuasan diri, keduniawian atau memproyeksikan diri, dan tanpa mengurangi makna Yesus yang disalib dan bangkit.” Membaca pesan Bapa Suci kepada para gembala kita ini, saya tak henti-hentinya memberi jempol sebab beliau tidak hanya berpesan kepada para uskup yang baru terpilih tetapi mengingatkan kami semua sebagai pembantu dekat para uskup untuk semakin setia memberitakan Yesus sebagai Firman hidup.
St. Lukas di dalam Kisah Para Rasul melanjutkan kisah-kisahnya tentang kehidupan para Rasul Yesus yang berani untuk memberitakan seluruh Firman hidup. Petrus dan teman-temannya tidak henti-henti memberitakan Injil, mula-mula di Yerusalem dan perlahan-lahan ke seluruh dunia. Banyak orang baru sadar dan percaya kepada Kristus dengan melakukan pertobatan yang radikal sesuai pemberitaan para Rasul. Untuk mewujudkan kehidupan Kristiani tidaklah cukup dengan menyatakan kebanggaan sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus. Kita harus berusaha untuk mewujudnyatakan iman kita kepada Kristus melalui perbuatan-perbuatan yang nyata. Pemberitaan Sabda hidup adalah salah satu contoh perbuatan nyata dari kita sebagai pengikut Kristus.
Tentu saja ini bukanlah hal yang baru. Para rasul seperti Petrus dan Yohanes berani masuk penjara karena cinta mereka kepada Tuhan Yesus begitu berkobar-kobar. Tuhan Yesus pun mengasihi mereka tanpa batas sehingga melalui malaikat-Nya, ia menyuruh mereka untuk selalu berbuat baik kepada semua orang. Perbuatan baik dapat terlaksana sempurna dalam perasaan saling hormat menghormati dan saling memperhatikan satu sama lain. Perbuatan baik yang dimaksudkan adalah semangat gereja sebagai Gereja misioner. Inilah pesan Malaikat kepada Petrus dan Yohanes, “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” (Kis 5:20).
Reaksi kedua Rasul ini adalah mentaati perintah Tuhan dengan mewartakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, sekaligus mewartakan Kristus sebagai Firman hidup. Mereka mengalami sebuah mukjizat yaitu pembebasan secara ajaib di dalam penjara dan berani memberitakan Injil di dalam Bait Allah. Mereka ditangkap dan dimasukkan kembali ke dalam penjara tanpa perlawanan. Hal yang menakjubkan adalah penyertaan Tuhan sehingga mereka bahagia dalam memberitakan Injil. Pengalaman para rasul ini memenuhi perkataan Yesus di dalam Injil: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:11-12).
Para rasul berani untuk memberitakan seluruh Firman hidup karena mereka sungguh merasakan kasih Kristus selama hidup bersama-Nya. Tuhan Yesus adalah kasih Bapa bagi dunia sehingga orang yang percaya kepada kasih Bapa yang begitu luhur akan hidup abadi. Sejalan dengan ini, Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yoh 3:16-17). Tugas mewartakan seluruh Firman hidup adalah kebenaran bahwa Allah sungguh mengasihi dunia dan bahwa Yesus adalah Anak Allah, satu-satunya Penyelamat dunia.
Masa Paskah merupakan kesempatan emas bagi kita untuk mewartakan seluruh Firman hidup sebagai sebuah kesaksian bahwa Yesus sungguh bangkit dan Dialah yang mengasihi dan menyelamatkan kita semua. Seluruh Firman hidup itu diwartakan dengan hidup yang nyata.
P. John Laba, SDB