Food For Thought: Saya mendoakanmu…

Saya mendoakanmu!

Saya memiliki pengalaman-pengalaman tertentu, ketika diminta untuk menjadi penengah dalam mendamaikan keluarga-keluarga tertentu yang sedang bertikai. Saya mengingat keluarga A yang masalahnya seperti benang kusut. Yang namanya kekerasan fisik dan kekerasan verbal sudah dialami oleh keluarga A dan rasanya sulit untuk mempersatukan dan mendamaikannya dengan keluarga B. Setelah berunding cukup lama akhirnya disepakati untuk mengadakan rekonsiliasi keluarga. Acara rekonsiliasi berjalan dengan lancar meskipun sebelumnya ada tarik ulur dari pihak keluarga B yang nyata-nyatanya memang bersalah terhadap keluarga A. Saya tetap ingat perkataan dari Bapa keluarga A kepada keluarga B: “Saya mendoakanmu karena Tuhan Yesus mengajarkannya kepada saya. Saya berusaha untuk melupakan seribu satu hal yang sudah terjadi karena Tuhan juga melakukannya kepada saya.” Perkataan ini diucapkan perlahan-lahan dan memiliki power yang luar biasa. Orang yang mengucapkannya berubah dan yang mendengarnya juga diubah menjadi manusia baru.

Kita semua mudah mengulangi perkataan Tuhan Yesus ini: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat 5:44). Coba pikirkanlah wajah-wajah orang yang menjadi musuhmu, dan katakanlah kepadanya: “Aku mengasihimu”. Coba pikirkanlah wajah orang yang menganiayamu secara fisik dan verbal dan katakanlah kepadanya: “Saya mendoakanmu supaya anda menjadi pribadi yang terbaik.” Butuh keberanian dan kerendahan hati untuk berubah dan mengubah kehidupan sesama manusia menjadi lebih baik lagi. Kalau saja kita memiliki keberanian untuk berubah dan mengubah maka ada jejak-jejak kebahagiaan yang akan muncul dengan sendirinya.

Mengapa kita begitu sulit untuk mengasihi musuh dan mendoakan para penganiaya? Karena kita tetap mengingat-ingat hal-hal yang sudah terjadi. Kita belum mampu melupakannya. Kita masih mau membalas dendam supaya bisa dianggap sebagai pria sejati. Tetapi apakah membalas dendam juga masih memiliki kebaikan yang terselubung bagi kita? Kita butuh Tuhan untuk mengubah hidup kita yang seperti benang kusut menjadi benang-benang yang lurus dan teratur. Berpasrah kepada Tuhan dan mengandalkan kuasa-Nya dalam hidup setiap hari. Saya mendoakanmu, dan selamanya berharap agar engkau menjadi pribadi yang terbaik.

Tuhan memberkati selalu.

P. John Laba, SDB