Homili 7 Oktober 2021

PW. Santa Perawan Maria, Ratu Rosario
Mal 3:13-4:2a;
Mzm. 1:1-2,3,4,6;
Luk. 11:5-13

Kekuatan sebuah doa

Saya masih mengingat sebuah pertanyaan dari seorang remaja kepada saya, saat ia memohon doa untuk keluarganya yang sedang memiliki sebuah masalah beberapa hari yang lalu. Inilah percakapan singkat kami melalui WhatsApp: “Selamat sore Pater John. Perkenalkan, saya Tito anakanya Pak Freddy dan ibu Carla.” “Selamat sore Tito, apa khabar?” Jawab saya. Dia melanjutkan percakapannya: “O iya Pater, maaf menggangumu. Saya mau tanya, apakah Pater masih berdoa? Saya mau meminta doa Pater untuk intensi keluarga kami yang sedang memiliki masalah yang cukup berat. Sekiranya pater berkenan dan masih berdoa, maka mohon doanya ya” Saya menjawabnya, “Ok, baik Tito. Saya masih berdoa sampai saat ini dan tentu saja saya akan mendoakan intensi keluargamu.” “Terima kasih Pater John”. Demikian percakapan singkat seorang remaja bernama Tito dengan saya beberapa hari yang lalu.

Saya memaknai percakapan singkat ini sebagai sebuah sapaan dari Tuhan kepada saya supaya tetap membiasakan diri dalam berdoa secara pribadi dan bertumbuh secara rohani karena buah doa pribadi ini. Saya menyadari bahwa tantangan bagi para imam dan biarawan serta biarawati adalah sudah terbiasa dengan doa bersama dalam komunitas dan bisa saja lalai dalam doa pribadinya. Maka kembali ke pertanyaannya sederhana tetapi sangat mendalam maknanya: “Apakah Pater masih berdoa? Sekiranya Pater berkenan dan masih berdoa.” Di sini ada sebuah pertanyaan dan sebuah permohonan sebagai konsekuensi dari pertanyaan tentang doa sebelumnya. Banyak orang memang berpikir bahwa para imam, biarawan dan biarawati, oleh karena setiap hari ada di pastoran dan di dalam biara maka ‘tidak perlu’ berdoa lagi. Setiap hari sudah ada bersama Tuhan. Ternyata itu keliru besar karena di dalam biara ada ibadat bersama: ibadat bacaan, ibadat pagi, ibadat siang, ibadat sore dan ibadat malam. Masih ada doa-doa devosional lainnya. Maka baik doa bersama sebagai komunitas maupun doa pribadi tetaplah sama dan penting.

Kita mendengar bacaan Injil yang menarik perhatian kita (Luk 11: 5-13). Tuhan Yesus barusan mengajar doa Bapa Kami. Kini Dia membuka wawasan para murid-Nya bahwa Tuhan Allah bukan hanya sebagai Bapa, tetapi juga sebagai seorang Sahabat terbaik. Karena Dia sebagai Bapa dan Sahabat terbaik maka kita sebagai manusia harus memiliki keberanian untuk memohon dan bersyukur kepada-Nya. Ketika membutuhkan sesuai jangan sungkan untuk memohon karena Dia adalah Bapada dan Sahabat terbaik dan murah hati. Berkaitan dengan ini, Yesus memberi contoh seorang sahabat yang mau meminjamkan tiga buah roti dan mendapatkannya. Maka Yesus lalu menghimbau kita semua: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Luk 11:9-10). Yesus mengakhiri perkataan-Nya kepada para murid dengan berkata: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:13). Allah Bapa murah hati dan Dia memberi yang terbaik yaitu Roh Kudus.

Pada hari ini kita juga untuk memandang Bunda Maria, Ratu Rosario. Dia telah membuktikan dirinya sebagai perantara doa-doa kita sebagai Gereja kepada Yesus Puteranya dan Gereja tetap berada di bawah perlindungannya. Dia menjadi Ratu Rosario dan ‘Auxilium Christianorum’ atau Penolong Umat Kristiani. Bunda Maria tetap mendoakan kita semua untuk menjadi serupa dengan Allah sebagai Bapa dan sahabat yang murah hati, mendoakan kita semua sekarang dan sampai saudara maut menjemput.

Bunda Maria adalah Ratu Rosario. Saya mengingat St. Yohanes Paulus II. Beliau memiliki devosi dan cinta yang besar kepada Bunda Maria. Pada bulan Oktober 2002, beliau mengeluarkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae (RVM) yang menguraikan kehadiran Maria dalam hidup pribadi Yesus, tentang doa Rosario dengan menambahkan Peristiwa Terang. Dalam Rosarium Virginis Mariae, Yohanes Paulus II mengatakan bahwa Rosario merupakan ungkapan perjalanan hidup Kristiani yang berpusat pada Kristus dan menjadi kompendium pesan Injil (RVM 1). Melalui Rosario, seluruh peristiwa hidup dan misteri Yesus diuraikan sebagai ungkapan irama hidup insani (RVM 2). Seluruh peristiwa hidup Yesus bukanlah sekedar sebuah legenda, tetapi Ia sungguh merangkul kenyataan hidup manusia menuju irama hidup Allah sendiri (RVM 25). Bagi Yohanes Paulus II, Rosario mengajak kita untuk menapaki Jalan Maria dan mengontemplasikan Yesus bersamanya (RVM 3).

Jauh sebelumnya, Yohanes Paulus II menulis dalam Dives in Misericordia tentang Bunda Maria: “Maria yang memiliki pemahaman paling mendalam akan belas kasih Allah, dialah yang, lebih dari segala manusia lainnya, layak dan pantas menerima belas kasih Allah. Dipanggil dengan suatu cara yang istimewa untuk ikut ambil bagian dalam misi Putranya dalam menyatakan kasih-Nya, Bunda Maria tak kunjung henti mewartakan belas kasih-Nya “dari generasi ke generasi”. Maria lebih mengenal Yesus secara pribadi dari pada kita. Maka kita hendaklah memohon supaya Bunda Maria membantu kita untuk mengenal Yesus lebih dalam lagi.

Berikut ini adalah janji-janji Bunda Maria bagi mereka yang setia mendoakan Doa Rosario:

1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan Rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan Rosario.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan memenaklukkan kesesatan.
4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa Rosario tidak akan binasa.
6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada Rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8. Mereka yang dengan setia mendaraskan Rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah; pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi Rosario, dari api penyucian.
10. Putera-puteri Rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan Rosario.
12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan Rosario Suci dalam segala kebutuhan mereka.
13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur Rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.
14. Mereka semua yang mendaraskan Rosario adalah anak-anakku, saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.

Semoga hari ini kita menjadikannya sebagai hari penuh sukacita untuk bertemu dengan Tuhan Yesus melalui Bunda Maria. Maria Ratu Rosario, doakanlah kami. Amen

P. John Laba, SDB