Homili 27 Februari 2024

27 Februari 2024 – Hari Selasa, Pekan Prapaskah II
Yes. 1:10,16-20
Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23
Mat. 23:1-12

Belajar berbuat baik

Untuk bisa berbuat baik dan benar di hadapan Tuhan dan sesama maka kita perlu belajar dari pengalaman hidup. Tempat belajar berbuat baik itu di mulai dari dalam keluarga kita masing-masing. Orang tua adalah pendidik nomor satu yang mengajarkannya hal-hal praktis. Seorang anak usia dini bisa berbuat baik kalau ia melihat ayah dan ibunya berbuat baik satu sama lain. Setiap kali orang tua berbuat baik satu sama lain, rasanya seperti ada tulisan yang lewat: “Buatlah seperti contoh”.

Nabi Yesaya hari ini mengingatkan kita supaya kita membangun semangat pertobatan dengan berbuat baik. Ia memulai nubuatnya dengan berkata: “Dengarlah Firman Tuhan”. Seruan ini disampaikan kepada para pemimpin Sodom dan Gomora yang menyukai dosa dan tidak mengikuti ajaran Tuhan. Ia lalu mengajak mereka dengan seruan: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yes 1:16-17).

Seruan sekaligus ajakan Yesaya ini penting untuk direnungkan dalam konteks pertobatan. Bertobat berarti membersihkan diri dari segala perbuatan jahat dan sebagai gantinya kita berbuat baik dan membangun keadilan. Hal lain yang penting adalah pelayanan kasih kepada orang-orang kecil seperti membela hak hidup anak-anak dan perkara para janda. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa apa yang kita lakukan bagi kaum kecil ini, kita melakukannya untuk Dia sendiri. Orang-orang kecil adalah Yesus yang lain yang siap untuk kita layani.

Pertanyaan mengenai kejujuran menjadi sulit bagi banyak orang dari dahulu hingga saat ini. Tuhan Yesus mengetahui situasi hidup kita sehingga Ia mengajak kita untuk membuang sikap munafik seperti para ahli Taurat dan kaum Farisi di dalam hidup pribadi kita. Yesus mengatakan bahwa mereka ini sudah menduduki kursi Musa. Mereka berlaku seolah-olah menjadi Musa yang berbicara atas nama Tuhan kepada umat Israel, padahal hidup mereka jauh dari Musa sahabat Allah. Mereka hanya bisa berteori tetapi tidak melakukannya di dalam hidup mereka. Hal-hal yang ada pada mereka hanya kemunafikan saja. Oleh karena itu Yesus berpesan kepada para muridNya supaya mengikuti segala sesuatu yang mereka ajarkan tetapi tidak mengikuti apa yang mereka lakukan. Pesan yang sama ditujukkan kepada anda dan saya saat ini.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk selalu berbuat baik kepada semua orang dalam waktu-waktu kehidupan kami. Amen.

P. John Laba, SDB