Hari Senin, Pekan II Paskah
Kis. 4:23-31;
Mzm. 2:1-3,4-6,7-9;
Yoh. 3:1-8
Selalu bersyukur kepada Tuhan
Beberapa hari yang lalu saya mengajak para konfrater saya di dalam komunitas untuk memiliki kebiasaan bersyukur kepada Tuhan. Selama masa pandemi ini kita merasa kehilangan banyak imam, biarawan dan biarawati tetapi dari tarekat Salesian sendiri untuk sementara belum ada yang menderita karena covid-19. Bagi saya, ini benar-benar merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa bagi kami dan juga karena doa dan dukungan dari para umat yang murah hati dan selalu mendukung dengan caranya sendiri-sendiri. Saya selalu mengingat umat tertentu yang care sekali dengan menanyakan apakah saya memiliki masker yang cukup, vitamin c yang cukup dan lain sebagainya. Tuhan selalu bekerja melalui kehadiran orang-orang baik dan murah hati.
Saya tertarik dengan suasana komunitas gereja perdana di Yerusalem. Pada waktu itu Petrus dan Yohanes dihadapkan di hadapan Mahkama Agama Yahudi dan mereka semua dilarang supaya tidak menyebut nama Yesus lagi. Petrus dengan sangat berani berkata: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” (Kis 4:19-20). Petrus dan Yohanes memang menderita karena rasa cinta yang mendalam kepada Yesus. Mereka tidak mau menyangkal Dia lagi tetapi tetap berani untuk mewartakan kebangkitan-Nya.
Pengalaman Petrus dan Yohanes dibagikan bersama di dalam komunitas. Para rasul dan komunitas mendengar dan memahami pengalaman penderitaan sekaligus kesaksian iman mereka. Maka dengan penuh rasa syukur, para rasul menaikan puji dan syukurnya kepada Tuhan atas segala sesuatu yang sudah dilakukan Tuhan bagi Petrus dan Yohanes. Roh Allah turut hadir dan bekerja di dalam komunitas saat mereka sedang berdoa. Mereka merenungkan sejarah keselamatan yang menjadi sempurna dalam Tuhan Yesus Kristus.
Inilah ungkapan puji dan syukur para rasul kepada Tuhan: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” (Kis 4: 24-30).
Kita semua sedang mengalami pandemi akibat covid-19. Saudari dan saudara kita di NTT yanjg menjadi korban banjir masih berada di pengungsian. Tentu mereka sangat menderita meskipun mendapat bala bantuan dari banyak orang. Saudari dan saudara di Malang dan sekitarnya yang mengalami gempa bumi beberap hari terakhir. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk bersyukur di tengah masa pandemi ini. Namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Hanya Dialah yang sanggup menjamah dan menyembuhkan kita. Sebab itu kita perlu lahir kembali, bertobat, memulai hidup baru. Kita menang bersama Kristus bahkan lebih dari pemenang karena Kristus memenangkannya bagi kita.
Apakah pada hari ini anda sudah bersyukur? Apakah anda sadar dan bersyukur atas nafas yang Tuhan berikan kepadamu? Apakah anda bersyukur karena perhatian khusus dari orang yang tidak anda harapkan hari ini. Tuhan sungguh baik dan sangat baik bagimu, bagi saya dan kita semua. Tuhan memberkati kita semua.
P. John Laba, SDB