Renungan 15 Desember 2011

Yes 54:1-10; Mzm 30:2.4-6.11-12a.13b;Luk 7:24-30

Tak ada seorang pun yang melebihi Yohanes

Ada sebuah pertanyaan menarik di dalam Injil yakni pertanyaan Yohanes melalui dua muridnya kepada Yesus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain? (Luk 7:19-20). Pertanyaan Yohanes ini bernuansa meragukan Yesus sebagai Mesias yang dinanti-nantikan. Ada satu alasan yang mendukung pertanyaan Yohanes ini yakni karena orang-orang Yahudi masih percaya bahwa Elialah yang akan datang mendahului Mesias (Mal 4:5).

Injil hari ini menunjukkan kesaksian Yesus tentang Yohanes Pembaptis. Bagi Yesus, kebesaran Yohanes terletak pada perannya sebagai pribadi yang menyiapkan jalan bagi diriNya sebagai Mesias. Pertanyaan-pertanyaan retoris tentang kekuasaan, harta dan martabat sebagai nabi dilontarkan oleh Yesus: “Untuk apa kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan kian kemari? Atau untuk apa kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah tempatnya di istana raja. Jadi untuk apa kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.” Yesus juga memuji Yohanes dengan berkata: “Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari Yohanes, namun yang terkecil di dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya.”

Dengan mempertimbangkan pandangan Yesus ini maka para pendengar termasuk para pemungut cukai mengakui kebenaran Allah dan memohon untuk dibaptis oleh Yohanes. Sedangkan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat menolak kebenaran Allah sehingga mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes. Situasi ini sebenarnya terdapat juga dalam dunia Perjanjian Lama. Yesaya memberi kesaksian tentang Allah yang mengasihi umatNya meskipun mereka sering berdosa. Ia tak henti-hentinya mengingatkan mereka untuk hidup layak di hadiratNya: “Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu”.

Kebesaran Yohanes Pembaptis adalah kerendahan hati dan kesederhanaan hidupnya melalui hidup bermatiraga. Dia menyadari bahwa dirinya hanyalah pribadi yang menyiapkan jalan bagi Mesias. Seruan tobat dan pembaptisan dengan air merupakan sarana yang untuk menyiapkan pribadi-pribadi  menyambut kedatangann Tuhan. Dia juga membiarkan nama Yesus semakin besar dan dirinya semakin kecil Jadi perannya adalah membawa sesama kepada Kristus.

Spirit Yohanes ini yang mestinya kita bangun di dalam kehidupan kita setiap hari. Kita hanya para pelayan atau hamba yang bekerja untuk kemuliaan nama Tuhan. Dengan kata lain semua karya dan pelayanan kita hendaknya membuat nama Tuhan semakin dikenal dan dimuliakan. Tugas kita yang sebenarnya adalah membawa semua orang kepada Kristus dan bukan kepada diri kita sendiri. Mari berbenah diri! Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply