Harga sebuah nostalgia

Harga sebuah nostalgia


Semalam saya chating fb-an dengan seorang mantan siswa SMPK St. Aloysius Weetebula, Sumba Barat Daya tahun 2004. Selama chating dia berpikir bahwa saya adalah teman kelasnya doeloe yang namanya juga John. Jadi dialognya yah menggunakan bahasa setingkat dia sebagai anak muda. Saya juga menduga bahwa dia belum tahu dengan siapa ia chating. Pertanyaan dia yang terakhir kepada saya adalah: “Apakah kamu udah kerja?” “Sudah dong, sudah lama” jawabku. “Kerja di mana?” dia bertanya. “Masa, Tanya saya kerja di mana. Kamu sendiri udah merasakan pekerjaan saya.” jawabku. “Mungkin dia penasaran dan dia mengecek identiasku. Kemudian dia menulis, “ Pater John, maaf. Dari tadi saya pikir teman saya yang namanya John. Maaf kan saya Pater! Saya tetap mengingat saat-saat kita belajar Fisika dan praktikumnya. Pater, Guruku yang baik!” Wah, aku tertawa dan menulis, “Tidak apa-apa. Setiap orang dapat membuat kekeliruan untuk menjadi dewasa.”

Sebuah pengalamanku yang sederhana. Saya lalu mengingat kembali suka dan duka mengajar mata pelajaran Fisika kepada mereka. Pagi dan sore mendampingi mereka dan menikmati Fisika sebagai mata pelajaran yang asyik. Pertemanan yang dibangun di atas dasar pelajaran Fisika ternyata mujarab. Beberapa di antara para siswa asuhanku yang akhirnya menjadi guru Fisika juga berkomentar bahwa menjadi pastor ternyata bukan hanya tahu membuat misa dan homily tetapi harus mengetahui juga ilmu-ilmu yang lain.

Memang relasi antar pribadi tidak hanya terletak pada berapa banyak hal yang diajarkan atau disampaikan, berapa banyak perbuatan yang dilakukan. Semuanya itu akan dilupakan.  Yang tetap mereka ingat adalah bagaimana membuat mereka merasa bertumbuh sebagai manusia. Saya teringat kata-kata Maya Angelou ini:

“I’ve learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.”


Jangan berhenti berbuat baik. Jangan lelah berjuang untuk membuat setiap pribadi bertumbuh sebagai pribadi yang tahu bersyukur. Tugas kita adalah MPH alias “to Make People Happy!” Ternyata nostalgia itu berharga.

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply