Renungan 8 Januari 2013

Hari Selasa, Penampakan Tuhan
1Yoh 4:7-10
Mzm 72:1-2,3-4ab,7-8
Mrk 6:34-44

The Power of Love!

Fr. JohnTentu saja ini bukan judul lagu yang didendangkan Celine Dion lebih dari sepuluh tahun silam. Tetapi saya mau mengatakan setuju karena cinta kasih itu memang memiliki power yang luar biasa. Adalah Barbara de Angelis. Ia adalah seorang pakar pengembangan diri secara jasmani dan rohani. Ia banyak dipanggil sebagai pembicara tentang bagaimana mengembangkan diri. Ia juga sebagai menulis buku tentang pengembangan diri.

Tentang cinta, Barbara de Angelis pernah berkata, “Cinta adalah dorongan yang lebih kuat dari apapun. Cinta itu tidak dapat dilihat dan diukur, tetapi cukup untuk mengubah anda dalam sekejap dan menawarkan kepada anda banyak kebahagiaan dari pada benda apapun yang mungkin dapat anda miliki.”  Memang hidup ini menjadi semakin indah dan bermakna kalau ada cinta, meskipun cinta itu sendiri tidak kelihatan. Cinta terhadap pekerjaan membuat orang maunya berlama-lama di depan komputer atau di tempat kerja. Cinta terhadap keluarga membuat orang terdorong untuk menghasilkan dan memberi yang terbaik bagi keluarga. Cinta terhadap pelayanan membuat kita dapat memberi lebih dari yang kita minta. Cinta kepada Tuhan membuat kita rela memberi apa saja yang kita miliki untuk menyenangkan hatiNya. Singkatnya, cinta itu membuat kita bahagia dalam bekerja dan melayani lebih dari yang kita bayangkan.

Yohanes dalam bacaan pertama hari ini, mengatakan, “Saudara-saudara terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah. Setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah sebab Allah adalah kasih”. Yohanes melihat bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan dan kasih. Allah yang memberi hidup maka Dia juga yang memberi kasihNya kepada manusia. Maka siapakah Allah itu? Yohanes memberi jawaban yang sempurna: “Allah adalah kasih”. Segala-galanya bersumber pada Allah. Dengan kata lain Allah adalah pokok kehidupan. Cinta kasihNya yang lebih besar adalah ketika Ia mengutus PuteraNya ke dunia supaya di dalam Dia kita dapat hidup.

Kita ingat apa yang Yesus katakan kepada Nikodemus. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak dapat binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Ini adalah tanda nyata kasih Allah di tengah umat manusia. Kadang-kadang dengan nada keegoisan, kita berpikir bahwa kita yang lebih dahulu mengasihi Allah. Justru Tuhan Allah yang pertama mengasihi kita.

Cinta kasih sempurna memang memiliki daya yang luar biasa. Cinta kasih akan menembusi segala tembok yang dapat memisahkan setiap manusia. Yesus sedang berkeliling di sekitar danau Galilea bersama para MuridNya. Ia mengajar dan melakukan karya besar di tengah umat yang hidup dalam kegelapan. Mereka yang hidup dalam kegelapan itu datang kepadaNya untuk mendengar dan disembuhkanNya.

Penginjil Markus dalam bacaan Injil, memberi kesaksian bahwa Yesus tergerak hatiNya oleh belas kasihan karena Ia melihat mereka seperti domba tanpa gembala. Mereka tidak hanya dikenyangkan dengan Sabda tetapi juga dengan makanan yang akan dibagikan para murid berupa roti dan ikan. Setelah mendoakan doa berkat maka Ia menyuruh para muridNya untuk mengingatkan orang-orang supaya mereka duduk berkelompok. Satu kelompok berjumlah 50 orang, yang sempat terhitung adalah 5000 orang laki-laki, para wanita dan anak-anak tidak di hitung. Sisa roti dan ikan adalah 12 bakul penuh. Rahasia berbagi adalah semua orang menjadi puas!

Kisah Injil hari ini memang menarik perhatian kita untuk beberapa hal:

Pertama, Yesus memiliki rasa kasih yang besar bagi umat manusia. Cinta kasih itu menjadi nyata dalam perbuatan-perbuatan baik di rumah dan di mana saja kita berada di sana. Kedua, Yesus peduli  dengan manusia. Dia adalah kasih karena kasih berasal dari Tuhan Allah sendiri. Tanda kepedulianNya adalah pengorbanan diriNya sampai tuntas untuk penebusan umat manusia. Ketiga, Ekaristi menjadi hidup. Yesus menyiapkan orang-orang dengan pengajaran dan pewartaan tentang Kerajaan Sorga. Setelah selesai menerima pengajaranNya, mereka berekaristi atau perjamuan syukur bersama dengan roti dan ikan yang didoakan dan diberkati Yesus. Keempat, saling berbagi dalam Tuhan itu penting. Roti dan ikan dibagikan dan semua orang juga saling berbagi, sama-sama kenyang dan memuliakan Tuhan. Bayangkan kalau tidak ada semangat berbagi maka masyarakat kita akan chaos atau kacau balau.

Semua yang digambarkan dalam hanya mau mempertegas bahwa Allah yang kita imani ini adalah kasih. Dari dalam diriNya ada kehidupan. Apakah anda tinggal di dalam kasih Tuhan dan saling berbagi kasih dengan sesama? Cinta kasih memang memiliki power yang dapat mengubah siapa saja! Yes, the power of love!

Doa: Kami memuji Engkau ya Tuhan karena Engkau adalah Kasih. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply