Homili Pesta St. Bartolomeus – 2013

St. Bartolomeus, Rasul
Why 21:9b-14
Mzm 145: 10-11.12-13b.17-18
Yoh 1:45-51

Menjadi Pribadi Sejati Di Hadirat Tuhan
Pada hari ini bersama seluruh Gereja, kita merayakan Pesta St. Bartolomeus, Rasul. Nama Bartolomeus (bahasa Yunani: Βαρθολομαίος) berasal dari bahasa Aram bar-Tôlmay (תולמי-בר), berarti putra Tolmay. Di dalam Injil Yohanes, Bartolomeus dikenal dengan sapaan Natanael (diberi oleh Allah). Ia berasal dari kota Kana di provinsi Galilea, Israel Utara. Bagaimana ia dapat bertemu dengan Yesus? Di dalam Injil Yohanes (1:45-51), Natanael diperkenalkan sebagai sahabat Filipus. Filipus mengikuti Yesus sebagai salah seorang murid Yesus yang pertama. Setelah dipanggil Tuhan dengan seruan “Mari dan lihatlah”, Filipus mula-mula bertemu dengan Natanael dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa di dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazareth.” Natanael adalah seorang yang bersikap skeptik terhadap informasi Filipus mengenai Mesias dari Nazareth. Ia tanpa beban berkata kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:47). Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Mengapa Nathanael bertanya demikian? Nathanael adalah orang Kanaan di Galilea. Galilea sendiri merupakan salah satu pusat perdagangan maka tentunya lebih ramai dan maju dibandingkan Nazaret. Nazareth sendiri letaknya di gunung, tidak kelihatan dari Galilea. Hal inilah yang membuat Nathanael berpikir bahwa Nazareth itu kampungan, tidak ada sesuatu yang baik dari Nazareth. Maklumi, ia juga belum mengenal Yesus dari Nazareth secara pribadi.
Selanjutnya, apa yang terjadi? Ketika Filipus mengantar Natanael kepada Yesus, Ia memandangnya dengan kasih lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” Yesus sangat hebat dalam memikat hati orang yang di kasihiNya. Nathanael bukanlah seorang pemuda biasa-biasa saja. Ia duduk di bawah pohon ara, artinya ia sedang mencari kebijaksanaan di dalam Kitab Suci. Sesungguhnya Kebijaksanaan itu sendiri adalah Yesus Kristus.
Para pakar Kitab Suci yakin bahwa perkataan Yesus mengenai Natanael “di bawah pohon ara” merupakan istilah yang bermakna “mempelajari Taurat”. Dia menemukan figur Yesus di dalam Taurat. Itu sebabnya ia mengakui Yesus sebagai “Anak Allah” dan “Raja Israel”. Natanael muncul kembali di akhir Injil Yohanes yang dicatat bersama-sama sejumlah murid lain di pantai Danau Galilea setelah Kebangkitan Yesus di mana kemudian Yesus menampakkan diri kepada mereka. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Thomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Mereka kembali ke hidup lama mereka sebagai nelayan.

Penulis Kitab Wahyu dalam bacaan pertama mengisahkan bagaimana Yohanes dipanggil oleh Malaikat: “Mari ke sini, Aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Malaikat juga menunjuk kepada Yohanes kota Yerusalem baru yang turun dari surga, dari Allah sendiri dengan segala kemegahannya. Temboknya besar dan tinggi, ada duabelas pintu gerbangnya.Di pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di antaranya tertulis kedua belas suku Israel. Ada juga dua belas batu dasar dimana tertulis juga nama dua belas rasul Anak Domba. Memang haruslah diakui bahwa di dalam diri para rasul, Tuhan memberi dasar yang kokoh supaya Gereja dapat menjadi lambang abadi yang menampakkan kehadiran Tuhan sendiri di atas dunia ini. Dasar-dasar Yerusalem baru adalah kedua belas rasul, di mana Yesus juga mendirikan Gereja di atas mereka.


Sabda Tuhan pada hari ini memberi semangat kepada kita untuk tetap berani dalam mewartakan Injil. Para murid pertama ketika bertemu dengan Yesus, mereka kemudian menjadi misionaris. Banyak kesulitan tentu akan dialami oleh para misionaris. Banyak di antara mereka akan menjadi martir karena cinta kepada Kristus. Kita semua dipanggil untuk menghayati hidup menurut Injil Yesus Kristus. Para rasul adalah model-model yang tepat untuk menghayati iman dan kepercayaan. Mereka laksana batu-batu yang menyokong Gereja, demikian para rasul juga menyokong Gereja Kristus.

Doa: Tuhan, kami bersyukur senantiasa karena Engkau memanggil dan memilih para rasul menjadi dasar bagi gerejaMu. Pada hari ini kami merayakan Pesta St. Bartolomeus. Semoga iman dan kekudusannya melingkupi kami untuk berjalan menuju kekudusan. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply