Homili Hari Minggu Biasa XXXIII/C – 2013

Hari Minggu Biasa XXXIII

Mal: 4:1-2a

Mzm: 98:5-6,7-8,9a,9bc;

2Tes: 3:7-12;

Luk: 21:5-19

 

Bertahanlah supaya menang!

imagePada hari ini kita memasuki Hari Minggu Biasa ke-XXXIII tahun C. Sabda Tuhan pada hari Minggu ini mengorientasikan kita untuk memahami makna dari akhir zaman. Apa yang orang pikirkan tentang akhir zaman? Orang tentu berpikir tentang akhir dunia. Orang mengira bahwa dunia ini akan hancur dan semua makhluk akan punah. Situasi chaos dan menakutkan ini diramal oleh banyak orang dari berbagai suku. Orang-orang yang mengaku beriman saja ikut terpancing untuk percaya pada akhir zaman atau hari kiamat. Kita ingat pada akhir tahun 2012 yang lalu. Dunia heboh karena ada ramalan suku Maya yang mengatakan bahwa tanggal 23 Desember 2012 dunia akan khiamat. Bagi kita, akhir zaman juga selalu dikaitkan dengan saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua sebagaimana diakui dalam rumusan Credo: “Ia (Yesus) akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati”. Kedatangan Kristus yang mulia ini lebih memberikan harapan yang besar bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Ada kerinduan yang besar dan harapan yang kokoh untuk bertemu dengan Yesus  dan tinggal bersama dengan Dia selama-lamanya.

Penginjil Lukas, dalam kutipan Injil pada hari Minggu ini melaporkan bahwa ada orang-orang yang menganggumi keindahan Bait Allah di Yerusalem karena dihiasi oleh batu-batu yang  indah dan aneka bahan persembahan.  Karena kekaguman lahiria itu, Yesus menasihati mereka bahwa akan datang saat yang tepat di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Semua akan diruntukan (Luk 21: 5-6). Semua akan hilang. Orang-orang terpesona pada tampilan fisik Bait Allah saja dan berhenti di situ. Yesus justru mengingatkan mereka supaya menyadari bahwa pada suatu saat, bait Allah buatan tangan  manusia akan diruntuhkan. Perkataan Yesus ini terbukti ketika pada tahun 70M Yerusalem dihancurkan oleh orang-orang Romawi. Perkataan Yesus ini mengisyaratkan pada Tubuh kita sebagai bait Allah yang hidup di mana pada suatu saat kita juga akan mati. Tubuh kita akan diubah menjadi serupa dengan Tubuh mulia Yesus sendiri.

Mendengar perkataan Yesus tentang hancurnya Bait Allah ini, para murid terpancing untuk bertanya kepada Yesus, kapan terjadinya dan apa tanda yang membuat mereka mengertinya. Yesus tidak menjawab pertanyaan para muridNya. Ia hanya memberikan kiat untuk menyambut saat terjadinya akhir zaman. Pertama, sikap waspada. Ia berkata: “Waspadalah supaya kamu jangan disesatkan” terutama dengan hadirnya nabi-nabi palsu yang mengaku diri sebagai Yesus. Kedua, situasi chaos yang akan terjadi di mana-mana untuk mendahului akhir zaman. Misalya peperangan, pemberontakan, perlawanan, gempa bumi, penyakit sampar, kelaparan, dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Ketiga, pengalaman penderitaan yang akan dialami oleh para murid Kristus. Misalya, penangkapan, penganiayaan, penjara dan di hadapkan kepada penguasa untuk diadili. Keempat, para murid akan diserahkan oleh orang tua dan saudara-saudari bahkan ada yang dibunuh, dibenci karena nama Yesus.

Keempat hal ini memang berat dan menakutkan. Namun demikian, Yesus juga berjanji untuk tetap menyertai mereka dengan pembelaan tertentu. Bagaimana cara Yesus membela para muridNya? Yesus akan memberikan kata-kata  hikmat yang melumpuhkan para lawan terutama dalam hal mempertanggungjawabkan iman.  Ini adalah pembelaan yang tidak lain adalah kesaksian iman para muridNya dna diharapkan mereka teguh dalam kesaksian. Yesus bahkan mengatakan bahwa tak sehelai rambut di kepala yang akan hilang. Ini boleh dikatakan sebagai janji hidup kekal oleh Yesus bagi para muridNya. Oleh karena itu kalau seorang murid dapat bertahan dalam derita maka ia akan memperoleh hidup.

Perikop injil ini memang sangat menantang, syarat dengan penderitaan dan membutuhkan kemartiran. Mengikuti Kristus memang bukan hal yang gampang. Orang harus menyerupai Yesus yang berani menderita, memikul salib hari demi hari, siap untuk mati demi iman dan cinta kepada Kristus. Banyak orang bertanya tentang kapan akan terjadi akhir zaman. Ini adalah pertanyaan orang yang tidak beriman. Pertanyaan yang benar adalah bagaimana kita sebagai orang beriman menyambut akhir zaman karena tanda-tandanya sudah jelas disampaikan oleh Yesus. Nah, ketahanan iman akan membawa orang kepada keselamatan kekal.

Permenungan tentang hari kiamat juga sudah dinubuatkan Maleakhi dalam Bacaan pertama dari Kitab Perjanjian Lama. Inilah nubuat nya: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang”. Gambaran akhir zaman ini memang menakutkan kita semua karena digambarkan sebagai hari yang menyala seperti perapian di mana semua orang fasik akan dilenyapkan seperti jerami. Sebaliknya, orang-orang yang takut akan Tuhan akan memperoleh sukacita abadi di surga.

St. Paulus dalam bacaan kedua membantu kita semua untuk menyiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan pada akhir zaman dengan tekun bekerja dan setia melayani. Ada orang yang tidak tertib di dalam hidup dengan pola hidup gampang dan malas. Paulus menasihati supaya mereka giat bekerja dalam melayani Tuhan dan sesama. Ketekunan dalam bekerja merupakan bentuk perbuatan baik bagi sesama. Ini adalah kemartiran atau kesaksian hidup sebagai orang yang percaya. Tentu saja hal ini juga mengandaikan adanya pengurbanan diri yang besar supaya sesama menjadi bahagia.

Sabda Tuhan pada hari Minggu ini memfokuskan kita pada pribadi Kristus sendiri. Dialah Raja agung yang mengorbankan diriNya bagi kita. Dia mengasihi kita sampai tuntas supaya memperoleh hidup kekal. Dengan memandang Yesus kita dapat belajar untuk menderita dan berkorban bagi sesama yang lain. Dengan kata lain, menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk menderita bagi Tuhan dan sesama. Saudara-saudari, bertahanlah supaya anda memenangkan hidup kekal.

Doa: Tuhan, Engkau telah menderita bagi kami. Semoga kami juga menerima pengalaman-pengalamanMu sehingga dapat mengantar kami kepada keselamatan kekal. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply