Homili Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam/C – 2013

Hari Minggu Biasa XXXIV/C

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

2Sam 5:1-3

Mzm 122:1-2.4-5

Kol 1:12-20

Luk 23:35-43

 

Ingatlah akan daku, ya Rajaku!

 

imageHari Minggu Biasa ke-XXXIV biasa juga disebut Hari Raya Yesus Kristus sebagai Raja semesta alam. Perayaan ini menutup tahun liturgi kita, tahun C. Minggu depan kita akan memulai tahun baru liturgi, tahun A. Sabda Tuhan sepanjang tahun liturgi ini mengarahkan kita kepada pribadi Yesus sendiri sebagai Raja semesta alam. Perayaan ini juga mengingatkan kita pada apa yang dikatakan St Paulus, “Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada  di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp 2: 9-11). Penginjil Lukas menggambarkan Yesus datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya (Luk 21:27). Allah Bapa sendiri sudah memberikan kepadaNya segala kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Allah berikan kepadaNya sebagai Anak (Yoh 17:2).

Sebagaimana dikatakan oleh Yesus dalam amanat malam perjamuan terakhir bahwa segala kuasa sudah diberikan Bapa kepadaNya, maka Yesus memiliki kuasa kepada seluruh alam semesta. Di dalam kisah penciptaan, kita memiliki gambaran yang jelas bahwa Allah menciptakan semua baik adanya. Semuanya baik karena Allah yang menciptakan juga mahabaik. Segala ciptaan yang baik adanya itu diberikan kepada Yesus sang Putera untuk ditebus, dikuduskan sehingga menjadi layak di hadirat Bapa. Ketika Paus Pius XII dipilih dan dilantik, orang menyanyikan sebuah himne yang hingga kini masih dikenal: “Christus vincit, Christus regnat, Christus imperat” (Kristus sang pemenang, Kristus sang Raja dan Kristuslah yang memerintah dunia). Himne ini juga menegaskan kuasa Yesus sebagai raja bagi alam semesta.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada perayaan Hari Raya Kristus Raja semesta alam ini membantu kita untuk memahami identitas Yesus sebagai raja. Penginjil Lukas menggambarkan Yesus sebagai raja bukan seperti gambaran manusiawi kita tentang seorang raja manusiawi. Seorang raja yang wafat di kayu salib tanpa busana! Sambil berada di atas kayu salib para pemimpin Yahudi mengejekNya supaya Ia dapat menyelamatkan diriNya. Para prajurit Romawi mengolok-olok Dia sambil memberi anggur asam kepadaNya. Mereka juga mengatakan bahwa jika Yesus Raja orang Yahudi maka Ia seharusnya menyelamatkan diriNya. Mereka bahkan meletakkan tulisan di atas kepalaNya: “Inilah Raja orang Yahudi”. Yesus Raja kita tidak hanya diolok oleh para pemimpin agama Yahudi dan prajurit-prajurit Romawi. Salah seorang penjahat yang ikut disalibkan juga masih menghujat Yesus. Tetapi ada juga penjahat lain yang sadar diri sehingga bertobat di hadapan Yesus. Kepadanya diberikan hidup kekal di dalam Firdaus.

Kisah sengsara Yesus ini mau mengatakan kepada kita bahwa sengsara orang benar akan membawa keselamatan bagi orang lain. Yesus adalah orang benar. Dia menjadi raja karena menderita untuk keselamatan orang lain. Sengsara Yesus mencapai puncaknya dalam adegan penyaliban. Ini adalah hukuman mati yang hanya berlaku bagi orang jahat bukan orang benar. Ia menjalani hukuman mati laksana seorang penjahat di tengah orang-orang yang jahat. Ia diejek, diolok dan dihujat oleh orang-orang penting seperti pemimpin agama, prajurit dan penjahat yang sedang mendapat hukuman. Yesus adalah orang benar yang menderita untuk keselamatan orang lain maka untuk itulah Dia menjadi raja semesta alam. Orang yang merasakan jamahan Tuhan akan mendapat pengampunan dan penebusan yang berlimpah.

Konsep Yesus sebagai raja kita pahami sebagai Dia sebagai orang benar yang menderita untuk kebahagiaan kekal orang yang percaya kepadaNya. Di dalam bacaan pertama, kita mendengar kisah pengangkatan nenek moyang Yesus sebagai raja yakni Daud. Ketika ia masih berada di Hebron, segala suku Israel datang kepadanya dan mengatakan bahwa mereka adalah darah daging Daud. Ia dikenal sebagai figur yang melakukan perlawanan terhadap Saul. Tuhan juga menghendaki agar ia menjadi gembala bagi Israel dan sekaligus menjadi raja atas Israel. Daud diurapi sebagai raja Israel bukan karena hebat dan kuatnya tetapi semata-mata karena kasih Allah melimpah di dalam dirinya. Ia hanyalah seorang gembala yang sederhana tetapi ia sudah berhasil menjadi gembala sehingga dipercayakan Tuhan untuk memimpin kawanan manusia. Raja Israel adalah seorang gembala dan kuasanya berasal dari Allah. Andaikan setiap orang menyadarinya maka leadership yang kita rasakan adalah sifat sebagai gembala yang baik, yang mengenal domba-domba bukan yang menindas domba-dombanya.

Dengan rahmat pembaptisan, Paulus meyakinkan kita dalam bacaan kedua bahwa kita semua patut bersyukur kepada Tuhan Allah Bapa karena Ia membuat kita layak mendapat bagian dalam apa yang telah ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan terang. Allah sendiri yang berkuasa untuk melepaskan kita dari kuasa kegelapan untuk masuk ke dalam kerajaan Yesus PuteraNya. Masuk ke dalam Kerajan Yesus Putera berarti bertobat, sikap terbuka kepada penebusan yang berlimpah dari Kristus. Kristus oleh Paulus, adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dialah yang sulung dari segala ciptaan. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Dia. Allah juga mendamaikan diriNya dengan segala ciptaan melalui darah salib Kristus PuteraNya.

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan tipe seorang raja dalam hidup rohani kita. Dialah Yesus orang benar, yang memiliki mahkota duri sebagai topi kebanggaan, Salib kayu yang kasar sebagai tahktaNya dan Ia juga tidak memiliki pakaian seragam yang mewah dan mahal. Dia tidak punya mobil mewah atau pesawat pribadi tetapi kaki kosong yang berkeliling dan berbuat baik. Dia justru wafat tanpa busana di atas kayu salib laksana orang miskin dan melarat. Yesus adalah seorang raja yang senantiasa berbeda. Dialah gembala yang baik dan menderita bagi banyak orang. Mari kita semua bertumbuh sebagai orang benar di hadirat Tuhan seperti Yesus Tuhan dan raja kita.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, ingatlah aku ketika Engkau kembali sebagai Raja. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply