Homili 11 Maret 2014

Hari Selasa, Pekan Prapaskah I

Yes 55:10-11

Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19

Mat 6:7-15

 

The Power of Logos

 

Fr. JohnSaya menemukan sebuah tulisan tangan seorang sahabat berjudul: “The Power of Logos”. Pada mulanya saya bingung dengan tulisan ini terutama hadirnya kata Logos. Ternyata maksudnya baik karena ia sedang menulis tentang kuasa Sabda Tuhan (Logos artinya Sabda atau Firman). Ia menceritakan pengalaman pribadi khususnya pertobatannya karena kuasa Sabda Tuhan yang dibacanya hari demi hari. Baginya salah satu titik kelemahan di dalam hidupnya adalah hampir setiap hari ia mengalami pencobaan dalam pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian. Pada suatu kesempatan ia membaca Injil. Kata pertama yang ia temukan adalah: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” (Mat 6:13). Sejak saat itu ia percaya bahwa Tuhan pasti akan membantunya keluar dari aneka pencobaan yang selalu menjerumuskannya ke dalam dosa. Ia percaya bahwa setiap kata di dalam Kitab Suci memiliki kekuatan untuk mengubah hidupnya. Itulah awal persahabatannya dengan Kitab Suci.

Masing-masing orang memiliki pengalaman yang unik tentang Sabda Tuhan. Kita tidak bisa menyangkal pengalaman sahabat di atas karena Tuhan juga selalu menyapa dan menerangi hidup kita melalui SabdaNya. Sang Pemazmur berdoa: “FirmaMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Kita juga percaya pada Yesus, sang Logos yang menjelma menjadi manusia dan tinggal bersama kita (Yoh 1:14). Kita harus bersyukur kepada Tuhan lewat doa-doa dan pujian yang terus menerus karena Sang Sabda yakni Yesus Kristus PuteraNya rela menderita, sengsara dan wafat bagi kita. Yesus adalah Sabda Hidup!

Pada hari ini nabi Yesaya menyebutkan sisi lain dari Sabda atau Firman Tuhan. Firman Tuhan itu diberikan kepada manusia dan diharapkan supaya Firman itu dapat hidup dan berkembang. Firman itu dapat menjadi benih kehidupan atau benih Kerajaan Allah. Lebih jelas Tuhan berfirman melalui Yesaya: “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes 55:10-11).

Perhatikanlah The Power of Logos. Logos atau Firman itu laksana hujan dan salju yang turun ke bumi dan tidak akan kembali ke langit (shekina Tuhan) tetapi mengairi, menyuburkan, menumbuhkan benih. Hal yang sama terjadi pada Firman Tuhan ketika diberikan kepada manusia tidak kembali begitu saja kepada Tuhan. Firman itu justru mengubah hidup manusia karena kuasa Tuhan sendiri. Kita percaya bahwa Logos adalah Yesus Kristus yang telah diutus Bapa. Setiap perkataan dan pekerjaan Yesus sungguh-sungguh mengubah hidup manusia.

Selama masa prapaskah ini, Tuhan mengingatkan kita untuk bersahabat lebih dalam denganNya melalui mendengar, membaca, merenungkan dan melakukan Sabda Tuhan. Masa Prapaskah menjadi masa di mana kita bersahabat dengan Sabda Tuhan dan dari Sabda itu kita diubah menjadi baru. Itu sebabnya, partisipasi umat dalam pertemuan di kombas atau lingkungan perlu terus menerus digalakan. Di dalam pertemuan-pertemuan seperti itu, kita tidak hanya berbagi barang-barang duniawi tetapi kita berbagi Sabda yang punya kekuatan mengubah hidup kita.

Tuhan Yesus di dalam bacaan Injil bertindak sebagai Rabbi yang mengajar para muridNya untuk berdoa. Ia mengingatkan para muridNya supaya menyadari bahwa berdoa itu berarti mengarahkan hati dan pikiran secara total kepada Tuhan. Dengan sikap bathin seperti ini orang tidak akan berdoa bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah. Ketika mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan, kita percaya bahwa Ia pasti mengetahui segalanya dan mendengarkan doa-doa kita.

Supaya para murid lebih diteguhkan maka Ia mengajar doa Bapa Kami kepada para muridNya. Yesus sedang berdoa bersama para murid dengan menyapa satu Bapa yang sama. Di dalam doa Bapa kami ini ada tujuh intensi untuk mempersatukan kita dengan Tuhan dan sesama. Ada tiga intensi yang menyatukan kita dengan Tuhan yang kita sapat sebagai Bapa di dalam Surga yakni: Dikuduskanlah namaMu, Datanglah KerajaanMu dan jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga. Di samping tiga intensi yang mepersatukan kita dengan Tuhan, ada juga empat intensi untuk kebutuhan pribadi dan sesama yakni: Berilah kami hari ini makanan kami yang secukupnya, ampunilah kami atas segala kesalahan kami seperti kami juga mengampuni yang bersalah kepada kami, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan dan lepaskanlah kami dari yang jahat. Ketujuh intensi dalam doa Bapa Kami ini selalu diucapkan setiap hari.

Sabda Tuhan yang kita dengar dan baca bersama-sama dan juga doa pujian dan syukur kepada Tuhan membantu kita sepanjang masa prapaskah ini untuk menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Mari kita rajin membaca Kitab Suci dan berdoa kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan pikiran.

Doa: Tuhan, kami bersyukur kepadaMu karena melalui SabdaMu, Engkau mengubah hidup kami menjadi baru. Ajarilah kami untuk selalu mengarahkan hati dan pikiran kami kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply